Kisah Haru Menjelang Wafatnya Rasulullah SAW, Membuat Para Sahabat Menangis
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 22 Sep 2020
Rasulullah SAW - Image from kalam.sindonews.com
Rasulullah SAW beri nasihat pada umat Islam
Sebelum kepergiannya, Rasulullah sempat memanggil Fatimah dan membisikkan kabar di telinganya. Kabar pertama membuat Fatimah menangis, sementara kabar kedua membuat Fatimah tersenyum bahagia. Ternyata begini isi pesannya.
Di hari Ahad Rasulullah Saw merasa kondisinya lebih baik, kemudian beliau keluar dengan dibantu oleh dua orang untuk sholat Dzuhur. Sedangkan Abu Bakar menjadi imam sholat untuk orang banyak.
Saat Abu Bakar hendak menunaikan shalat Dzuhur, ia melihat Rasulullah Saw melangkah mundur ke belakang, tetapi Rasulullah Saw memberi isyarat agar dia jangan mundur.
Rasulullah Saw menyuruh dua orang yang membantu Rasulullah Saw agar mendudukkan beliau tepat di sebelah Abu Bakar.
Mereka berdua pun lantas mendudukkan Rasulullah Saw di sebelah kiri Abu Bakar.
Lantas Abu Bakar mengikuti (beriqtida’) dengan Rasulullah Saw di dalam sholatnya, di samping memperdengarkan takbir-takbir kepada para jamaah.
Pada hari Ahad yaitu sehari sebelum wafat, Rasulullah Saw memerdekakan semua hamba sahaya, bersedekah dengan tujuh dinar yang Rasulullah Saw miliki pada saat itu, semua senjata-senjatanya ia berikan pada kaum muslimin.
Pada malam hari Aisyah meminjam minyak untuk menghidupkan lampu dari tetangganya, baju besi Rasulullah tergadai pada seorang Yahudi senilai tiga puluh (30) cupak.
Anas bin Malik meriwayatkan, “Semua kaum muslimin yang sedang sholat Subuh di belakang Abu Bakar di hari Senin itu dikejutkan dengan kedatangan Rasulullah Saw dari sebelah tabir kamar Aisyah, istrinya.
Rasulullah Saw melihat dan menyungingkan senyum, Abu Bakar pun mundur ke belakang untuk mengikuti barisan di belakang, karena dia menyangka Rasulullah Saw akan keluar sholat.”
Kata Anas bin Malik lagi, “Hampir-hampir para jamaah sholat terpesona, mereka gembira melihat Rasulullah Saw, namun Rasulullah memberi isyarat kepada mereka agar meneruskan sholat. Setelah itu Rasulullah melepaskan tabir dan kemudian masuk ke dalam.
Kemudian Rasulullah Saw tidak memiliki kesempatan lagi untuk sholat lima waktu yang lain.”
Dialog Rasulullah SAW dengan Fatimah
Ketika siang semakin cerah Rasulullah Saw menjemput Fatimah dan berbisik kepadanya, yang menyebabkan Fatimah menangis.
Setelah itu Rasulullah Saw memanggil Fatimah lagi dan membisikkan sesuatu lagi kepadanya, bisikan yang kedua membuat Fatimah tersenyum.
Karena penasaran, kemudian Aisyah berkata, “Kami pun bertanya apa ceritanya?”
Jawab Fatimah, “Rasulullah membisikkan bahwa Allah akan menjemputnya melalui sakit yang Rasulullah alami ini, itulah yang membuat aku menangis. Pada kali kedua Rasulullah Saw membisikkan bahwa aku ahli keluarganya yang diwafatkan Allah setelah Rasulullah, itulah yang menyebabkan aku tersenyum”.
Selain itu Rasulullah Saw juga memberi kabar gembira (tabsyir) kepada Fatimah bahwa dia adalah Nisa’ al-‘Alamin (Penghulu Wanita Dunia).
Kemudian, Fatimah melihat beban kesakitan yang dialami oleh Rasulullah Saw terlalu berat. Lalu ia berkata, “Alangkah berat cobaan bapak”.
Jawab Rasulullah Saw, “Tidak ada cobaan lagi untuk bapakmu setelah hari ini”.
Kemudian saat itu, Rasulullah Saw memanggil Hasan dan Husain. Lalu Rasulullah Saw mencium kedua cucunya itu sambil berwasiat kepada mereka berdua dengan kebaikan.
Rasulullah Panggil Istri-istrinya
Kemudian Rasulullah Saw juga memanggil isteri-isterinya, menasihati dan juga memperingatkan mereka.
Kesakitan semakin bertambah, dan kesan racun sebagaimana yang dirasakan Rasulullah Saw sebagaimana di hari Khaibar, menyebabkan Rasulullah Saw berkata,
“Wahai Aisyah kini aku masih terasa sakit seperti makanan di hari Khaibar dahulu, inilah waktunya aku merasakan nafasku sesak terputus-putus karena kesan racun itu”.
Rasulullah Saw mewasiatkan orang banyak dengan sabdanya: “Sholat, sholat dan berbuat baiklah kepada hamba sahaya milik kamu,”
Rasulullah mengulangi perintah itu berkali-kali. Ibnu Mas’ud berkata bahwasanya ketika ajal Rasulullah Saw sudah dekat, beliau mengumpulkan kami di rumah Aisyah, kemudian Rasulullah Saw memandang kami sambil berlinangan air matanya.
Lalu beliau Saw bersabda, "Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kalian. Aku berwasiat kepada kalian, agar bertaqwa kepada Allah.
"Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kalian. Janganlah kalian berlaku sombong terhadap Allah.
"Sebab Allah berfirman, 'Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan tidak membuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan surga itu bagi orang orang yang bertaqwa'”
Kemudian kami bertanya, “Bilakah ajal paduka ya Rasulullah?”
Rasulullah Saw menjawab, “Ajalku telah hampir, dan aku akan pindah ke hadirat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Ma’wa serta ke Arsyillah.”
Kami bertanya lagi, “Siapakah yang akan memandikan paduka ya Rasulullah?”
Rasulullah Saw menjawab, “Salah seorang Ahli Bait.”
Kami bertanya, “Bagaimana nanti kami mengkafani paduka ya Rasulullah?”
Rasulullah Saw menjawab, “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”
Kami bertanya, “Siapakah yang menshalatkan Rasulullah di antara kami?”
Kami menangis dan Rasulullah Saw pun turut menangis.
Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengkafaniku, maka letakkanlah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku. Kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku.
Maka yang pertama-tama mensalatkan aku adalah sahabatku Jibril. Kemudian Mikail. Kemudian Israfil. Kemudian Malaikat Izrail beserta bala tentaranya.
Kemudian masuklah kamu dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mulai salat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua.”
Kisah ini tertulis dalam kitab As-Sirah An-Nabawiyah li lbni Hisyam karya Syekh Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri terbitan Darul Fikr.
MasyaAllah sungguh perpisahan yang sangat manis lagi mengharukan.
Sungguh tak terbayangkan bagaimana perasaan istri, keluarga dan sahabat Rasulullah SAW, saat sosok yang dikagumi, teladan bagi umat Islam dan penunjuk jalan kebenaran dipanggil tepat dihadapannya.
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad." yang artinya
Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.