Tragis, Siswi SMK ini Gantung Diri, Karena Capek Melihat Orangtua Bertengkar

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Jul 2020

Tragis, Siswi SMK ini Gantung Diri, Karena Capek Melihat Orangtua Bertengkar

Ilustrasi bunuh diri - Image from radarindo.co.id

Beban psikis anak jika orangtua selalu bertengkar memang berat

Apalagi jika kita sebagai orangtua bertengkar dihadapan anak. Itu akan menyakiti hatinya bila anak gelap mata bisa-bisa seperti kejadian seperti yang menimpa siswi SMK yang malang ini.

Kabupaten Indragiri Hulu, Riau baru saja digegerkan dengan kematian seorang siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. 

Dia adalah siswi SMK berinisial ARW (16). Pejabat sementara (Ps) Paur Humas Polres Inhu Aipda Misran menjelaskan bahwa ARW ditemukan tewas gantung diri di rumah orangtuanya di Kecamatan Kelayang, Inhu, Sabtu (25/7/2020) sekitar pukul 11.30 WIB.

"Korban ditemukan tewas tergantung dengan sabuk karate warna biru," kata Misran dikutip Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu (26/7/2020).

Setelah menerima laporan tersebut, kemudian polisi bergegas ke TKP dan membawa jenazah ARW ke puskesmas setempat untuk divisum.

"Berdasarkan hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Lidah tertarik ke atas, mengeluarkan urin, dan bekas garis di bagian leher sesuai dengan ciri-ciri orang gantung diri," ujar Misran.

Misran menjelaskan, dari keterangan ibunda dari ARW, sekitar pukul 07.00 WIB, sebelum meninggal, ARW sempat ijin kepada ibunya untuk pergi mandi ke sungai untuk terakhir kalinya.

Kemudian sang ibu melarang gadis ini bicara seperti itu (mandi ke sungai untuk terakhir kalinya). Setelah itu mereka berdua pergi mandi ke sungai.

Kemudian setelah kembali ke rumah ARW mengatakan akan bunuh diri kepada sang ibu. Mendengar perkataan tersebut, ibunya kembali menegur dan melarang gadis tersebut berbicara hal aneh dan juga kematian.

"Ibu korban setelah itu pergi membeli beras ke warung. Namun, sepulang dari warung korban ditemukan sudah tergantung dengan sabuk karate warna biru," kata Misran.

Sebelum siswi tersebut gantung diri, korban sempat datang berkunjung ke rumah temannya dan curhat bahwa kedua orang tuanya sering berkonflik. 

"Sebelum gantung diri, sekitar pukul 09.00 WIB, korban datang bermain ke rumah temannya, SRD. Saat itu korban curhat kalau ibu dan ayahnya sering bertengkar," ujar Misran menambahkan.

Melihat anaknya tergantung, ibunya langsung berteriak meminta tolong kepada para tetangga. Tak lama setelah itu datang sejumlah tetangga membantu menurunkan jenazah ARW yang tergantung dan telah tewas. 

Petugas berencana melakukan otopsi, tetapi pihak keluarga memutuskan untuk menolak dan langsung memakamkan jenazah sang anak. 

Kasus ini jadi peringatan penting bagi para orang tua agar selalu memperhatikan sang anak. Pada hal-hal kecil sekalipun seperti ucapan yang disampaikannya. 

Sebisa mungkin untuk berkomunikasi dari hati ke hati jika merasa ada hal yang ganjil untuk mengantisipasi kejadian-kejadian seperti ini. Selain itu, alangkah baiknya jika tak menampakkan pertengkaran orang tua kepada sang anak. 

SHARE ARTIKEL