Kisah Pilu Wafatnya Para Dokter dalam Peperangan Melawan Corona 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 23 Mar 2020

Kisah Pilu Wafatnya Para Dokter dalam Peperangan Melawan Corona 

3 Dokter yang Meninggal dalam Penanganan COVID-19 - Image from www.tribunnews.com

Innalillahi wa inna illaihi rojiun 

Wafatnya 1 dokter bisa sebanding dengan wafatnya ratusan pasien. Bagaimana tidak? Peran dokter bagaikan ujung tombak dalam peperangan melawan covid-19. Keberadaan 1 dokter bisa menyelamatkan puluhan, ratusan bahkan ribuan nyawa pasien COVID-19. Semoga beliau mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. 

Inilah kisah pilu yang dialami dokter-dokter yang telah wafat tersebut. 

Kabar duka datang dari garda terdepan penanganan penyebaran virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Dokter-dokter terbaik meninggal dunia selama berperang melawan pandemi virus Corona ini. 

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 6 dokter yang telah meninggal dunia saat wabah penyebaran virus COVID-19.

Baca juga : 

Berikut daftar keenam dokter yang meninggal dunia dikutip dari akun Twitter @PBIDI, Minggu (22/3/2020):

1. dr. Hadio Ali SpS, IDI Cabang Jakarta Selatan
2. dr. Djoko Judodjoko, SpB, IDI Cabang Kota Bogor
3. dr. Laurentius P, SpKJ, IDI Cabang Jakarta Timur
4. dr. Adi Mirsaputra SpTHT, IDI Cabang Kota Bekasi
5. dr. Ucok Martin SpP, IDI Cabang Medan
6. dr. Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat

Kabar wafatnya ke-enam dokter tersebut beredar viral di media sosial, bahkan 3 dokter diantaranya disebut meninggal akibat tertular virus corona dari pasiennya pada Minggu 22 Maret 2020. 

Dua dokter di antara 3 yang terinfeksi corona tersebut sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan, sedangkan satu dokter lainnya dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.

Menanggapi viralnya informasi tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Mohammad Faqih membenarkan kabar duka itu. 

"Iya betul," kata dr Daeng Mohammad Faqih, saat dihubungi detikcom, Minggu (22/3/2020).

Sementara itu, Humas RSUP Persahabatan Eryuni Yanthi belum bisa memberikan informasi lebih lanjut soal informasi dua dokter yang wafat tersebut sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan.

"Iya nanti kami share di grup media ya. Nanti saja tunggu penjelasan Ibu Dirut. Nanti kami share ke media," katanya. 

Berikut kisah jejak perjuangan para dokter yang meninggal dunia akibat terpapar virus Corona dari pasien yang ditanganinya. 

1. dr. Djoko Judodjoko, SpB, IDI Cabang Kota Bogor

Pertama kisah tentang salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC), Jawa Barat, Djoko Judodjoko. 

Djoko meninggal diduga akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19) karena memang beliau menangani pasien virus Corona. 

Isu kabar meninggal Djoko mulanya tersebar secara berantai di grup Whatsapp, dalam pesan itu Djoko disebut meninggal karena terpapar COVID-19. Para dokter yang sering melakukan kontak dengan Djoko juga disebut sedang diisolasi di rumah sakit untuk di cek lebih lanjut apakah ikut terpapar atau tidak. 

Adik ipar Djoko, Pandu Riono, membenarkan kabar meninggalnya Djoko tersebut. Pandu mengatakan Djoko merupakan pasien suspect Corona. dr. Djoko meninggal pukul 11.15 WIB pada Sabtu (21/3) di RSPAD Gatot Soebroto.

"dr Djoko sudah... sudah dimakamkan kemarin sore di (TPU) Karet Bivak. Meninggalnya siang, dikuburkan sore," kata Pandu saat dihubungi, Minggu (22/3/2020).

Baca juga: Viral, 7 Potret Miris APD Dokter yang Menangani COVID-19

Pandu mengatakan bahwa Djoko meninggal karena telah terinfeksi Corona.

"Ya. Informasi itu juga sudah tersebar luas," tutur Pandu.

Pandu menjelaskan, sebelum meninggal, Djoko mengalami gejala seperti terinfeksi virus Corona, diantaranya ialah demam, batuk, serta sesak napas. Hingga akhirnya, beliau harus dirawat di rumah sakit di Bogor dan kemudian di rujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.

"Sorenya hari Rabu, kok dia merasa tiba-tiba nggak enak badan, batuk, sesak, demam gitu, terus kemudian dirawat di rumah sakit itu. Hari Kamis dia sudah diduga sebagai pasien Corona dan diambil swab-nya diperiksa di Jakarta swab-nya," katanya.

"Waktu itu udah mau dikirim ke rujukan, tapi penuh semua. Akhirnya baru Sabtu pagi dikirim ke rumah sakit RSPAD karena kan dia dokter militer." sambungnya.

Baca juga: Innalillahi, Enam Dokter Diduga Meninggal Karena Terpapar Virus Corona

2. dr. Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat

Sedangkan kabar duka lainnya datang dari wafatnya Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat.

PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Toni meninggal bukan disebabkan virus Corona. IDI menyampaikan dr Toni meninggal karena sakit jantung.

"Terkait postingan IDI perihal wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI selama situasi Pandemi Covid-19 ini, adalah benar dr Toni Daniel silitonga dalam wafatnya bukan disebabkan langsung Covid-19," kata Ketua Umum PB-IDI dr Daeng M Faqih seperti dikutip dalam postingan twitter resmi @PBIDI, Minggu (22/3/2020).

Menanggapi kabar duka tersebut, pemerintah menyampaikan dukacita dan belasungkawa yang mendalam untuk tenaga medis yang berpulang saat merawat pasien COVID-19.

"Saya awali bahwa pemerintah menyatakan keprihatinan yang mendalam dan duka sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban dari penyakit COVID-19," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers,  Minggu (22/3/2020).

Yuri mengatakan pemerintah menghargai dedikasi para tenaga kesehatan di semua lini dalam merawat pasien Corona. Terkait keselamatan tenaga medis, Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta para tenaga kesehatan diberikan perlindungan yang semaksimal mungkin.

"Saya ingin perlindungan maksimal pada para dokter, tenaga medis, dan jajaran di rumah sakit yang melayani pasien yang terinfeksi COVID-19," kata Jokowi dalam video yang disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, pada Kamis (19/3/2020).

"Pastikan alat pelindung diri, APD. Karena mereka berada di garis terdepan sehingga petugas kesehatan harus terlindung dan tidak terpapar oleh COVID-19," ujarnya. 

Jokowi menegaskan agar alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan disiapkan sebaik-baiknya. Sebab, mereka merupakan garda terdepan dalam penanganan virus Corona (COVID-19).

Jokowi juga menginstruksikan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memberikan insentif bagi tenaga kesehatan yang menangani virus Corona

3. Kabar Dokter lainnya

Selain itu, ada kabar duka yang disampaikan selebriti Raditya Dika yang juga terkenal sebagai seorang komedian. Dia mengungkap cerita salah seorang dokter yang meninggal terkait pandemi COVID-19.

Radit menyebutkan bahwa dokter tersebut adalah rekan seangkatan semasa SMA dan tengah bertugas saat diduga tertular virus corona dari pasiennya.

"Jam 4 pagi tadi salah satu teman seangkatan saya di SMU 70 dulu telah meninggal dunia karena COVID 19. Umurnya masih 34 tahun, orangnya baik dan pintar. Kebetulan teman saya adalah seorang dokter dan terpapar saat bertugas," tulis Raditya.

Setiap dari kita punya kesempatan untuk menyelamatkan para dokter dan tenaga medis lainnya yang sedang berjuang. Salah satunya adalah dengan taat terhadap aturan pemerintah. Satu hal yang penting adalah dengan menerapkan social distancing. 

Habiskan waktu Anda di rumah, dan hanya keluar jika penting serta mendesak. Sebaiknya jalan-jalan, kongkow, nongkrong di kafe, berkumpul dengan teman-teman di tahan dulu hingga wabah pandemi ini benar-benar usai. 

Ketaatan kita pada aturan social distancing berperan penting dalam meringankan beban para dokter. 

SHARE ARTIKEL