Dipercaya Bawa Sial, 4 Hal ini Tak Boleh Dilakukan Saat Malam 1 Suro
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 19 Aug 2020Warga Yogyakarta memenuhi area Keraton Yogyakarta 2019 - Image from kumparan.com
Dipercaya akan bawa sial.
Tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah, dikenal sebagian besar masyarakat Jawa dengan 1 Suro. Bagi masyarakat Jawa, 1 Suro dikenal sebagai waktu untuk penyucian diri. Dan pada malam 1 suro, ada 4 hal yang tak boleh dilakukan.
Bulan Suro adalah salah satu bulan yang penting bagi masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa percaya bahwa Bulan Suro adalah bulan penyucian diri. 1 Suro menjadi awal yang juga dipercaya punya kedudukan yang penting.
Bulan Suro mulai diberlakukan setelah Sultan Agung yang menjadi Raja Mataram (1613-1645). Sultan Agung mengganti penanggalan yang sebelumnya dari Kalender Saka menjadi Kalender Jawa.
Malam sebelum memasuki Bulan Suro disebut dengan malam 1 Suro. Malam 1 Suro sering dikaitkan dengan berbagai hal mistis dan larangan.
Berikut empat hal yang dipercaya masyarakat jawab tidak boleh dilakukan saat malam 1 Suro:
1. Berbicara dalam Tapa Bisu
Tapa Bisu Mubeng Beteng adalah sebuah ritual mengelilingi Kraton Yogyakarta tanpa berbicara yang dilakukan di malam 1 Suro.
Larangan berbicara bertujuan sebagai bentuk introspeksi diri atas perbuatan yang telah dilakukan selama setahun terakhir.
Selain dilarang berbicara, para peserta juga dilarang melakukan aktivitas lainnya, seperti makan, minum, serta merokok. Ritual mengelilingi kraton tersebut dimulai dari sisi Barat Kraton Yogyakarta.
2. Berpesta
Masyarakat percaya bahwa melakukan kegiatan hajatan atau berpesta di malam 1 suro akan membawa hal buruk. Segala macam kegiatan pada malam 1 Suro diharapkan bisa menjadi waktu bagi masyarakat untuk menyucikan dirinya.
Pesta yang dilarang misalnya pesta pernikahan atau hajatan sunatan. Jika dilakukan, kesialan atau musibah akan terjadi bagi mereka yang tetap ngeyel mengadakan acara.
3. Berpindah Rumah
Aktivitas pindah rumah dianggap akan membawa kesialan bagi rumah baru yang dituju. Kesialan yang terjadi misalnya seperti keretakan rumah tangga atau bahkan kematian salah satu anggota keluarga dalam waktu dekat.
Konon katanya, hal-hal buruk dari rumah yang lama serta hal buruk di jalan akan mengikuti orang yang akan tinggal di rumah tersebut.
4. Keluar Rumah
Pada malam 1 Suro, dikatakan bahwa kesialan dan berbagai hal mistis sedang berkeliaran di luar rumah. Masyarakat diharapkan untuk tetap tinggal di rumah dan tak bersenang-senang.
Namun larangan ini tidak dilakukan oleh Masyarakat Soloraya (Solo, Klaten, Sragen, Karanganyar).
Masyarakat Soloraya biasanya akan datang ke kraton untuk menyaksikan arak-arakan sapi ‘bule’, dan percaya bahwa jika mendapatkan kotoran sapi ‘bule’ akan mendapatkan keberuntungan.
Malam 1 Suro menjadi momen dimana masyarakat Jawa bisa melakukan mawas diri dan menyucikan diri dari perbuatan buruk yang dilakukan setahun terakhir. Berbagai larangan yang diberikan bukan untuk membatasi, tetapi sebagai wujud peringatan bahwa manusia tak boleh hidup sembarangan.
Itulah 4 hal pantangan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa untuk tidak boleh dilakukan di malam 1 suro. Menurutmu, adakah pantangan lain selain 4 hal diatas?