MasyaAllah, Tak Jadi Operasi Angkat Rahim Berkat Istighfar dan Banyak Minta Maaf
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 12 Sep 2020Ilustrasi - Image from islam.nu.or.id
Sebaik-baik doa adalah istighfar
Ibu ini mulanya takut luar biasa saat dokter menyarankan untuk mengangkat rahimnya karena sering terjadi pendarahan. Apalagi ia masih trauma karena telah menjalani dua kali operasi caesar. Namun berkat upayanya, Allah SWT kabulkan doanya.
Kisah ini datang dari Rina, seorang ibu setengah baya yang bercerita ia tidak jadi dioperasi oleh dokter kandungan setelah banyak membaca istighfar dan meminta maaf pada orang di sekitarnya.
Hal itu sebagaimana yang ia ceritakan di akun Facebooknya. Dikutip dari cerita NU Online, Rina adalah sosok yang mendapatkan banyak ilmu agama selama belajar di pesantren belasan tahun lalu.
Di antara ilmu tambahan itu adalah tentang adab berdoa dan hal-hal yang dapat menghalangi terkabulnya doa.
Rahim Harus Diangkat
Ilmu itu sangat bermanfaat saat ia mengahadapi vonis dokter bahwa ia harus menjalani operasi angkat rahim yang disebut histerektomi akibat kondisi rahimnya yang melebar.
Dokter mengatakan, “Rahim Ibu harus diangkat. Harus operasi. Rahim Ibu mengalami pelebaran.”
Rina memang memeriksakan kondisinya ke dokter setelah berhari-hari mengalami pendarahan. Selama ini ia mengira itu darah haid biasa, tapi memang tidak wajar.
Dari rahimnya terus mengalir darah yang sangat mengganggu kenyamanan dan juga aktivitas sehari-hari. Ibu Rina bukan hanya seorang ibu rumah tangga tapi juga seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah.
“Astaghfirullah’adzim…”
Itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut Ibu Rina setelah mendengar saran dokter yang mengatakan ia harus menjalani operasi angkat rahim. Hal ini dilakukan supaya tak terjadi pendarahan lagi.
Pernah Trauma dengan Operasi Caesar
Saran itu terdengar bagaikan petir di siang hari yang cerah. Tak ada mendung, tak ada rintik hujan, tiba-tiba petir menghantam begitu kerasnya.
Betapa tidak! Trauma lama akibat dua kali operasi caesar ketika melahirkan dua putranya berturut-turut belum sembuh benar, dan saat ini ia diminta operasi lagi.
“Pak dokter, saya belum siap operasi lagi. Sudah dua kali saya menjalani operasi caesar. Rasanya baru kemarin kedua operasi itu berlangsung. Saya takut dok kalau harus operasi lagi. Apalagi dalam waktu dekat ini. Mohon Pak dokter untuk sementara saya cukup diobati saja untuk mengurangi pendarahan sambil menunggu saya berani dioperasi lagi.”
“Baik Ibu, untuk sementara cukup diobati saja dulu sambil menunggu kesiapan Ibu menjalani operasi,” jawab dokter itu menyetujui usul Ibu Rina.
Dari rumah sakit, Ibu Rina pulang ke rumah. Dipikirkannya dalam-dalam permasalahan pelik yang dihadapinya.
Ia sadar Allah sedang mengujinya dan berharap Allah akan memberinya kesabaran agar ia berhasil melalui ujian tersebut.
Sebaik-baik Doa adalah Istighfar
Dalam kegalauannya ia teringat akan ilmu yang telah diterimanya bahwa sebaik-baik doa adalah permohonan ampun kepada Allah SWT melalui istighfar.
Ia pernah membaca dari laman NU Online tentang dahsyatnya istighfar bahwa menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib ada satu doa pendek namun bisa mengeluarkan dari kesusahan yakni memperbanyak istighfar.
Artinya dengan memperbanyak istighfar, doa seseorang akan sangat diperhatikan oleh Allah SWT.
Bukan hanya itu, ia juga pernah dapat ilmu agar doa mudah dikabulkan, maka doa harus dipanjatkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkannya.
Namun ia juga tidak lupa bahwa pengabulan doa bisa terhambat jika orang yang berdoa itu hatinya lalai dari mengingat Allah. Apalagi jika pendoa itu memiliki banyak kesalahan kepada manusia lainnya.
Kemudian sejenak ia berpikir dan paham bahwa ada dua solusi dari masalah tersebut yakni dengan memperbanyak istighfar dan meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin pernah ia sakiti.
Untuk itulah setiap hari Ibu Rina berdoa kepada Allah agar diberi-Nya keberanian untuk menjalani operasi. Atau Allah berkenan memberinya kesembuhan tanpa harus melalui operasi.
“Ya Allah, hamba-Mu berharap agar Engkau menyembuhkan penyakit hamba ini tanpa operasi.”
Doa itu dibacanya berulang-ulang dengan diselingi bacaan istighfar berkali-kali.
Meminta Maaf kepada Orang-orang Terdekat
Setelah itu, Rina menyempatkan diri menemui kedua orang tua dan juga mertua untuk secara khusus memohon maaf atas kesalahan-kesalahannya dan meminta doa restu agar penyakitnya sembuh tanpa operasi.
Hal yang sama juga dilakukannya kepada suami dan teman-teman dekat serta para tetangga.
Dua minggu kemudian Ibu Rina kembali ke dokter yang menangani penyakitnya. Kali ini ia mengatakan bahwa ia belum siap dioperasi.
Ia masih teramat takut. Lalu, ia kembali meminta diberi obat untuk mengurangi pendarahan. Dokter sekali lagi menyetujui usulan yang disampaikan Ibu Rina.
Operasi Dibatalkan
Pada minggu kelima Ibu Rina kembali ke dokter dengan diantarkan oleh kerabat. Kali ini ia membawa serta beberapa pakaian dan berbagai kelengkapan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit.
Ia sudah siap dioperasi setelah lebih dari sebulan lamanya menata hati dan dan juga mental untuk dioperasi.
Ia juga sudah berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Ia tidak takut lagi dioperasi namun tetap berdoa agar penyakitnya sembuh tanpa harus mengalami sakitnya di operasi.
Allah Maha Besar. Keajaiban terjadi. Dokter yang menanganinya mengatakan Ibu Rina tidak perlu operasi rahim sebab dari hasil USG diketahui rahimnya sudah membaik.
“Sudah normal. Soal pendarahannya yang masih terjadi tetap kita obati dengan obat yang lebih baik. Insyaallah sembuh semua dan tuntas.”
Mendengar kabar baik dari dokter, Ibu Rina hanya bisa berucap “alhamdulilah…” dan tumpahlah segala tangis haru dan ucapan syukur atas kebaikan Allah SWT mengabulkan doa-doanya selama ini.