Suami Hobi Bentak Istri di Tempat Umum, Bagaimana? 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 13 Apr 2020

Suami Hobi Bentak Istri di Tempat Umum, Bagaimana? 

Suami yang suka bentak istri di tempat umum - Image from parenting.orami.co.id

Kenapa sih harus menjatuhkan harga diri istri di depan banyak orang ?

Tak jarang suami yang tidak bisa mengontrol emosinya. Anak lari-lari kemudian jatuh, spontan suami menyalahkan istri katanya tidak becus jaga anak, disisi lain suami menceritakan kelemahan dan kekurangan istri pada teman-temannya. Apa bunda juga mengalami seperti ini? Bagaimana pandangan islam mengenai suami seperti ini?

Di era sekarang ini, tidak sedikit suami yang memiliki perangai buruk seperti sering membentak istrinya dan selalu menunjukan sifat marah dalam Islam dengan berbagai alasan dan bahkan hanya karena masalah yang sepele. 

Karena masalah yang mungkin dihadapi suami, istri menjadi pelampiasan kemarahan dari suami dan akhirnya mendapat perkataan yang kurang baik atau dibentak oleh suami. 

Hal yang demikian tentunya sangat berlawanan dengan apa yang sudah disampaikan Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kalian, (yaitu) yang paling baik untuk istrinya serta saya yaitu orang yang paling baik diantara kalian pada istriku. [HR. Tirmidzi].

Istri berhak ditegur dan dimarahi hanya jika berada di rumah. Sehingga para suami, dengan alasan kebaikan apapun, tidak diperbolehkan memarahi istri di depan umum. 

Baca juga :  Kalau Istri Bau Dapur itu Harusnya Suami Bersyukur 

Hak Istri Tidak Dimarahi di Depan Umum 

Mengapa? 

Dalam berperilaku seorang perempuan cenderung menggunakan perasaannya. 

Bahkan sudah banyak sekali penelitian yang mengungkapkan bahwa perempuan cenderung lebih emosional dibandingkan dengan lelaki. 

Hal ini dikarenakan ada struktur otak yang berbeda antara perempuan dengan lelaki. Sehingga menyebabkan seorang perempuan jauh lebih perasaan dibandingkan seorang lelaki. 

Dengan keistimewaan tersebut, Islam memiliki cara yang berbeda dalam memperlakukan wanita sebagai makhluk yang istimewa.

Dalam kerja sama di rumah tangga, wanita adalah yang pihak diberi nafkah. Sedang lelaki adalah pemberi nafkah. 

Namun seringkali keistimewaan ini disalahartikan oleh para lelaki yang tidak mengerti cara pandang agama terhadap wanita. 

Sehingga memperlakukan istrinya dengan seenaknya sendiri, karena merasa berkuasa atas dirinya. 

Tak jarang tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terjadi, bahkan disaksikan oleh umum. Begitu pula dengan perilaku membentak dan memarahi istri di depan umum. 

Padahal hal yang demikian ini sangat dilarang oleh Nabi, sekalipun dengan alasan yang benar seperti untuk mendidik istri supaya jera dan tidak mengulangi kesalahannya. 

Sekalipun tujuannya adalah benar tetap saja harus dengan cara yang benar dan tidak boleh seenaknya sendiri. 

Nabi Muhammad Saw bersabda,

حَقُّ الْمَرْأَةِ عَلَى الزَّوْجِ أَنْ يُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمَ وَيَكْسُهَا إِذَا اكْتُسِيَ وَلاَ يَضْرِبُ الْوَجْهَ وَلاَ يُقَبِّحُ وَلاَ يَهْجُرُ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ 

Artinya : Hak perempuan yang harus dipenuhi oleh lelaki adalah memberinya makan ketika ia makan, memberinya pakaian ketika ia berpakaian; dan tidak memukul wajah. Juga tidak mengumpat, dan tidak membentak-nya kecuali di rumah (tempat yang sepi). (HR. Abu Dawud) 

Hadis tersebut menyinggung masalah hak yang harusnya didapat oleh wanita ketika menjadi seorang istri, terlihat hak-hak tersebut adalah untuk memuliakan wanita. 

Dalam hadits tersebut Nabi Muhammad Saw menjelaskan bahwa wanita adalah makhluk yang istimewa, oleh karena itu mereka harus mendapatkan hak-hak tersebut dari suami. 

Bukan hanya hak mendapatkan nafkah, seperti makan dan pakaian. Namun juga hak diperlakukan baik oleh suami. Tidak dipukul wajahnya, tidak diumpat dan dibentak suami kecuali di rumah atau tempat yang sepi. 

Hal tersebut pun boleh dilakukan dengan banyak catatan. Sehingga tidak lantas setiap permasalahan kecil, suami berhak membentak dan mengumpat istri meskipun sedang berada di rumah. 

Didiklah Istrimu dengan Cara yang Baik 

Setiap permasalahan tentunya bisa diselesaikan dengan cara-cara yang baik dan menentramkan hati. 

Banyak cara baik yang bisa diterapkan. Misalnya dengan komunikasi yang baik, dialog 2 arah, cari solusi dan jalan tengah atas konflik yang terjadi. 

Selain itu, jika suami hendak memarahi istri atas kesalahannya. Coba diingat banyak kebaikan dan pengorbanan yang telah ia berikan. 

Mendidik anak, membantu pekerjaan rumah, bahkan ada yang juga bekerja. Jika ada kesalahan itu adalah bagian yang wajar dari setiap manusia. 

Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula suami. Dengan pemahaman itu, inshaallah segala konflik rumah tangga bisa diselesaikan dengan kepala dingin. 

Bagi para suami, buatlah istrimu selalu bahagia, didik dia dengan cara yang baik tanpa dengan kekerasan. Itu nasehat agama dalam memperlakukan wanita. 

1. Jaga perasaan istri 

Hal yang mungkin terjadi apabila suami sering membentak dirinya hanyalah hati yang merasa terluka tidak hanya di hati namun juga bisa menyebar ke seluruh tubuhnya. 

Sehingga semakin lama akan membuat istri merubah sikapnya menjadi benci, penuh dendam dan hilang perasaan cinta yang dulunya tulus, kini terganti dengan perasaan benci pada suaminya. 

Hal tersebut tentunya sudah sangat berlawanan dengan apa yang sudah disampaikan Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kalian, (adalah) yang paling baik untuk istrinya dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian pada istriku.” [HR. Tirmidzi]. 

2. Perenungan untuk suami 

Semua laki laki yang sudah menjadi seorang suami harusnya melakukan perenungan dan berpikir ulang mengenai semua hal yang sudah dilakukan oleh istri dan juga memikirkan hukum menyakiti hati wanita dalam Islam. 

Apakah bisa tergantikan dengan materi, bentakan dan berbagai kata yang menyakiti hati. 

Sebagai seorang suami yang bijaksana, maka sudah seharusnya memeluk istri dan menyayanginya sekaligus selalu bertutur kata yang lembut sehingga bisa menyejukan hati istri. 

Jangan pernah anda sebagai suami untuk membentak istri apalagi hal tersebut dilakukan berkali kali sebab kepedihan tersebut akan terlihat di mata istri dan menghancurkan hatinya. 

3. Bertentangan dengan pesan Rasulullah SAW 

Kita sebagai umat Rasulullah SAW seharusnya selalu bisa meneladani Rasulullah dalam bersikap khususnya dalam hal memperlakukan istri istri Nabi Muhammad SAW, sebab jika tidak, maka anda sebagai laki laki tidak bisa dibilang sebagai umat Rasulullah SAW. 

4. Doa istri mustajab

Dari sekian banyak doa, salah satu doa yang mustajab merupakan doa istri untuk suaminya. 

Namun, istri juga tidak mungkin akan mendoakan suami jika perlakuan yang ia dapatkan setiap hari hanyalah perkataan kasar dan juga bentakan dari suami. 

Doa yang dipanjatkan istri sangatlah berguna untuk meningkatkan kesuksesan anda sebagai suami, kebahagiaan dan juga rezeki yang sangat berlimpah. 

5. Wanita berasal dari tulang rusuk pria 

Seorang wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan berada dekat dengan hati serta untuk dicintai. 

Membentak dan segala perilaku kasar yang diberikan suami hanya bisa berujung pada perceraian. 

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” [HR. Muslim]

6. Membentak membuat wanita semakin lemah 

Sebenarnya, wanita merupakan makhluk yang kuat dan sanggup untuk menahan berbagai derita apapun juga hanya demi mendukung suami dan juga keluarganya. 

Akan tetapi, hanya karena suami yang selalu membentak istri, maka dalam sekejap akan sirna segala kekuatan yang dimiliki wanita dan tidak bisa merasakan hidup bahagia dalam Islam. 

Bentakan yang diberikan suami hanya akan membuat hati dan perasaannya terluka sekaligus menghancurkan segala jiwa dan raganya. 

Inilah yang membuat wanita jadi mudah jatuh sakit bahkan bisa berujung depresi sebab sudah nyaris habis seluruh kekuatan tubuhnya hilang hanya karena bentakan yang diberikan suami. 

7. Menyakiti hati istri berarti menyakiti anak 

Membentak istri tentunya akan membuat hatinya menjadi sakit dan sedih. Namun perlu disadari jika hal tersebut juga akan berdampak pada anak. 

Dengan perasaan hati yang sakit, tentunya istri sebagai ibu tidak akan maksimal merawat anak anaknya dan akhirnya berdampak buruk pada anak. 

Akhirnya, dengan bentakan yang anda berikan juga berdampak buruk dengan perkembangan anak anda sendiri. 

Seorang suami yang selalu membentak dan merendahkan istrinya, tidak termasuk kedalam orang yang pindah keyakinan Islam, namun adalah orang yang masih menganut sisa dari keyakinan jahiliyah dan pembodohan di dalam pikiran mereka. 

Dalil-dalil 

Berikut ini terdapat dalil – dalil yang memerintahkan pria untuk selalu memuliakan wanita bahkan sang istri, antara lain: 

An-Nisa’: 19 “Dan pergaulilah istrimu-istrimu dengan baik. Lalu, jika kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin engkau tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” 

Al-Ahzaab: 84 “Orang-orang yang menyakiti mu’min laki-laki dan mu’min perempuan tanpa perbuatan yang mereka lakukan, Maka sesungguhnya mereka telah menanggung kebohongan dan dosa yang nyata.” 

Maisarah bin Ali “Barang siapa menggembirakan hati istrinya, maka seakan-akan ia menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis karena takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya masuk neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah akan memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Saat suami memegang telapak tangan istri, maka bergugurlah dosa-dosa suami istri itu lewat sela-sela jari mereka.” 

Hadits Tentang Kewajiban Suami Ibnu Umar dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda, “Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang imam yang memimpin manusia adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam mengurusi ahli keluarganya. Ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. 

Seorang isteri adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan bertanggung jawab alas keluarganya. Seorang hamba adalah pemimpin dalam mengurus harta tuannya, ia bertanggung jawab atas peliharaannya. Seorang laki-laki itu adalah pemimpin dalam mengurusi harta ayahnya, ia bertanggung jawab atas peliharaannya. Jadi setiap kamu sekalian adalah pemimpin dan setiap kamu harus bertanggung jawab alas yang dipimpinnya.” [Muttafaq ‘alaih].  

Nabi SAW bersabda yang bermaksud: “Takutlah kepada Allah dalam memimpin isteri-istrimu , karena sesungguhnya mereka adalah amanah yang berada disampingmu, barangsiapa tidak memerintahkan sholat kepada isterinya dan tidak mengajarkan agama kepadanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.“ 

Diceritakan dan Nabi SAW bahwa baginda bersabda yang bermaksud: “Tidak ada seseorang yang menjumpai Allah swt dengan membawa dosa yang lebih besar daripada seorang suami yang tidak sanggup mendidik keluarganya.”

Wallahu A’lam Bisshawab.

SHARE ARTIKEL