Nonton Drakor Bikin Tagihan Listrik Naik? DPR : PLN Tak Masuk Akal

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 20 Jun 2020

Nonton Drakor Bikin Tagihan Listrik Naik? DPR : PLN Tak Masuk Akal

Ilustrasi - Image from keepo.me

Drakor jadi kambing hitam 

Menanggapi pernyataan PLN tersebut, DPR ungkap hal tersebut tak masuk akal dan sudah seharusnya PLN terbuka dengan alasan yang masuk akal.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini mengklaim, kenaikan tagihan listrik masyarakat bukan karena adanya peningkatan tarif. 

Melainkan akibat pelanggan sering menonton drama Korea alias drakor selama masa work from home.

Zulkifli menyampaikan hal tersebut saat sedang rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (17/6/2020).

Dalam rapat yang sama, anggota Komisi VII DPR Parimita Widya Kusuma langsung menyanggah pendapat ganjil tersebut. 

Menurut Parimita, klaim Zulkifli terbilang tidak masuk akal. Bahkan, keterangan serupa yang disampaikan PLN pada masyarakat melalui media massa juga tak logis. 

"Bahwa penjelasan PLN yang diberikan baik ke masyarakat umum maupun media itu tidak masuk akal," kata Paramita dalam rapat antara Komisi VII dengan Direksi PLN, Rabu (17/6/2020).

Dia mengambil contoh, penjelasan PLN terkait tidak dilakukannya pencatatan meteran secara langsung selama pandemi menyebabkan pelanggan terpaksa membayar tagihan beberapa bulan sekaligus.

Kalau alasan PLN tidak melakukan pencatatan meteran beberapa bulan terakhir untuk melindungi pelanggan dari paparan covid-19, bisa dicarikan solusi lain.

Ia melanjutkan, salah satunya bisa dengan tidak perlu petugas bertatap muka secara langsung dengan penghuni rumah.

"Jadi saya melihat ini alasan yang dibuat-buat saja, sangat lucu sekali. Ada yang bilang kenaikan listrik karena WFH, ada yang bilang nonton drakor, menurut saya tidak masuk akal," kata Paramita. 

Ia menilai, PLN seharusnya menyampaikan secara terbuka apabila ada kenaikan atau bahkan lonjakan tarif dengan alasan-alasan yang relevan dan masuk akal. 

"Terkait komunikasi, masyarakat lagi susah, kaget dengan adanya lonjakan tagihan, jadi tolong dari PLN jangan sampai ada kalimat yang mengatakan masyarakat tentu bekerja dari rumah, banyak yang nonton drama Korea, tak usah pak. Itu kan bahannya yang non-sains pak, masyarakat lagi susah, ini masalah serius, masak ditanggapi bahas lelucon seperti itu," ujar Eddy.

Dirut PLN ungkap Sebab Tagihan Listrik Naik

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini buka-bukaan soal penyebab tagihan listrik yang melonjak.

Zulkifli juga menegaskan bahwa kenaikan tagihan listrik ini bukan disebabkan adanya kenaikan tarif listrik ataupun adanya subisidi silang untuk pelanggan yang dapat keringanan. 

"Pemerintah telah memutuskan bahwa sejak Januari 2017, tarif listrik tidak mengalami kenaikan meskipun berdasarkan perhitungan operasional, harga keekonomian produksi listrik tersebut sudah mengalami perubahan dalam 3,5 tahun terakhir," ujar Zulkilfi.

Mantan Komisaris Independen Bank BNI ini menjelaskan, lonjakan tagihan listrik itu karena adanya mekanisme perhitungan yang berbeda selama Covid-19.

Selama pandemi covid-19, PLN menggunakan skema membuat rata-rata 3 bulan untuk perhitungan tagihan listrik.

Sebab selama PSBB, petugas tak mencatat meteran langsung ke rumah dan diberlakukan pencatatan meteran secara mandiri oleh masyarakat. 

Kemudian, pada bulan Mei, petugas PLN kembali mencatat meteran Listrik dari rumah langsung, setelah adanya pelonggaran PSBB. 

"Pencatatan meter pada bulan Mei secara aktual menghasilkan kenaikan yang relatif signifikan pada sebagian pelanggan akibat pola konsumsi atau aktivitas warga pelanggan yang lebih banyak berada di dalam rumah sepanjang hari selama kurun waktu pertengahan April sampai dengan bulan Juni," jelas dia.

Oleh karena itu, tambah dia, muncul perbedaan realisasi konsumsi dengan penagihan menggunakan rata-rata 3 bulan dengan tagihan yang diberikan.

SHARE ARTIKEL