Ada Dugaan Ditutupi, Kasus Corona di Indonesia Diperkirakan Capai 44.650 Orang
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Mar 2020Ilustrasi pasien corona - Image from mnctrijaya.com
Pemerintah menutupi jumlah kasus Corona?
Yang diperkirakan 44.650 orang sudah terjangkit
Pakar kesehatan menyebutkan bahwa Indonesia hanya melaporkan 2% kasusnya saja. Sehingga dianggap menutupi jumlah pasien positif Covid-19 yang sebenarnya. Selain itu mereka menganggap Indonesia memiliki peluang besar sama dengan kondisi di Wuhan dan Italia.
Apakah benar dugaan ini? Simak penjelasan berikut
Di awal-awal kemunculan virus Corona di Wuhan, masyarakat Indonesia masih bisa santai karena tidak ada kasus satupun di Indonesia.
Bahkan muncul beberapa meme yang menyebar di media sosial yang menyebut-nyebut Indonesia kebal corona.
Dengan berbagai alasan yang seakan dibuat-buat sendiri, seperti kekebalan orang Indonesia lebih kuat karena sering mengkonsumsi air mentah, bahan pengawet, dan lain-lain.
Alasan tersebut tidak berdasarkan pada fakta dan penelitian ilmiah, hanya sebagai bercandaan semata.
Namun nyatanya saat ini, Indonesia tidak bisa lagi santai atau menjadikan corona sebagai bahan bercandaan.
Dengan cara penularan yang sangat mudah dan cepat, membuat setiap orang sangat punya peluang tertular corona.
Baca juga : Peta COVID-19, Serta Kawasan Rawan Penyebaran Corona di Indonesia
Tak kalah menakutkan dengan peperangan melawan penjajah. Peperangan dengan makhluk kecil tak kasat mata seperti Corona pun juga sama mengerikannya.
Apalagi ketika melihat peningkatan jumlah pasien positif yang kian hari kian bertambah. Jumlah kematian juga terus bertambah bahkan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah orang yang berhasil sembuh.
Hal ini tentu saja membuat khawatir berbagai pihak, serta menimbulkan pertanyaan, apakah Indonesia siap dan mampu menghadapi pandemi ini?
Indonesia Hanya Laporkan 2% Kasus saja
Melihat perkembangan pandemi Corona di Indonesia, pakar kesehatan menyatakan, kenaikan jumlah pasien virus corona di Indonesia disebabkan karena lambannya respon dan gerak pemerintah.
Selain itu, pemerintah juga dinilai telah menutupi skala wabah virus corona yang ada di Indonesia. Hingga Kamis (26/3/2020), tercatat ada 893 kasus virus corona yang melanda Indonesia.
Namun, meskipun jumlah tersebut sudah terbilang cukup besar dan mengerikan. Pakar kesehatan menyebut jumlah tersebut dianggap mengecilkan skala infeksi.
Hal ini disebabkan minimnya jumlah tes yang terjadi di lapangan serta tingginya tingkat kematian.
Dilansir dari Reuters, sebuah studi terkait Pusat Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular yang berbasis di London, Inggris pada Senin (23/3/2020) menyebut, Indonesia hanya melaporkan 2% saja dari keseluruhan kasus infeksi virus Corona di negaranya.
Dengan begini, maka ada kemungkinan bahwa angka kasus virus corona di Indonesia saat ini bisa mencapai 44.650 orang. Jumlah ini bahkan jauh lebih banyak dibandingkan dengan Iran.
Bahkan pakar kesehatan juga memperlihatkan kemungkinan skenario terburuk, jumlah kasus virus corona bisa meningkat, hingga menyerang 5 juta orang di Jakarta pada akhir April mendatang.
Baca juga: Egois, Tenaga Medis Kekurangan APD, Warga Malah Gunakan untuk ke Pasar
Dalam sebuah perhitungan yang dilakukan oleh Dokter Indonesia yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Harvard, menyatakan jika mengambil tingkat kematian terendah di dunia, yakni sebanyak 3%. Indonesia bisa kehilangan sebanyak 7.500.000 orang yang meninggal karena Covid-19.
"Kita telah kehilangan kendali. Ini telah menyebar di mana-mana," kata pakar ekonomi kesehatan masyarakat Ascobat Gani.
“Mungkin kita akan mengikuti Wuhan atau Italia. Saya pikir kita berada dalam kisaran itu,” lanjutnya.
Penilaian tersebut berdasarkan pemahaman bahwa sistem kesehatan di Indonesia dinilai lebih buruk dibandingkan negara lainnya yang juga terdampak Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia hanya memiliki 321.544 tempat tidur rumah sakit. Dengan begini, maka dapat dikatakan ada sekitar 12 tempat tidur untuk per 10 ribu orang.
Jumlah tersebut sangat berbeda jauh dengan Korea Selatan yang memiliki 115 tempat tidur per 10 ribu orang, berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tak hanya dari segi tempat tidur, tahun 2017, WHO juga menemukan fakta terbatasnya jumlah tenaga medis Indonesia. Jika dihitung, Indonesia hanya memiliki empat dokter per 10 ribu orang.
Jumlah tenaga medis tersebut juga sangat berbeda jauh dengan Italia atau Korsel yang punya 10 kali lebih banyak dokter daripada Indonesia.
Pemerintah Membantah Simulasi Pakar
Sementara itu, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menentang pendapat bahwa Indonesia akan mengalami seperti apa yang ditunjukkan oleh hasil studi simulasi terkait pandemi corona ini.
"Kita tidak akan sampai seperti itu," kata Yuri.
"Yang penting adalah kita mengerahkan orang-orang. Mereka harus menjaga jarak," sambungnya.
Selain itu dirinya menambahkan pula, dengan langkah social distancing yang dilakukan secara optimal, tepat dan disiplin, Indonesia tidak memerlukan tempat tidur tambahan lagi.
Begitu pula terkait jumlah tenaga medis, sebab jika angka pasien tidak melonjak, staf medis Indonesia masih dinilai cukup untuk mengatasi pasien corona.
Kita Mampu Melewati Pandemi, Jika...
Bagi kita yang hanyalah masyarakat biasa dan bukan pemangku jabatan, peran penting yang bisa kita lakukan adalah tetap diam di rumah bagi yang punya pilihan.
Senantiasa menjaga kebersihan diri dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan rajin memakai hand sanitizer apabila sedang beraktivitas di luar rumah.
Dan tak lupa menjaga kesehatan tubuh dengan olahraga yang teratur, makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Satu tindakan kecil hari ini, di tengah wabah corona, adalah hal yang sangat berharga.
Kita tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, keluarga, namun kita ikut andil dalam meringankan kerja tenaga medis dan keselamatan seluruh masyarakat Indonesia. Stay safe.