Peneliti Menemukan, Virus Corona Bisa Hidup di Air Selokan, Benarkah?
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Mar 2020Ilustrasi air selokan - Image from bangka.tribunnews.com
Peneliti ungkap, bahwa virus corona dapat hidup di selokan
Peneliti mengungkapkan juga asal virus corona tersebut. Serta memperingatkan kepada para pekerja yang berhubungan dengan air limbah agar berhati-hati dan menghindari kontak langsung dengan virus corona. Benarkah hal ini? Simak penjelasannya dibawah ini.
Perkembangan terbaru, virus corona tidak hanya ditemukan dalam tubuh hewan atau manusia, namun juga ditemukan di air selokan. Oleh sebab itu warga diminta untuk tidak berkontak langsung dengan air limbah.
Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan oleh Rijksinstituut voor Volksgezondheid en Milieu/RIVM (Lembaga Negara untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan.
Lebih jelasnya laporan tersebut memberikan pengakuan yang mengejutkan, yakni mengungkapkan penemuan virus corona di air selokan di Tilburg dan Amsterdam serta di instalasi pemurnian air di Loon op Zand.
Baca juga : Ada Dugaan Ditutupi, Kasus Corona di Indonesia Diperkirakan Capai 44.650 Orang
Virus tersebut diduga terkandung pada kotoran dari beberapa pasien Covid-19. Kemudian kotoran tersebut selanjutnya masuk selokan melalui toilet, demikian dikutip dari Algemeen Dagblad, Rabu 25 Maret 2020 WIB.
RIVM juga memperingatkan agar orang-orang yang pekerjaannya berkaitan dengan air limbah untuk berhati-hati dan menghindari berkontak langsung dengan air limbah.
“Orang-orang yang bekerja dengan air limbah harus menghindari kontak langsung, menelan dan menghirup uap air limbah tersebut. Ini artinya mereka harus memakai alat perlindungan diri sesuai dengan pekerjaannya,” tulis RIVM.
Menurut RIVM, mereka aman dari risiko penularan virus corona apabila mereka memakai alat perlindungan diri dan mematuhi pedoman kebersihan.
Sebelumnya, RIVM telah melakukan pemeriksaan air limbah di Schiphol pada 17 Februari 2020 lalu. Dalam dua pekan pertama, pihaknya tidak menemukan virus corona dari lokasi tersebut.
Namun pada tanggal 2, 9, dan 16 Maret ternyata ditemukan adanya COVID-19 dalam saluran tersebut.
“Itu dilakukan empat hari setelah orang pertama di Belanda dinyatakan positif uji virus corona baru,” demikian RIVM.
Pada tanggal 3, 10 dan 17 Maret pemeriksaan serupa juga dilakukan terhadap air limbah yang berada di Tilburg.
Hasilnya, mereka menemukan material genetik virus corona. Ini juga masih dalam periode sepekan setelah pasien pertama di Belanda dinyatakan positif tertular mulai 27/2.
Pada tanggal 3 dan 18 Maret air limbah di instalasi pemurnian air limbah di Kaatsheuvel tidak luput dari pemeriksaan. Instalasi tersebut antara lain memurnikan air limbah dari Loon op Zand, tempat tinggal pasien pertama di Belanda yang telah dilaporkan tertular Covid-19.
Baca juga: Hantavirus, Tak Dapat Menular Antar Manusia
Dalam monster yang diambil pada 3 Maret tidak ditemukan virus Corona namun pada monster yang diambil pada 18 Maret ditemukan material genetis dari virus Corona.
Sebelumnya dengan teknik yang sama, RIVM juga telah menemukan berbagai bakteri dan virus dalam air limbah diantaranya adalah virus Noro, bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik, dan virus campak.
Meski belum ada pendapat dan informasi resmi dari pemerintah Indonesia terkait penemuan ini. Kita bisa mengambil langkah dengan tetap menjaga kebersihan.
Sebisa mungkin menghindari berkontak langsung dengan air selokan. Dan rajin mencuci tangan dengan sabun.