Segudang Masalah Belajar di Rumah: "Banyak tugas, waktu mepet, internet terbatas"
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 06 Apr 2020Masalah yang terjadi di saat belajar dirumah - Image from wajibbaca.com
Belajar online lebih merepotkan dari offline.
Imbas corona salah satunya adalah merumahkan pelajar. Pelajar yang biasanya belajar dengan tatap muka dituntut untuk belajar melalui daring. Hal ini ternyata memiliki berbagai kesulitan sendiri, mulai dari banyaknya beban tugas, waktu mepet dan internet yang terbatas.
Penyebaran virus Corona berdampak besar terhadap perubahan aktivitas belajar terhadap para pelajar. Tidak hanya siswa SD, SMP, SMA atau SMK saja, melainkan juga pada para mahasiswa. Pasalnya sistem belajar yang biasanya tatap langsung kini berubah menjadi sistem daring.
Baca juga : Dampak Corona, PBNU : Sholat Ied di Rumah, Muhammadiyah : Sholat Ied Ditiadakan
Curhatan Orang Tua, terkait Belajar Daring
Wahyono (52), warga Bekasi ini memiliki 2 putra yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Ia mengatakan, pihak sekolah menyiasati agar anak tetap belajar di rumah dengan memberikan tugas melalui daring.
Ia menceritakan, setiap hari, anak-anaknya akan mengunduh tugas yang harus dikerjakan sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh guru. Soal tersebut bisa diunduh melalui ponsel pintarnya.
"Anak-anak dapat banyak tugas dari guru-gurunya. Dan tiap pelajaran punya waktu penyelesaian yang beda-beda waktu ngumpulin tugasnya. Tugasnya itu udah ada di HP. Sudah diatur pihak sekolah gitu dengan pakai google docs," kata Wahyono, Jumat (3/4/2020).
Meski demikian, Wahyono beranggapan sistem belajar di rumah memiliki ragam kesulitan tersendiri.
Salah satunya adalah sang anak merasa waktu libur yang diberikan pemerintah bukan sebagai hari belajar biasa, melainkan sebagai hari libur. Akibatnya, banyak tugas yang terbengkalai oleh anak-anak.
Ada Batas Waktu Penyelesaian
Namun, karena ada batas waktu tugas yang diberikan oleh guru, sang anak mau tidak mau harus mengerjakan tepat waktu dan disiplin.
"Anak-anak dapat banyak tugas dari guru-gurunya. Dan tiap pelajaran punya waktu penyelesaian yang beda-beda waktu ngumpulin tugasnya. Tugasnya itu udah ada di HP. Sudah diatur pihak sekolah gitu dengan pakai google docs," kata Wahyono, Jumat (3/4/2020).
Meski demikian, Wahyono tak menampik sistem belajar di rumah memiliki kesulitan tersendiri.
Dengan sistem belajar di rumah, kata dia, sang anak merasa waktu yang diberikan pemerintah sebagai hari libur. Akibatnya, banyak tugas yang terbengkalai oleh sang anak.
Namun, karena ada batas waktu tugas yang diberikan pihak sekolah, sang anak mau tidak mau harus mengerjakan tepat waktu.
"Mereka merasa libur padahal kan tidak libur juga. Tapi mau gimana lagi kan kondisinya kayak gini. Untungnya dengan adanya batas waktu kumpul tugas, anak-anak bisa punya tanggung jawab sendiri untuk kerjain tugasnya, biasanya malam-malam kerjain tugasnya," ungkap dia.
Wahono menyampaikan, proses belajar di rumah memang bukan cara yang ideal dan sempurna. Namun, menurut dia, cara ini dinilai sebagai cara yang paling tepat. Mengingat ada kekhawatiran orang tua karena banyak orang tua terhadap potensi anaknya tertular virus Corona jika tetap ke luar untuk sekolah.
"Mereka merasa kayak libur saja, padahal harus belajar juga. Tapi mau gimana lagi, kondisi pandemi kayak gini sudah langkah yang tepat untuk merumahkan anak sekolah supaya tidak tertular," ujarnya.
Mahasiswa Mengeluh, Libur Kuliah Tugas Semakin Banyak
Ada warganet dengan akun Twitter @Intanastk yang mengeluhkan tugas yang diberikan saat menjalani kuliah daring jauh lebih banyak dan berat.
"#BelajarDiRumah nggak enak sih asli makin banyak tugas, mana deadline harus pas. Enakan masuk kuliah biasa dah mau itu matkul masuk apa engga diotak tetep bisa pulang ahaha. Di kampus kuliah bisa tidur lah ini mana bisa tidur, nggak aktif forum = alpa. Serem nggak tuh," cuit @Intanastk dalam kolom keterangan pada 21 Maret.
Selain tugas yang menumpuk, terkadang mahasiswa harus mencari materi secara mandiri untuk mengerjakan tugas kuliah tersebut. Jadi bebannya berlipat-lipat.