Bahaya, Orang dengan Gejala Flu dan Batuk Dilarang Keras Ikut Pemotongan Kurban
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 23 Jul 2020Ilustrasi pemotongan hewan kurban - Image from kompas.com
Protokol kesehatan harus diperhatikan oleh kepanitiaan qurban
Karena kegiatan ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, maka prosesnya perlu diperhatikan betul-betul. Jangan sampai karena kelalaian, menyebabkan terbukanya potensi penularan virus corona.
Hanya dalam beberapa hari ke depan Hari Raya Idul Adha akan segera tiba. Perayaan tersebut juga identik dengan pemotongan hewan kurban sebagai wujud ketaqwaan umat Islam.
Jika sebelumnya hampir setiap orang boleh bergotong royong untuk mengelola hewan kurban, kini ada hal lain yang juga perlu diperhatikan.
Peneliti hewan kurban drh. Supriyanto MVPH meminta para penderita flu tidak mengelola daging hewan kurban. Menurutnya ini menjadi salah satu upaya dari menjaga protokol kesehatan menghindari Covid-19.
"Orang dengan gejala batuk flu dilarang menangani pemotongan," kata Supriyanto dalam webinar DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jakarta Selatan, Rabu, sebagaimana dilansir dari Antara, Rabu, (22/7/2020).
Para penyembelih daging kurban, lanjutnya, juga disarankan untuk mengatur agar tidak terjadi kerumunan saat proses pemotongan hewan qurban. Terutama ketika pemotongan itu dilakukan di lingkungan masyarakat.
Penggiat dan Peneliti Pemotongan Hewan dan Penanganan Daging ASUH Yogyakarta itu juga mengingatkan bagi setiap orang yang menangani daging kurban wajib menggunakan masker dan menjaga kebersihan.
Penting juga, kata dia, panitia menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di tempat strategis pemotongan hewan qurban.
"Panitia kurban seminimal mungkin menghindari kerumunan," katanya.
Segala tindakan yang dilakukan sebelum pemotongan hewan, menurut Supri, sangat berpengaruh pada kualitas daging yang diperoleh. Maka dari itu, penting agar menjaga dan merawat hewan dengan baik agar jangan sampai membuat hewan kurban stres.
Dia mencontohkan hewan yang stres saat disembelih dagingnya akan banyak mengandung asam laktat dan mengandung zat glikogen yang cukup.
Dengan begitu, kata dia, daging hewan kurban yang dihasilkan bisa bagus dan tidak keras. Proses pengeluaran darah dari daging kurban juga menjadi sempurna dan tidak membuat daging mudah berbau anyir atau cepat busuk.
Memang di era pandemi seperti ini kita harus lebih ekstra berhati-hati khususnya pada kegiatan yang berkaitan dengan hajat orang banyak. Atau mengumpulkan orang banyak dalam waktu yang sama.
Hal ini demi menjaga dan meminimalisir potensi penularan Covid-19. Sebaiknya aspek ini menjadi aspek penting dan utama dalam membuat dan mengatur kepanitiaan Idul Adha tahun ini.