Kisah Haru Perjuangan Balita Melawan Corona dan Tumor Otak
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 20 Apr 2020Balita melawan covid-19 - Image from tribunnews.com
Malang nian nasib balita ini...
Masih kecil sudah mengidap dua penyakit berat. Pertama dia harus melawan tumor otak yang dialaminya, selanjutnya ditambah dengan covid-19. Ini pesan orang tuanya untuk seluruh masyarakat.
Matteo Ferruzzi ialah anak berusia 4 tahun di New York berada dalam kondisi kritis, dirinya menerima diagnosis kanker otak di tengah wabah virus corona (Covid-19).
Makin parah lagi, ketika Matteo, dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Awal mulanya, pada Februari 2020 lalu, Matteo menunjukkan gejala sakit kepala dan sakit perut yang dialaminya.
Oleh dokter terkemuka, ia diduga telah tertular virus perut atau pencernaan. Tapi orang tua anak itu ragu sebab melihat ada sakit mata pada Matteo.
Baca juga : Wajahnya Jadi Tua Selama Hamil, Wanita ini Dihina dan Dicaci Tetangga
Kemudian Matteo diperiksa lebih lanjut oleh dokter mata. Kemudian dokter mengungkapkan saraf optik Matteo sangat bengkak.
Langsung Matteo dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Anak Cohen di New Hyde Park untuk menjalani Magnetic Resonance Imaging (MRI).
MRI merupakan pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet serta gelombang radio.
Jennifer Ferruzzi, ibu Matteo, tahu ada sesuatu yang tidak beres pada anaknya, saat para dokter langsung memasukkannya ke kamar perawatan di rumah sakit.
Dia diberitahu, ada tumor besar di bagian otak Matteo.
Selain itu juga ada hidrosefalus atau penumpukan cairan di rongga (ventrikel) yang berada di dalam otak yang disebut dengan cairan serebrospinal.
Dokter menyarankan agar Matteo segera dioperasi
Sementara Ferruzzi dan suaminya masih ingin mencari pilihan lainnya.
Namun kemungkinan Matteo untuk bertahan hidup tampak kecil, jika ia tidak segera menjalani operasi untuk mengobati hidrosefalus.
"Saat itu adalah malam terburuk dalam hidup saya. Saat itu adalah mimpi terburukku sebagai orang tua," turur Ferruzzi kepada Fox News.
Tak lama setelah operasi otak , staf medis menyarankan kepada keluarga, lebih baik untuk kembali ke rumah karena masih kondisi pandemi virus corona.
Saat di rumah, cairan di otak Matteo cepat menumpuk, dan ia harus kembali menjalani operasi otak kedua 2 hari berikutnya
Dokter memasang selang di kepala Matteo.
Shunt adalah selang khusus yang dipasang di dalam kepala untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh. Hal ini agar cairan otak mudah terserap ke dalam aliran darah.
Dokter juga melakukan keran tulang belakang dan menaruh port di dadanya untuk melakukan kemoterapi.
Keputusan dieksekusi dengan cepat karena operasi elektif di AS harus ditunda selama pandemi corona.
Keadaan menjadi lebih buruk, ketika Ferruzzi menunjukkan gejala Covid-19. Dan hal ini dibuktikan dengan hasil tesnya yang menunjukkan positif dan dirinya harus dikarantina selama 14 hari.
Dia sempat berpikir terkena virus ketika sedang mendampingi anaknya di rumah sakit. Namun ia tidak yakin juga 100 persen.
"Itu begitu sulit, karena anakku baru saja menjalani operasi dan aku tidak bisa ada bersamanya untuk membuatnya merasa lebih baik dan menghiburnya," kisah Ferruzzi.
"Itu merupakan tantangan tersendiri."
Tidak lama kemudian, suami Ferruzzi, Anthony, dan Matteo juga menjalani tes dan juga dinyatakan positif Covid-19.
Tidak hanya orang tua Matteo saja yang terkena, namun juga saudara kembar Matteo, Nicolette, dan kakak laki-lakinya, Nico yang dinyatakan positif Covid-19.
"Untungnya, mereka hanya mengalami gejala ringan," katanya.
Dalam upaya untuk menghambat pertumbuhan tumor di otak Mateo, dokter di Rumah Sakit Pusat Anak Cohen mempertimbangkan untuk memulai kemoterapi di ruangan isolasi rumah sakit tersebut.
Namun akhirnya Matteo hanya dapat menerima perawatan di unit pasca-anestesi pediatrik rumah sakit, ketika ia telah dinyatakan negatif Covid-19.
"Curahan cinta, dukungan dan doa adalah hal yang paling luar biasa-terutama ketika kami sedang menghadapi masa yang sulit di dunia ini," kata ferruzzi.
Dia berterima kasih kepada seluruh staf medis di Rumah Sakit Pusat Anak Cohen, yaitu ahli bedah saraf Dr Mark Mittler, Dr Mark Atlas, dan Dr Hiren Patel dari tim Onkologi.
Pesan Orang Tua Matteo
Ferruzzi berharap kisah perjuangan anaknya melawan tumor otak dan virus corona, akan semakin meningkatkan kesadaran orang lain.
"Jika anak Anda menunjukkan gejala dan mereka mengeluh tentang hal itu, pastikan segera memeriksanya karena lebih baik tertangani lebih awal daripada menyesal," kata Ferruzzi.
"Bahkan jika itu bukan apa-apa, setidaknya Anda memiliki ketenangan pikiran."
Oleh sebab itu, ini saran bagi orang tua agar senantiasa memperhatikan anaknya. Baik dari kondisi fisik maupun emosional.
Hal ini untuk mencegah dari adanya kemungkinan-kemungkinan buruk pada anak. Lebih baik mencegah daripada mengobati, saya rasa idiom itu sangat cocok dengan kejadian ini.