Bocah 13 Tahun Tewas setelah Dihukum Squat Jump 100 Kali karena Tak Kerjakan PR

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 11 Sep 2020

Bocah 13 Tahun Tewas setelah Dihukum Squat Jump 100 Kali karena Tak Kerjakan PR

Ilustrasi squat jump - Image from sumsel.tribunnews.com

Guru sembrono dalam memberi hukuman

Tak masuk akal, bocah usia 13 tahun dihukum guru dengan squat jam sebanyak 100 kali. Akibatnya tubuh bocah tersebut sakit dan hanya bisa terbaring saat pulang ke rumah. Tak lama setelah itu dia meninggal dunia. Ternyata ini sebab kematiannya.

Hanya karena tak mengerjakan PR bocah 13 tahun ini harus dihukum sang guru dengan squat jump 100 kali hingga tewas.

Padahal, bocah yang tidak disebutkan namanya ini baru masuk sekolah pada hari Rabu. Namun berselang satu hari kemudian ia dihukum oleh sang guru pada Kamis, 3 September 2020.

Bocah asal Thailand tersebut kemudian disuruh gurunya untuk squat jump sebanyak 100 kali, hal ini sebagaimana informasi dari The Nation, pada Kamis (10/9/2020).



Setelah melakukan permintaan sang guru, tak disangka bocah tersebut meninggal dunia. Padahal, tiga hari sebelumnya tepatnya ada Senin, 31 Agustus 2020, bocah itu baru saja pulang dari rumah sakit. 

Namun, sang guru tetap bersikukuh untuk menghukumnya walaupun kondisinya saat itu masih belum betul-betul pulih. 

Setelah menjalani hukuman, bocah tersebut jatuh sakit lagi. Kemudian bocah tersebut hanya disuruh istirahat di tempat tidurnya oleh keluarganya. 

Namun, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, keesokan harinya bocah tersebut dinyatakan telah meninggal dunia. 

Bocah 13 tahun itu kemudian langsung diperiksa oleh dokter untuk mengetahui penyebab kematiannya. Dokter meyakini bocah tersebut meninggal dalam tidurnya sekira pukul 3 pagi waktu setempat karena mengalami gagal jantung.

Paman korban, Pramot Eiamsuksai menjelaskan bahwa pihak sekolah baru menghubungi keluarganya pada Selasa (8/9/2020).

Mereka menyampaikan permintaan maaf dan berkata akan bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Pihak keluarga marah dengan kejadian yang menimpa bocah 13 tahun tersebut.

Meski begitu, pihak keluarga bocah itu hanya ingin kasus tersebut menjadi pelajaran bagi guru agar tak sembrono dalam memberi hukuman kepada siswanya.

Kejadian ini penting untuk diingat dan diperhatikan oleh guru, supaya kejadian serupa tak terulang di Indonesia. Boleh-boleh saja menghukum siswa karena kesalahannya, tapi ingat jangan sampai berlebihan. 

Pilih hukuman yang sewajarnya. Bila perlu pilih hukuman yang terkait dengan pelajaran, sehingga selain memenuhi hukuman, siswa juga bisa belajar dalam proses tersebut. 

SHARE ARTIKEL