Kisah Pramugari Sriwijaya Air Lolos dari Maut SJ 182 Berkat Ganti Penerbangan
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 13 Jan 2021Pramugari Sriwijaya Air, Ananada Lestari - Image from manado.tribunnews.com
Bak mendapat pertolongan dari Allah SWT
Orang tua dan kerabat sempat khawatir saat mendengar kabar pesawat Sriwijaya Air yang menuju Pontianak hilang kontak. Pasalnya sebelumnya Ananda mengabarkan akan berangkat dalam penerbangan tersebut. Ini kisah lengkapnya.
Kisah ini berasal dari seorang pramugari Sriwijaya Air asal Luwu, Ananda Lestari.
Ia disebut terhindar dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak karena tak jadi bertugas dalam penerbangan tersebut.
Mulanya, Ananda dijadwalkan ikut dalam penerbagan rute Jakarta-Pontianak tersebut, tapi tiba-tiba rutenya dipindahkan ke tujuan Makassar.
"Iye, alhamdulillah ibu, bukanji ajalku kasian, kenapa tiba-tiba ruteku ke Makassar, padahal tadinya mau di pesawat itu," ujar Nurpiana mengulang ucapan Ananda saat ia ditelepon kemarin.
Nurpiana mengatakan, Ananda adalah ponakannya, pada Minggu (10/1/2021) lalu. Dia berasal dari Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
"Dia anak dari saudara saya," jelasnya.
Nurpiana mengaku sempat syok saat mendengar ada pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak hilang kontak dan jatuh di Kepulauan Seribu.
Sebab sebelumnya Ananda menyampaikan akan bertugas pada penerbangan menuju Pontianak.
"Saya langsung syok mendengar berita ini, namun saya tetap menenangkan diri dan mencoba menghubungi Ananda siapa tahu bukan pesawat itu yang dia tumpangi," ujar Nurpiana.
"Setelah tersambung ke telepon Ananda, saya langsung mengucap syukur karena ternyata dia tidak ikut dalam penerbangan itu," ujarnya.
Diketahui, Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu pada pukul 14.36 WIB.
Beberapa saat kemudian, tepatnya pada 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak tidak lama setelah lepas landas.
Baru-baru ini telah dipastikan bahwa pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menjelaskan bahwa pesawat SJ182 sempat tertunda keberangkatannya 30 menit akibat cuaca buruk.
"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono menjelaskan, pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 itu.
Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu telah berusia sekitar 26 tahun, yang tepatnya dibuat pada tahun 1994.
Memang datangnya ajal adalah kuasa dan takdir Allah SWT. Saat sudah saatnya ajal pasti akan menjemput meski kita bersembunyi dalam benteng yang kokoh.
Sementara itu, jika belum ajalnya, maka pertolongan Allah SWT akan selalu ada dan hidup masih bisa dijalani.