7 Cara Sederhana Atur Keuangan Agar Tak Bocor di Tengah Pandemi

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 14 Apr 2020

7 Cara Sederhana Atur Keuangan Agar Tak Bocor di Tengah Pandemi

cara mengatur keuangan rumah tangga - Image from klubwanita.com

Keuangan bocor di masa pandemi? 

Pandemi tidak hanya membawa dampak pada aspek kesehatan dan gaya hidup. Pandemi juga berpengaruh pada ekonomi, termasuk ekonomi keluarga. 

Banyak harga kebutuhan yang naik ditambah lagi PHK terjadi dimana-mana, sehingga semakin mencekik pengeluaran. Oleh sebab itu, lakukan tips ini agar keuanganmu tetap sehat di masa pandemi. 

Berikut adalah 7 cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menjaga keuangan tetap sehat di tengah pandemi corona, yang memporak porandakan aspek ekonomi. 

1. Buat Daftar Pengeluaran 

Mulailah dengan membagi berbagai jenis pos pengeluaran Anda selama bulanan. Beberapa pos yang biasanya cukup penting adalah: 

  • Kebutuhan rumah: tagihan listrik dan air, PBB tahunan, dana darurat untuk memperbaiki bagian rumah yang rusak 
  • Kebutuhan rumah tangga: konsumsi
  • Tabungan dan dana darurat 
  • Asuransi Transportasi: biaya BBM atau biaya transportasi umum
  • Hiburan (jika memungkinkan) 

Baca juga : 5 Cara Jitu Agar Pernikahan Langgeng Seperti Rasulullah SAW

Di masa pandemi seperti ini baiknya Anda memprioritaskan pada budget kebutuhan pokok. Sedangkan untuk budget hiburan bisa Anda hilangkan sementara ini. 

Sebab saat ini, kita tidak tahu kapan pandemi akan berakhir. Sehingga sebaiknya berjaga-jaga seoptimal mungkin. Agar jangan sampai keuangan kita sekarat sebelum pandemi berakhir. 

Jika Anda ingin memberikan donasi, sangat diperbolehkan. Sebab zakat adalah bagian dari kewajiban kita dan untuk mensucikan harta kita. 

Namun, Anda harus tetap mengukur dengan kebutuhan pengeluaran ke depan. Sehingga berdonasilah sesuai dengan kemampuan.

2. Buat Kalender Tagihan 

Untuk membuat keuangan rumah tangga lebih teratur, ada baiknya untuk membuat kalender tagihan setiap bulan. 

Tandai setiap tanggal berapa saja harus membayar tagihan air atau listrik, membayar uang sekolah anak, tanggal tagihan kartu kredit, maupun tagihan lainnya. 

Biasakan untuk teratur melakukannya di awal bulan, setidaknya di tanggal 10 setiap bulan. Hal ini akan membantu Anda menjadi lebih teratur dan terhindar dari biaya denda. 

3. Bayar Utang Setiap Bulan 

Jika Anda memang memiliki pos untuk membayar cicilan utang setiap bulan seperti pos di atas, hal ini harus jadi prioritas. Sebab semakin cepat Anda membayar hutang, semakin cepat juga beban finansial berkurang. 

Pastikan untuk membayar utang secara teratur setiap bulan agar hutang tidak menunggak. Dan semakin meningkatkan bunga. 

Dengan adanya pandemi corona ini, pemerintah telah membuat keringanan atas cicilan utamanya bagi orang-orang yang terdampak Covid-19.

Kebijakan tersebut tentu memberikan kelonggaran yang sangat baik bagi tuntutan ekonomi di saat-saat seperti ini.

4. Membuat Gol dalam Menabung 

Salah satu kunci sukses memanajemen keuangan keluarga adalah dengan menabung. Resep utama yang harus Anda lakukan adalah dengan menyisihkan, bukan mengambil sisa uang bulanan. 

Sebab jika pengaturan biaya pengeluaran buruk, maka pasti akan membuat Anda tidak bisa menabung. Padahal jika setiap awal bulan Anda dan keluarga teratur menyisihkan setidaknya 10 - 30% pendapatan bulanan ke rekening tabungan, menabung bukanlah hal yang utopis. 

Di masa pandemi ini, sebaiknya menabung bisa Anda kesampingkan terlebih dahulu. Jatah menabung bisa dialokasikan untuk dana darurat. Dana ini harus dimasukkan pada bujet yang liquid sehingga mudah dicairkan dan digunakan sewaktu-waktu. 

5. Sisihkan Uang untuk Dana Darurat 

Dana darurat adalah dana yang dipersiapkan untuk digunakan dalam keadaan darurat, seperti apabila Anda jatuh sakit atau mungkin dipecat dari pekerjaan. Apalagi disaat pandemi seperti ini, dimana banyak sekali terjadi PHK di berbagai perusaahaan. 

Mengapa dana darurat dan tabungan harus dipisahkan? Tentu saja, sebab alokasi ini digunakan sebagai jaga-jaga menggantikan penghasilan utama Anda di kondisi terdesak. 

Fungsi dana darurat akan sangat terasa ketika sumber penghasilan utama Anda benar-benar hilang, sehingga tidak boleh digunakan sama sekali dan harus dialokasikan dalam sebuah rekening tabungan khusus. 

Jumlah alokasi dana darurat ditetapkan dengan berpijak pada pengeluaran bulanan Anda. Jika masih single, alokasi dana darurat bisa mencapai 6 kali pengeluaran bulanan. 

Jika sudah menikah namun belum punya keluarga, mencapai 9 kali pengeluaran bulanan. Jika sudah menikah dan punya anak, maka alokasi pengeluaran mencapai 12 pengeluaran bulanan. 

6. Awasi Pengeluaran 

Setelah mengetahui pos pengeluaran apa saja dan berapa nominal yang dialokasikan untuk setiap pos, nah kemudian saatnya untuk melakukan implementasi dan evaluasi. 

Cobalah untuk terus mengontrol pengeluaran selama sebulan, apakah alokasi yang Anda buat untuk keuangan keluarga Anda sudah cukup atau masih kurang. Lihat lagi di pos mana yang membutuhkan nominal lebih, serta di pos mana sebaiknya dikurangi atau bahkan perlu dihilangkan. 

7. Hindari Penggunaan Kartu Kredit 

Hindari untuk menggunakan kartu kredit dalam pembayaran sehari-hari. Kartu kredit memang baik digunakan jika mendapatkan promo, sehingga Anda bisa membayar lebih murah. 

Namun, jika menggunakan kartu kredit secara terus menerus, biasanya akan ada kecenderungan untuk menggunakan secara tidak terkontrol. dan secara tidak sadar pengeluaran bulan depan bisa melonjak tajam. 

Oleh sebab itu, ubah kebiasaan pembayaran dengan menggunakan uang tunai atupun ATM dan sistem cashless non kredit lainnya.

Jika ketujuh cara diatas sudah dilakukan dan Anda masih kelimpungan dalam urusan keuangan. Pengeluaran juga semakin tinggi sedangkan pemasukan tak ada lagi. Anda bisa menggadaikan harta berharga Anda. 

Uang hasil gadai bisa disimpan untuk dana darurat dan pemenuhan kebutuahn hidup sehari-hari. Sedangkan pinjam tunai kalau bisa jadikan pilihan terakhir. 

Selamat atur keuangan Anda! 

SHARE ARTIKEL