Naudzubillah, Beratnya Ancaman Kejahatan Ghibah Lebih Besar dari Zina
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 16 Apr 2020Jangan bergunjing!
Tanpa kita sadari ketika sedang mengobrol dengan teman, entah disengaja atau tidak disengaja kita membicarakan aib orang lain. Dengan tidak sadar dan dengan asiknya ngegibah padahal dosa dan ancamannya berat.
Mungkin sekilas, perbuatan ghibah terlihat ringan dan remeh. Tapi nyatanya perbuatan ini sungguh dibenci oleh Allah SWT.
Baca juga : Sebelum Orang Tua Meninggal, Lakukan 5 Hal ini Agar Tak Menyesal
Ghibah Ibarat Makan Daging Saudaranya yang Sudah Mati
Lantas bagaimana ancaman dan dosa bagi orang-orang yang suka berbuat ghibah atau menggunjing? Al Quran telah menjelaskannya dalam surat Al-Hujurat ayat 12 berbunyi seperti ini :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Pada masa Rasululullah SAW bila ada orang yang berbuat ghibah, maka siksanya akan langsung ditunjukkan. Sebagaimana yang terjadi pada dua orang wanita yang diperintah olehnya untuk memuntahkan darah kental dari mulutnya setelah menggunjing saudaranya.
Seiring banyaknya orang menggunjing, seperti sekarang ini, siksaan itu pun tak lagi diberlakukan. Bahkan saat ini, orang sudah menganggap hal itu biasa dan lumrah.
Ghibah Lebih Berat dari Zina
Bahkan orang sudah tak malu mengungkapkannya terang-terangan di berbagai media sosial. Padahal, Rasulullah SAW sudah menyatakan bahwa dosa ghibah berat dari dosa zina:
الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
Artinya, “’Ghibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,’” (HR At-Thabrani).
Tak hanya itu, diriwayatkan bahwa Allah pernah berfirman kepada Nabi Musa AS, sebagai berikut :
“Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertobat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka.”
Orang yang Ghibah termasuk Orang yang Bangkrut
Sungguh mengerikan hukuman bagi orang-orang yang berbuat ghibah. Apalagi mengingat, kelak di akhirat orang yang suka ghibah akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah oleh orang yang mereka gunjing.
Sungguh sangat disayangkan jika amal kebaikannya dibayarkan kepada orang-orang yang pernah dizaliminya, termasuk kepada orang yang telah digunjing.
Setelah amal kebaikan seseorang habis, amal keburukan orang-orang yang dizaliminya ditimpakan kepada dirinya. Alhasil, dia akan menjadi orang yang bangkrut, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah SAW dalam hadits berikut ini.
Suatu hari, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapakah orang yang bangkrut?” Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut di tengah kami adalah orang yang sudah tidak memiliki dirham dan harta benda lain.”
Ia menjelaskan, “Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat membawa amal shalat, amal zakat, amal puasa, namun dia pernah mencaci si ini, menuduh si ini, makan harta si sini, menumpahkan darah si ini, memukul si ini sehingga yang ini dibayar dengan kebaikannya dan yang ini dibayar dengan kebaikannya. Setelah kebaikan-kebaikannya habis sebelum semua kezaliman terbayar, maka diambillah keburukan-keburukan mereka yang pernah dizaliminya lalu ditimpakan kepada dirinya. Akibatnya, dia dilemparkan ke dalam neraka.”
Demikianlah bahaya perbuatan ghibah yang selama ini kita anggap ringan dan bahkan sudah menjadi kebiasaan jika bertemu dengan teman-teman.
Mudah-mudahan dengan uraian ini, kita semakin waspada terhadap segala bentuk perbuatan yang dapat menghapus amal kita, termasuk perbuatan ghibah.
Semoga amal kebaikan kita tetap menjadi miliki kita di masa perhitungan amal kelak. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang kanan yang berhak masuk ke Surganya Allah SWT. Aamin.
Wallahu 'alam.