Mengiris Hati, Setelah Melahirkan Ibu Hamil ini Meninggal di Pickup
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 20 Jul 2020Ibu hamil meninggal di pickup - Image from suara.com
Bukan naik ambulans, tapi naik mobil bak terbuka/pickup
Tak hanya sekali, kejadian pasien harus meregang nyawa di tengah perjalanan untuk ke RS ini pernah terjadi beberapa kali. Hal ini dikarenakan kondisi jalan yang rusak parah, berbatu dan berpasir. Begini kronologisnya.
Seorang ibu hamil di Jorong Sikilang, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit setelah melahirkan di puskesmas pembantu.
Diduga bumil malang tersebut meninggal karena terlambat mendapatkan penanganan medis karena akses menuju rumah sakit di wilayah tersebut rusaak parah.
"Nyawa saudari kami AW (32) tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia di atas pikup dalam perjalanan ke rumah sakit. Sebab jalan dari Jorong Sikilang menuju Nagari Sasak begitu parah sehingga mobil tidak bisa melaju cepat," ujar Nedi salah seorang keluarga korban, dikutip dari Suara.com, Sabtu (17/7/2020).
Menurut Neldi, sebelumnya korban telah melahirkan bayinya dengan selamat di puskesmas pembantu (pustu) Jorong Sikilang, Kecamatan Sungai Aur. Namun, karena plasenta bayi belum keluar maka korban harus segera dibawa ke rumah sakit di kabupaten.
"Peralatan medis di pustu Jorong Sikilang tidak memadai, ambulance pun tidak ada, sehingga harus dirujuk menggunakan Pick Up milik warga ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis," katanya.
Dia menyebutkan, lebih dari 40 km akses jalan bebatuan dan pasir dengan kondisi yang memprihatinkan dari Jorong Sikilang melewati Jorong Maligi menuju jalan aspal Sasak - Simpang Empat.
Akibat kondisi jalan yang rusak parah itu maka butuh waktu yang lama untuk melaluinya. Beberapa kali peristiwa menyedihkan pun sering terjadi dan mengakibatkan warga meninggal di tengah jalan saat hendak menuju ke rumah sakit.
"Sudah beberapa orang warga baik ibu hamil terpaksa harus meregang nyawa diperjalanan dan bahkan ada yang melahirkan diperjalanan karena terlambat mendapat pertolongan medis," ungkap Nedi.
Harapan Masyarakat untuk Pemerintah
Mereka berharap, pemerintah memperhatikan masyarakat yang bermukim dipinggir pantai. Sebab, kondisi jalan yang rusak itu membuat repot masyarakat terutama bagi mereka yang sakit dan butuh segera mendapatkan perawatan medis.
Ia menjelaskan, akses jalan sangat buruk dan bergelombang. Jika musim hujan datang, maka jalan akan dipenuhi dengan air seperti sungai. Sehingga untuk melewatinya harus menunggu hingga surut.
"Jorong Sikilang masih terisolir. Apalagi hingga kini belum ada akses jalan yang layak, selain memanfaatkan jalan yang dibuat perkebunan sawit milik perusahaan," katanya.
Menurutnya, kepedulian pemerintah terhadap masyarakat di tepi pantai itu nyaris tak ada, khususnya di Jorong Sikilang.
"Pemerintah terkesan tidak peduli dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda rencana untuk membangun akses jalan kekampung kami," katanya.
Ia sangat kecewa kepada pemerintah karena seolah-olah tidak peduli terhadap masyarakatnya. Sebatas yang ia ketahui, serapan dana APBD Pasbar untuk membangun akses jalan dan Jembatan menuju Sikilang saja masih sangat minim.
"Bisa dikatakan, pada periode bupati lima tahun belakang ini belum ada menyentuh, padahal Sikilang adalah bagian dari wilayah Kabupaten Pasaman Barat," tuturnya.
Sementara sang sopir pikup Wazir (45) yang mengangkut korban mengatakan, jalan begitu parah sehingga ia tidak bisa membawa kendaraannya dengan ngebut.
"Kalau jalannya bagus, saya bisa kebut bawa pasien, sementara jalan tidak memungkinkan. Ya, saya sebagai warga hanya bisa membantu sampai disini, kasihan anaknya masih kecil-kecil sebanyak 3 orang sudah menjadi piatu," ungkapnya.