Quraish Shihab: "Virus Corona bukan tentara Allah"
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 24 Mar 2020Quraish Shihab dan Najwa Shihab - Image from Twitter
Banyak orang beranggapan Virus Corona adalah tentara Allah.
Meski belum jelas kebenarannya, berita simpang siur virus corona adalah tentara Allah menjadi viral dan perbincangan banyak orang. Ahli tafsir Indonesia, Quraish Shihab tidak sependapat dengan hal tersebut.
Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa orang yang wafat karena Covid-19, diberikan ganjaran yang sama dengan orang yang mati syahid karena peperangan membela kebenaran.
Virus Corona Bukan Tentara Allah
Quraish Shihab, Ahli tafsir dan cendekiawan muslim Indonesia, tidak sependapat dengan orang-orang yang menyebut virus Corona merupakan tentara Allah.
Bulan Desember tahun lalu hingga awal tahun 2020, virus Corona masih menimpa wilayah Wuhan dan belum ke negara lainnya termasuk Indonesia, seorang ustadz terkenal menyebut bahwa Corona (Covid-19) adalah ‘tentara Allah’ yang ditugaskan untuk menyerang Cina karena mereka telah mengintimidasi muslim Uighur.
Pendapat ini banyak disetujui oleh jamaah ustadz tersebut dan terus berkembang di masyarakat. Bahkan ditulis dalam berbagai caption di instagram dan pesan berantai Whatsapp, yang merangkai sebuah doa yang menuliskan Virus Corona tentara Allah.
Baca juga :
- Bagaimana Hukum Memandikan Jenazah COVID-19?
- Haru, Anak Pasien COVID-19 Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Sang Ayah
- Kisah Pilu, Polisi Tegakkan Social Distance Malah Ditertawakan Warga
Alhasil banyak yang mempercayai bahwa virus corona adalah tentara Allah yang sedang diberi tugas oleh Allah SWT.
Namun saat virus ini masuk ke Indonesia, nampaknya pendapat tersebut sudah tidak lagi relevan, atau bahkan terkesan sembrono dan tidak berdasar.
Selain itu, pendapat ‘Corona tentara Allah’ ini ditentang oleh banyak ulama dan ahli. Salah satunya, ahli tafsir asal Indonesia, Quraish Shihab.
Dalam salah satu episode Shihab & Shihab, Quraish Shihab menjelaskan pandangannya terkait virus Corona. Ia juga tidak sependapat dengan orang yang menyebut virus ini adalah tentara Allah yang datang untuk menyiksa orang-orang yang tidak menjalankan syariat Islam.
Virus Corona juga Bukan Siksa Allah
“Abi tidak sependapat dengan orang yang berkata bahwa Corona adalah siksa Allah. Karena ini melanda dunia, mengenai orang-orang baik dan orang yang tidak berdosa, apakah mereka disiksa?” ujar Quraish.
Quraish lebih setuju dengan pendapat bahwa bencana ini merupakan ujian dan peringatan dari Allah untuk umat manusia yang selama ini angkuh dan merasa diri mampu melakukan semua hal.
Quraish juga mengutip surat al-Anfal ayat 25 yang menjelaskan bahwa bencana tidak hanya ditimpakan kepada orang-orang yang bermaksiat saja.
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya : Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
“Hati-hatilah datangnya suatu bencana, ujian yang bisa menimpa bukan hanya orang yang durhaka dan zalim di antara kamu, jadi ini bencana berupa ujian,” lanjutnya.
Mantan rektor IAIN Jakarta ini juga menyebutkan bahwa orang-orang yang wafat karena thaun, wabah yang melanda Arab pada masa Rasulullah, dinilai sebagai syahid, yakni syahid akhirah, syahid bukan karena perang, tetapi ganjarannya sama seperti orang yang meninggal di medan perang.
Hal ini sejalan dengan orang-orang tidak bersalah dan dekat kepada Allah yang wafat karena bencana ini akan mendapatkan nikmat dan ganjaran dari Allah SWT.
Ketentuan tersebut tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, sebagai berikut :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-tha’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914)
Berbeda halnya dengan orang yang mati syahid karena perang membela kebenaran, yang tidak dimandikan, dikafankan, dan dishalatkan.
Pasien COVID-19 yang meninggal, jenazahnya masih diurus dan diperlakukan seperti jenazah lainnya, meski ada beberapa aturan yang harus dipatuhi untuk mencegah penularan penyakit covid-19 kepada yang bertugas mengurus jenazah tersebut.
Quraish Shihab juga berpendapat bahwa dalam Al-Quran virus itu juga bisa dinamai dengan setan-setan, bukan justru ‘tentara Allah’.
“Karena itu, abi juga tidak sependapat dengan mereka yang menamai virus-virus itu sebagai tentara-tentara Allah,” tuturnya.
Beliau menyebutkan di Al Quran dan hadist-hadist nabi menemukan bahwa penyakit bisa disebabkan oleh setan. Sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran surat Shad ayat 41, juga dijelaskan bahwa Nabi Ayub yang sakit lama dikarenakan gangguan syaitan.
Baca juga: Ilmuwan Dunia Khawatirkan Indonesia dalam Tangani Wabah COVID-19
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”.
Selain ayat di atas, menurut Quraish Shihab, Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa thaun itu disebabkan oleh jin.
Ayat dan hadis di atas yang menjelaskan bahwa penyakit atau wabah berasal dari setan (jin) bisa dimaknai juga sebagai virus.
Karena virus dan setan atau jin adalah sama-sama tersembunyi dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang atau dinamakan kasat mata. Para ulama pun, menurut mantan menteri agama ini, memaknai setan dan jin dalam ayat dan hadis di atas ialah karena keduanya tersembunyi.
“Karena itu, kalau dia setan kita harus musuhi, kita harus hindari, dan kita harus perangi,” tutupnya.