Viral, Ibu Dimakamkan Ala Jenazah Covid-19, Anak Nangis Cegat Mobil Jenazah
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 04 Jun 2020Anak nekat naik ke kap mobil dan nangis histeris - Image from news.detik.com
Tak terima, jenazah ibu dimakamkan ala corona
Sang anak sampai naik ke atas kap mobil dan nangis histeris agar ibunya dimakamkan seperti biasa. Petugas tak menggubris. Beberapa hari kemudian datang hasil tes swab...
Video seorang perempuan mencegat mobil gugus tugas COVID-19 di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), beredar dan jadi viral di media sosial. Perempuan itu mencegat dengan cara naik ke atas kap depan mobil jenazah sambil menangis histeris.
Setelah ditelusuri, diketahui perempuan di video itu bernama Andi Arni Esa Putri Abram (24). Arni menangis setelah jenazah ibunya, Nurhayani Abram (48), hendak dibawa tim gugus tugas COVID-19 dari RS Bhayangkara Polda Sulsel ke Kompleks Pemakaman Khusus untuk jenazah COVID-19 di Macanda, Gowa.
"Pas saya ke meja perawat mereka bilang, 'Oh tidak, Dek, ini karena PDP tidak bisa dibawa pulang, tidak adaji biayanya,'" ujar Arni, Rabu (3/6/2020).
Arni menyebut kejadian dalam video itu terjadi pada Sabtu (16/5). Dia nekat mencegat mobil milik tim gugus tugas karena tak terima ibunya ditetapkan PDP dan dimakamkan dengan protokol pemakaman jenazah terinfeksi Corona.
Arni bercerita, kejadian itu dimulai pada Jumat (15/5), sekitar pukul 16.30 WITA, atau sehari sebelum kejadian. Saat itu, Arni dan adiknya membawa ibunya ke RS Bhayangkara Polda Sulsel karena menderita gejala stroke.
Namun pada malam harinya, Ibunya meninggal dunia. Ayahnya yang datang belakangan ke rumah sakit kemudian meminta Arni menyelesaikan pembayaran ke pihak RS.
Saat itulah pihak RS menolak pembayaran dari keluarga karena jenazah ibunya ditetapkan sebagai PDP.
"Saya bilang, 'Ih tidak COVID ji Ummi' ku (ibuku), meninggal stroke i, tidak ada ji kasian COVID-nya, tidak ada yang bisa buktikan kalau COVID ummi' ku,'" terang Andi Arni.
Arni mengaku terkejut mendengar jawaban dari perawat. Dia lantas membantah ibunya sebagai PDP Corona.
Arni mengaku telah meyakinkan bahwa ibunya tak pernah memperlihatkan gejala mirip Corona, seperti batuk ataupun demam.
"Ummi' ku tidak bersin, tidak pernah batuk, tidak pernah demam selama sakit, paling jaga kebersihan, tabe saya mau bayarji," ujar Andi Arni, yang mengaku meyakinkan perawat.
Namun upayanya sia-sia. Pada keesokan harinya, Sabtu (16/5), jenazah ibunya tetap dibawa untuk dimakamkan dengan protokol Corona.
"Semenjak itu saya peluk Ummi'ku tidak pernah saya lepas. Akhirnya berselang waktu, ada pimpinan tim gugus tugas, itumi tidak ada mi lagi yang bisa kami lakukan, sudah dengan ucapan memohon-mohon, tetap tidak dikasi ki (jenazah tetap dibawa petugas)," katanya.
"Ettakku (ayahku) bahkan bersujud, nacium ki itu sepatunya pimpinan gugus tugas kasian, dia bilang tabe', di mana ini direktur rumah sakit, kucium juga sepatunya supaya nakasi ka ini jenazahnya Ummi'ku," katanya.
Meski telah memohon-mohon, jenazah ibunya tetap dibawa petugas ke atas mobil gugus tugas COVID-19.
Saat itu, Arni tetap bersikeras dan berupaya agar jenazah ibunya tidak dibawa petugas dengan cara naik ke kap mobil gugus tugas. Namun upaya itu tak membuahkan hasil.
Sementara itu, ayah Arni, Andi Baso Ryadi Mappasulle (46), mengatakan dia telah menerima hasil swab test almarhumah istrinya beberapa hari setelah kejadian. Istrinya dinyatakan negatif Corona.
"Belakangan keluar hasil swab test dan itu negatif seperti yang sudah kami yakinkan ke pihak gugus tugas," ujar Andi Baso kepada wartawan.