Terbaru, 5 Kabar Baik Penanganan Corona di Indonesia
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Apr 2020Presiden Joko Widodo - Image from www.minews.id
Agar tidak stres dan cemas berlebihan
Yuk baca 5 kabar baik penanganan corona di Indonesia. Semoga bisa menjadi angin segar dan harapan bagi kita semua agar wabah ini segera berakhir di tanah air.
Penambahan kasus Covid-19 masih terus terjadi di Indonesia. Perubahan jumlah kasus baru, kasus kematian, hingga pasien sembuh juga terus dilaporkan dan diperbarui.
Berbagai upaya penanganan wabah ini pun terus dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari penerapan berbagai aturan hingga memberikan beragam anjuran agar ditaati oleh masyarakat.
Di antaranya adalah larangan mudik, pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat serta penyediaan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam penanganan kasus Covid-19.
Berikut adalah sejumlah kabar baik terbaru soal kondisi dan penanganan virus corona di Indonesia:
Baca juga :
- Akibat Lalai, Ibu dan 2 Anak di Cileungsi Positif Corona Diduga dari Baju Ayah
- Pilu, Detik-detik Ibu dan 2 Anak di Cileungsi Positif Covid-19 Dijemput Ambulans
5 Kabar Baik penanganan Covid-19
1. Jumlah pasien sembuh Covid-19 lebih banyak dari kasus kematian
Penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia masih terus dilaporkan setiap harinya.
Pada Minggu (26/4/2020), ada penambahan 275 kasus baru yang dilaporkan sehingga total kasus mencapai 8.882 kasus.
Namun demikian, dalam beberapa hari terakhir, tren kenaikan pasien sembuh lebih tinggi daripada penambahan jumlah kasus kematian.
Hingga Minggu (26/04/2020), 1107 pasien Covid-19 di Indonesia telah dinyatakan sembuh. Sementara itu, 743 orang yang dinyatakan meninggal dunia.
2. PT DI dan PT Pindad berhasil buat ventilator
PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Pindad sukses membuat ventilator yang diperlukan untuk menangani kasus-kasus Covid-19 di Indonesia.
Ventilator tersebut telah dikonfirmasi lulus uji produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.
Ventilator buatan PT DI merupakan hasil kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ventilator portabel yang dibuat ini diberi nama Ventilator Indonesia (Vent-I).
Setelah lulus uji produk dan klinis, mereka mampu memproduksi sebanyak 500 unit per minggunya. Ventilator ini akan ditujukan bagi pasien yang masih mampu bernapas sendiri.
Sedangkan ventilator buatan PT Pindad akan digunakan bagi pasien yang kesulitan bernapas. PT Pindad mampu memproduksi sebanyak 40 unit jenis ventilator ini untuk setiap minggunya.
3. 479.500 PCR tiba di Indonesia
Menurut Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, pemerintah telah mendatangkan 479.500 unit reagen untuk pemeriksaan virus corona melalui metode Plymerase Chain Reaction (PCR).
Adapun reagen tersebut didatangkan langsung dari Korea Selatan dan China. Rencananya, reagen-reagen ini akan dikirimkan ke 22 provinsi yang ada di Indonesia untuk digunakan di 51 laboratorium.
Alokasi dari jumlah reagen pun berbeda-beda untuk setiap wilayahnya. DKI Jakarta direncanakan memperolah 52.000 reagen, Jawa Tengah 50.000 reagen, Jawa Timur 41.000, DIY 25.000, Jawa Barat 21.000, dan Banten 10.000 reagen PCR.
Gugus Tugas Covid-19 sudah menyiapkan pengiriman, tetapi sejumlah perwakilan daerah telah datang langsung untuk mengambil reagen. Sebab, stok reagen di beberapa daerah tersebut telah habis.
4. Pemerintah siapkan produksi reagen PCR
Ketua Tim Pakar Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan bahwa pemerintah bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi tengah menyiapkan reagen yang akan diproduksi dari dalam negeri.
Reagen sendiri merupakan zat yang dibutuhkan untuk melakukan proses tes swab dengan metode PCR.
Saat ini, Indonesia masih mengimpor reagen dari sejumlah negara untuk mencukupi kebutuhan yang diperlukan dalam uji spesimen Covid-19 metode PCR tersebut.
5. Jokowi Sebut Suhu Udara Bisa Matikan Virus Corona
Resmi, Presiden Joko Widodo menyebut, suhu udara di Indonesia dapat memperpendek masa hidup virus corona (Covid-19).
Hal itu disampaikan Jokowi setelah mendengar pernyataan dari pejabat Department of Homeland Security dari pemerintah Amerika Serikat terkait penelitian terhadap virus corona Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian itu, suhu udara, sinar matahari, dan tingkat kelembapan udara bisa memengaruhi kecepatan kematian virus Covid-19 di udara serta di permukaan yang tidak berpori.
"Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembapan, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus Covid-19 di udara dan di permukaan yang tidak berpori," ujar Jokowi pada Jumat (24/4/2020).
Menurut dia, hasil penelitian itu menjadi berita yang menggembirakan bagi Indonesia. Sebab Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis dengan suhu yang panas, udara lembap, dan kaya sinar matahari.
Apalagi mengingat dari informasi BMKG pada 23 maret 2020, bahwa musim kemarau diprediksi akan mulai terjadi di bulan April di beberapa daerah, dan bulan Mei untuk daerah yang lainnya.
Hal ini menjadi pertanda, suhu udara dan sinar matahari akan meningkat. Semoga dengan perubahan ini, semakin memperpendek masa hidup virus corona.