Naudzubillah, Ustadz Somad Ingatkan Dosa Bagi yang Suka Membakar Lahan

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 28 Aug 2020

Naudzubillah, Ustadz Somad Ingatkan Dosa Bagi yang Suka Membakar Lahan

Ilustrasi kebakaran hutan - Image from shutterstock.com

Memotong satu pohon saja sudah dosa besar, apalagi 1 hektar

Tak hanya masyarakat sekitar yang terkena imbasnya, melainkan juga orang di satu provinsi, Indonesia bahkan negara tetangga. Dan perbuatan ini juga mengingkari tanggung jawab manusia sebagai khalifah fil ard.

Upaya untuk melestarikan lingkungan dan menghindari kebakaran lahan juga disuarakan oleh ulama.

Salah satunya ialah Ustadz Abdul Somad yang seringkali dipanggil UAS. Beliau mengingatkan bahwa perilaku pembalakan hutan secara liar dan masif merupakan perbuatan dzalim yang sangat dibenci Allah SWT.

Mengutip ajaran Nabi Muhammad SAW, UAS mengatakan siapapun yang merusak pohon dan alam seisinya untuk memperkaya diri sendiri akan mendapatkan hukuman neraka.

“Siapapun yang memotong sebatang pohon kayu, (maka akan-red) disungkurkan Allah kepalanya dalam api neraka. Satu batang pohon kayu. Bagaimana kalau dia memotong ratusan hektar hutan? Bagaimana dosa dia? Bagaimana pahala-pahala ibadahnya itu diambil oleh orang-orang yang dianiaya?,” kata UAS saat bersilaturahmi ke Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Selain itu, perilaku pembukaan hutan dan lahan yang dilakukan dengan cara dibakar juga merupakan perbuatan dosa. 

Sebab hal itu dapat memberikan dampak buruk yang sangat besar bagi masyarakat dan alam. Tak hanya di daerah tersebut saja, melainkan juga berdampak pada Indonesia dan negara tetangga.

Selain menimbulkan banyak korban, nama baik negara juga tercoreng karena perbuatan illegal tersebut. 

“Jaga dirimu dari api neraka. Jangan sampai kau buat dzalim, aniaya. Bukan satu orang bukan satu keluarga yang kena, satu provinsi. Kalau dia bakar hutan bahkan asapnya sampai ke luar negeri. Nama bangsa kita rusak,” jelas UAS.

Di sisi lain, UAS juga mengajak masyarakat untuk selalu mengingat bahwa seharusnya manusia memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. 

Manusia adalah Khalifah fil Ard

Bukankah sejatinya manusia adalah khalifah fil ard, atau pemimpin di bumi. Artinya disini manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola seluruh apa yang ada di bumi. 

Tidak hanya manusia, melainkan juga alam, tumbuhan dan binatang demi kesejahteraan bersama bukan perorangan saja. 

Sebagai rakyat Indonesia, sudah seharusnya kita bisa menggunakan akal untuk memahami bahwa selain keindahan dan kekayaan alam, wilayah Nusantara juga memiliki ragam peristiwa alam yang terus berulang dan berpotensi menjadi bencana.

Sehingga dalam hal ini, UAS berharap agar manusia dapat mengurangi risiko bencana dengan cara mencintai, merawat dan menjaga alam semesta beserta seluruh isinya. 

"Betapa ilmu pengetahuan menjawab bahwa tsunami ini sesungguhnya sudah terjadi berkali-kali, bukan sekali. Maka ilmu pengetahuan menyadarkan kita, membantu kita, menolong kita dengan akal manusia pemberian Allah SWT bagaimana ke depan kita lebih cerdas,” kata UAS.

“Sehingga kalau pun dia terjadi, maka korban bisa lebih minim. Dan kemudian kita bisa lebih cinta sayang kepada alam,” pungkasnya.

Menjaga dan merawat alam dengan baik adalah kewajiban kita. Jangan sampai kita tunaikan sholat, puasa dan membangun hubungan dengan Allah SWT, namun lalai dengan tanggung jawab menjaga alam dan lingkungan sekitar. 

SHARE ARTIKEL