5 Golongan Orang yang Dicintai Allah SWT Sudah Tertulis di dalam Al Quran
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 26 Aug 2020Al Quran - Image from sintesa.net
Yuk, jadi salah satunya
Jika kita mencintai Allah SWT itu adalah hal biasa. Sebab bagaimana mungkin seorang hamba yang lemah, tak mencintai Tuhannya yang sempurna. Dan ternyata, Allah SWT bisa begitu mencintai hamba-Nya, jika memenuhi kriteria ini...
Sebagai umat Islam tentunya kita ingin menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan sungguh jika termasuk dalam golongan tersebut, kita akan menjadi orang yang beruntung dan bahagia.
Lantas bagaimana cara untuk menjadi salah satunya?
Tak perlu khawatir kita bisa menjadi salah satunya, jika kita tahu terlebih dulu siapa saja yang dicintai oleh Allah SWT. Golongan orang yang dicintai Allah SWT telah tertulis dan diterangkan dalam Al Quran.
Mereka dicintai Allah karena iman, takwa, dan ketaatan dalam menjalankan perintah agama serta sikap yang baik kepada sesama manusia dan makhluk lain.
Pertama, orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya
Bagi seorang muslim dan muslimah, sudah pasti sosok yang paling dicintai adalah Allah dan Rasul-Nya (al mahabbatul ula).
Kecintaan kepada keduanya merupakan tolok ukur mencintai yang lain, seperti istri, suami, anak, keluarga, harta, pangkat, dan jabatan.
Cinta kepada Allah menjadi motivasi untuk menjalankan semua perintah-Nya dengan ridha. Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang." (QS 3: 31).
Kedua, orang yang berbuat adil (muqsithin)
Adil berarti melakukan suatu perbuatan dengan tidak menzalimi orang lain dan diri sendiri dan sesuai kadarnya.
Adil juga berarti melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan dan menerima hak sebagai imbalan. Keadilan harus ditegakkan dalam semua aspek kehidupan manusia, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, maupun hukum. Allah SWT berfirman:
"Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka, jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil." (QS 5: 42).
Ketiga, orang yang sabar (shabirin)
Sabar yang sempurna terwujud jika seseorang tunduk sepenuhnya tanpa syarat pada kehendak Allah SWT. Allah berfirman:
فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
"Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar." (QS 3: 146).
Keempat, orang yang bertawakal (mutawakilin)
Tawakkal adalah menyerahkan apa yang telah dilakukan kepada Allah. Sikap ini muncul sebab adanya keyakinan bahwa apa saja yang diperbuat manusia, hasilnya tak bisa dipastikan akan terwujud. Allah SWT berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (QS 3: 159).
Kelima, orang yang menyucikan diri (mutathohhirin)
Setiap Muslim dilatih untuk selalu dalam keadaan suci secara fisik dan suci dari hadas besar dan kecil saat akan shalat. Kebiasaan ini diharapkan bisa berpengaruh positif bagi diri sendiri dan juga lingkungan. Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS 2: 222).
Sikap dan perilaku golongan yang dicintai Allah ini perlu dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, sikap dan perilaku itu bisa membawa kemaslahatan bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.