Kematian Mendadak adalah Keringanan dan Kemurkaan
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 10 Jul 2020Ilustrasi meninggal saat sholat - Image from keepo.me
Semua yang bernyawa pasti akan mati
Bahkan Allah SWT tegaskan dalam firmannya, "Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..." (QS. An Nisaa:78).
Kematian mendadak ternyata merupakan keringanan bagi orang tertentu dan kemurkaan bagi golongan lainnya.
Kematian adalah sebuah kepastian bagi setiap mahkluk yang bernyawa. Tidak ada makhluk di muka bumi ini yang akan hidup kekal di dunia.
Ketahuilah bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan. Dan kematian adalah pintu masuk menuju kehidupan yang kekal, baik itu di neraka maupun di surga.
Bagi seorang muslim, mengingat kematian adalah sebuah keharusan. Dan bahkan Nabi Muhammad SAW menyebut orang yang sering mengingat kematian adalah orang yang cerdas.
Oleh sebab itu, dengan begitu kita tidak akan tertipu oleh rayuan dunia yang fana ini.
Sesungguhnya, seorang yang beriman merindukan kematian mereka tidak pernah takut menghadapinya. Berbeda dengan orang kafir yang sangat takut akan kematian.
Banyak hal yang bisa menyebabkan seorang mengalami kematian. Kita seolah-olah hanya takut kematian saat sedang sakit parah. Padahal tidak semua kematian disebabkan oleh sakit parah.
Bahkan banyak yang sehat, tiba-tiba meninggal dunia. Saat shalat atau tidur, tiba-tiba dijemput kematian.
Ketahuilah, bahwa tak ada yang bisa mengganggu kewenangan Allah SWT. Saat makan pun, jika Allah menyuruh Izrail untuk menjemput kita tentu tidak bisa ditolak.
Mati Mendadak
Pernahkah kita menjumpai seseorang yang mati mendadak? Ia tidak sakit, masih segar bugar namun beberapa jam kemudian dijemput kematian.
Kematian seperti itulah yang biasanya membuat kita terkejut dan menyadari bahwa ini sudah menjadi ketentuan-Nya. Namun ada juga yang tidak bisa menerima hal itu.
Mereka yang tidak sadar akan takdir Allah malah mencela dan menangisi kematian tersebut.
“Kematian mendadak merupakan keringanan bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang-orang kafir.”
Ini adalah lafadz Abdul Razaq dan al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, sedangkan lafadz Ibnu Abi Syaibah, “Kematian mendadak merupakan istirahat (ketenangan) bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang kafir.” (HR. Abdul Razaq dalam al Mushannaf no. 6776, al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir no. no. 8865)
Kematian mendadak yang dialami seorang mukmin adalah kebaikan untuknya. Dia merdeka dari hiruk pikuk dunia yang menjemukan dan terbebas dari segala fitnah didalamnya.
Sedangkan kematian mendadak yang dialami seorang kafir merupakan kabar gembira bagi hamba Allah. Sebab, mereka akan terbebas dari gangguan mereka.
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah … akan banyak kematian mendadak.” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ al-Shaghir no. 5899)
Kita tak pernah tahu kapan datangnya kematian, maka sudah seharusnya sesegera mungkin mempersiapkan amalan untuk bekal akhirat. Karena maut bisa datang kapanpun dan dimanapun.
Andaikata kita ditakdirkan oleh Allah SWT dijemput ajal yang mendadak, semoga kita termasuk orang yang mendapatkan keringanan. Bukan didatangi kematian saat sedang kafir/mengingkari Allah SWT.