"Buruh yang Di-PHK Butuh Makan, Bukan Pelatihan"
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 18 Apr 2020Ilustrasi buruh di PHK - Image from katadata.co.id
Prasyarat kartu pra kerja harus Jelas, masak artis nganggur dapat jatah
Mekanisme kartu pra kerja dinilai kacau, para artis yang sepi job ikut mendapatkan jatah kartu pra kerja. Sedangkan para buruh-buruh dan pra kerja kesulitan mendaftar, dari website yang eror hingga gagal terus-menerus.
Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI, Sukamta, mengkritik rencana pelatihan yang diberikan Kartu Prakerja. Besaran manfaat pelatihan kerja itu senilai 1 juta rupiah untuk setiap peserta dari total 3,55 juta rupiah keseluruhan nilai manfaat yang diperoleh
Sukamta mengungkap, bahwa yang dibutuhkan para buruh yang di-PHK, pekerja informal yang terdampak corona adalah pemenuhan kebutuhan pokok bukan pelatihan.
Baca juga : Jangan Disepelekan, Percuma Pakai Masker Jika Tetap Melakukan Hal ini
Sukamta : "Mereka saat ini butuh makan bukan pelatihan"
Konsep Kartu Prakerja sejak awal, menurut Sukamta, sudah banyak dikritik karena dianggap tidak efektif dalam memberikan solusi langsung berupa lapangan kerja.
Adanya program ini dinilai sangat tidak pas dan hanya akan buang-buang uang rakyat sebesar Rp5,6 triliun.
"Saya minta kepada pemerintah rencana pelatihan kartu prakerja ini untuk ditangguhkan. Lebih baik anggaran 5,6 triliun rupiah untuk pelatihan tersebut diberikan untuk memenuhi kebutuhan pokok para buruh yang di PHK serta pekerja sektor informal yang kehilangan mata pencaharian. Mereka saat ini butuhnya makan bukan pelatihan," kata Sukamta, Jumat (17/4/2020).
Dia juga menyoroti ramainya komentar masyarakat terkait pelatihan kerja secara online yang diadakan program ini. Hal itu lantaran salah satu mitra platform digital adalah Ruang Guru yang salah satu pendirinya saat ini menjadi Staf Khusus Presiden.
"Pelatihan secara online senilai 1 juta rupiah ini pun juga masih menjadi tanda tanya besar, berwujud apakah dan seberapa bisa tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan. Mestinya dengan metode online nilainya juga bisa lebih murah," kata dia.
Maka, lanjut dia, bisa dibayangkan berapa banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan platform digital yang jadi mitra pemerintah dalam program ini.
"Apakah ini elok dilakukan dalam keadaan pandemi ini?" tanya Sukamta.
Anggota DPR RI asal Yogyakarta ini berharap agar Pemerintah lebih fokus mengatasi Covid-19 secepat-cepatnya. Supaya dampak sosial dan ekonomi tidak berkepanjangan dan semakin parah.
Perlu Menunda Berbagai Rencana yang Tidak Mendesak
Menurutnya, berbagai kegiatan pemerintah yang tidak terkait langsung dengan penangan virus corona semestinya ditangguhkan sementara.
Dan bisa dikerjakan di tahun depan, seperti pembangunan ibu kota baru serta berbagai proyek lainnya yang tidak bersifat mendesak.
Sukamta juga menyampaikan bahwa kebijakan PSBB yang ditetapkan pemerintah di Jabodetabek dan beberapa daerah sejauh ini kita lihat belum efektif membendung penyebaran virus corona.
Hal ini berarti pemerintah harus segera mencari metode yang lebih efektif untuk mengatasi pandemi corona ini.
"Jadi kondisi seperti ini yang paling mendesak fokus pada 2 hal, atasi secepatnya virus corona dan penuhi kebutuhan pokok masyarakat miskin dan rentan miskin. Soal pelatihan kerja terkait Kartu Prakerja bisa dikerjakan saat krisis virus ini sudah bisa diatasi," pungkas Sukamta.
Para Artis Dapat Kartu Prakerja
Di tengah pandemi Corona, pemerintah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan mengeluarkan kartu prakerja. Para artis pun kebagian.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.
"Kami sudah bicara dengan para seniman, dengan para ekraf (ekonomi kreatif) yang berkaitan dengan ini memang para pelaku seniman ini sangat terdampak juga. Dari musisi, pemain drama, artis, bahkan penari dan lain sebagainya ini mereka sangat terdampak karena banyak mereka tidak bisa melakukan pekerjaannya secara rutin lagi," kata Tama saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI melalui telekonferensi, Senin (6/4/2020).
Wishnutama juga sudah berbincang dengan para pelaku industri tersebut, termasuk para artis. Ketua Ikatan Manajer Artis Indonesia (IMARINDO), Nanda Persada, juga jadi salah satu orang yang turut hadir dalam teleconference yang digagas Wishnutama.
"Ada beberapa pertemuan yang saya ikuti, yang pertama dengan menteri dan wamen beserta jajaran, sama para pelaku industri entertainment, ekonomi kreatif. Saya sebagai ketua Imarindo, ada dari asosiasi TV swasta, industri film dan banyak stakeholder. Ngobrol banyak, setelah itu menteri ingin ngobrol sama artis, lalu dibuatkan teleconference, di situ ada seniman dari berbagai bidang, ada YouTuber dan selebgram juga, di situ kita ngobrol bareng, ada keluhan dan apa yang harus kita lakukan ke depan," katanya.
"Banyak yang dibicarakan, terakhir, saya ngobrol sama staf ahli beliau, Ari Juliano, itu bicara soal kartu prakerja, akhirnya dibuatkan template. Imarindo untuk manajer artis, kru, asisten di artis manajemen, mengisi formulir untuk didaftarkan kartu prakerja."
Menurutnya, mereka bakal mendapatkan semacam bantuan langsung tunai setiap bulannya. Selain itu, ada juga kursus online secara gratis.