Viral Kalung Corona, Benarkah Ampuh Mencegah atau Hanya Bisnis Belaka?
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 06 Jul 2020Produk untuk mencegah corona, salah satunya kalung antivirus - Image from www.liputan6.com
Masih menjadi pertanyaan di tengah masyarakat
Mulai bulan Agustus 2020, Kementerian Pertanian hendak memproduksi massal kalung antivirus corona. Pihaknya juga telah menggandeng pihak swasta untuk memproduksinya. Namun hingga saat ini belum diketahui efektivitasnya untuk mencegah virus corona.
Di balik penemuan antivirus Covid-19 berupa kalung oleh Kementerian Pertanian (Kementan) diduga ada kepentingan bisnis.
Kalung tersebut terbuat dari bahan eucalyptus, berasal dari daun kayu putih.
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna menduga, bahwa antivirus Covid-19 yang ditemukan Kementan hanya untuk mencari keuntungan di tengah pandemi virus corona.
"Itu saya khawatir ada kepentingan bisnis untuk kalung itu. Pemerintah harus hati-hati dalam mengeluarkan produk-produk untuk mengatasi Covid-19," katanya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (5/7).
Penemuan produk-produk yang disebut antivirus ini akan mempertaruhkan nama baik bangsa Indonesia.
Karenanya, di mata dunia nama Indonesia akan disorot bila antivirus tersebut tidak berefek apapun dalam menangkan virus corona.
"Nama baik bangsa (Indonesia) menjadi taruhan, kalung tersebut juga menunjukkan pemerintah tidak serius secara bersama-sama untuk mengatasi Covid-19," tuturnya.
Dari sisi ilmiah, lanjut dia, tidak ada bukti ilmiah yang menguatkan bahwa kalung tersebut bisa menghindarkan orang dari paparan virus corona.
"Iya, tidak ada bukti ilmiah dan hasil uji klinis yg membuktikan bahwa kalung tersebut dapat mengatasi Covid-19," ucapnya.
Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, bahwa antivirus Covid-19 akan mulai diproduksi dalam jumlah banyak mulai Agustus 2020, bulan depan.
"Dari 700 jenis (tanaman), satu yang bisa mematikan Corona dari hasil lab kita. Dan hasil lab ini untuk antivirus. Dan kita yakin. Bulan depan (Agustus) ini sudah dicetak, diperbanyak," ujarnya dikutip dari akun YouTube Kementan, kemarin (5/7).
Syahrul memastikan, temuannya itu sudah melewati uji coba ke pasien Covid-19. Bahkan, klaimnya antivirus tersebut bisa membunuh Covid-19 hanya dalam waktu 15 menit.
"Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80 persen," jelasnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Fadjry Djufry menambahkan, bahwa untuk memperbanyak produk antivirus Covid-19 akan menggandeng perusahaan swasta, yakni PT Eagle Indo Pharma.
"Dengan kerja sama ini diharapkan semakin cepat proses pengembangan produk untuk tersedia, sehingga dapat digunakan masyarakat sebagai pencegahan pandemi Virus Corona," pungkasnya.
Meski begitu, perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang efektivitas produk eucalyptus untuk mencegah virus corona.