Mimpi Didatangi Orang Tua yang Sudah Meninggal, Apa Artinya? 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 08 Apr 2020

Mimpi Didatangi Orang Tua yang Sudah Meninggal, Apa Artinya? 

Ilustrasi - Image from wajibbaca.com

Pernah merasakan seperti ini juga?

Lantas apa sih arti mimpi didatangi orang yang sudah meninggal? Bagaimana pandangan dalam ilmu sains maupun Islam? Tak hanya anda ternyata mimpi orang yang sudah meninggal juga pernah dialami sahabat nabi. Berikut kisah lengkapnya.

Mimpi melihat atau bertemu dengan orang yang sudah meninggal sekilas memang terasa menakutkan, namun akan berbeda jika orang tua yang telah meninggal hadir dalam mimpi. 

Biasanya kejadian itu bisa menjadi hal yang menyenangkan juga bagi kita. Nah ini kata sains terkait mimpi orang tua yang sudah meninggal. 

Baca juga : Jangan Lewatkan, ini 10 Amalan di Bulan Ramadhan selain Puasa

Menurut Sains dan Ilmu Psikologi 

Mimpi dimaknai sebagai hasil rekaman alam bawah sadar yang muncul saat tidur. 

Saat manusia beraktifitas di kehidupan sehari hari nya, segala bentuk tindakan, apa yang dia rasakan, apa yang dia lihat akan secara langsung direkam oleh otak manusia lalu di simpan di alam bawah sadarnya. 

Lalu ketika dirinya tertidur, alam bawah sadar mengambil alih fungsi tubuh termasuk otaknya. Kemudian memunculkan rekaman tersebut yang dikenal sebagai mimpi. 

Mimpi orang yang sudah meninggal 

Sebuah studi di Eropa menyebutkan bahwa hampir 80% orang yang pernah mengalami mimpi bertemu dengan orang yang sudah meninggal baik itu almarhum dari orang tua, teman, suami, istri atau kerabat lainnya. 

Hal ini bisa terjadi, karena : 

1. Anda sedang merindukan almarhum/almarhumah :

Jika yang kamu mimpikan itu almarhum orang-orang terdekatmu, maka bisa jadi mimpi ini muncul karena rasa rindumu yang besar terhadapnya. 

Diam diam dan tanpa kamu sadari rindu yang kamu pendam tersebut masuk ke alam bawah sadar mu. Setelah itu muncul dalam bentuk gambaran mimpi bertemu dengan mereka saat kamu tertidur.

2. Membutuhkan bantuan orang lain 

Jika yang datang dalam mimpi mu itu adalah sosok orang orang terdekat mu, bisa jadi mimpi ini adalah bentuk dari keinginan dari hati kecilmu, bahwa kamu sedang membutuhkan pertolongan orang lain. 

3. Kesepian 

Jika bertemu dengan orang yang telah meninggal juga bisa berarti kamu sedang kesepian.

Menurut Islam 

Lalu bagaimana arti mimpi orang yang sudah meninggal menurut Islam? Ada banyak keterangan dari ulama yang menyatakan bahwa ruh orang yang telah meninggal bisa bertemu dengan ruh orang yang masih hidup dalam mimpi. 

Hal tersebut sebagaimana yang tertera dalam firman Allah surat Az-Zumar ayat 42. Allah berfirman,

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az-Zumar : 42)

Berikut adalah pendapat ahli tafsir mengenai dua ruh pada ayat tersebut. Salah satunya, ruh yang ditahan adalah ruh orang yang sudah meninggal, sehingga dia tidak bisa kembali ke jasadnya yang ada di dunia. Sedangkan ruh orang yang dilepas adalah ruh orang yang sedang tidur terlelap. (Ar-Ruh, Ibnul Qoyim, hlm. 31).

Diriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menjelaskan tafsir ayat tersebut,

''Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang Allah kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Allah menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya.” (Tafsir At-Thabari 21/298, Al-Qurthubi 15/260, An-Nasafi 4/56, Zadul Masir Ibnul Jauzi 4/20, dan beberapa tafsir lainnya).

Kejadian nyata yang dialami para sahabat

Kejadian ini pernah dialami seorang sahabat yang telah dijamin masuk surga sebab kerendahan hatinya. Beliaulah sahabat Tsabit bin Qois radhiyallahu ‘anhu. Peristiwa ini terjadi saat perang untuk menyerang nabi palsu Musailamah Al-Kadzab di zaman Abu Bakr, atau biasa dikenal dengan perang Yamamah. 

Dalam perang Yamamah itu, Tsabit termasuk sahabat yang mati syahid. Ketika itu, Tsabit memakai baju besi yang sangat bernilai harganya. 

Kemudian, ketika dia telah wafat, lewatlah seseorang dan menemukan jasad Tsabit. Orang itu langsung mengambil baju besi Tsabit dan membawanya pulang. 

Setelah kejadian tersebut, seorang mukmin bermimpi, dia didatangi Tsabin bin Qois. Tsabit berpesan kepada si Mukmin dalam mimpi tersebut. 

“Saya wasiatkan kepada kamu, dan jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi kalut’ kemudian kamu tidak mempedulikannya. Ketika saya mati, ada seseorang yang melewati jenazahku dan mengambil baju besiku. Tinggalnya di paling pojok sana. Di kemahnya ada kuda yang dia gunakan membantu kegiatannya. Dia meletakkan wadah di atas baju besiku, dan diatasnya ada pelana. Datangi Khalid bin Walid, minta beliau untuk menugaskan orang agar mengambil baju besiku. Dan jika kamu bertemu Khalifah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yaitu Abu Bakr), sampaikan bahwa saya punya tanggungan utang sekian dan punya piutang macet sekian. Sementara budakku fulan, statusnya merdeka. Sekali lagi jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi kalut’ kemudian kamu tidak mempedulikannya.”

Setelah bangun, orang itu langsung bergegas menemui Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu untuk menyampaikan kisah mimpinya bertemu Tsabit. Sang panglima, Khalid bin Walid lalu mengutus beberapa orang untuk mengambil baju besi tersebut. Lalu dia memperhatikan kemah yang paling ujung, ternyata ada seekor kuda yang disiapkan, persis seperti yang disampaikan oleh Tsabit dalam mimpi. 

Mereka melihat isi kemah, ternyata tidak ada orangnya. Lalu mereka masuk, dan langsung menggeser pelana, sebagaimana wasiat Tsabit. 

Ternyata di bawahnya ada wadah. Setelah mereka mengangkat wadah itu, ketemulah baju besi itu. Kemudian mereka membawa baju besi itu menghadap Khalid bin Walid.

Setelah sampai Madinah, orang itu menyampaikan mimpinya kepada Khalifah Abu Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, dan beliau membolehkan untuk melakukan wasiat Tsabit dalam mimpi itu. 

Para sahabat mengatakan, “Kami tidak pernah mengetahui ada seorangpun yang wasiatnya dilaksanakan, padahal baru disampaikan setelah orangnya meninggal, selain wasiat Tsabit bin Qais." (HR. Al-Baihaqi dalam Dalail An-Nubuwah 2638 dan Al-Bushiri dalam Al-Ittihaf 3010)

Kejadian tersebut menunjukkan bahwa ruh orang yang hidup bisa bertemu dengan ruh orang yang telah meninggal dalam mimpi. Wallahu a’lam.

loading...