Balasan Setimpal, Jumlah Mualaf di Prancis Melonjak Dua Kali Lipat Usai Macron Hina Islam

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 11 Nov 2020

Balasan Setimpal, Jumlah Mualaf di Prancis Melonjak Dua Kali Lipat Usai Macron Hina Islam

Penduduk Muslim di Prancis - Image from duta.co

Masyaallah, berkah luar biasa dibalik musibah

Prancis mencatatkan jumlah mualaf yang melonjak dua kali lipat pasca Emmanuel Macron hina Islam dan lecehkana Nabi Muhammad SAW. Bahkan menurut penelitian, di masa depan Islam akan jadi negara terbesar di dunia.

Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron beberapa waktu lalu yang menghina Islam dan melecehkan Nabi Muhammad memang banyak dikecam berbagai pihak di dunia.

Ditengah banyak aksi kecaman dan juga boikot produk atas pernyataan Presiden Macron, ternyata ada berkah yang muncul. 

Jumlah Mualaf di Prancis Meningkat Pesat

Dilansir dari hajinews.id, jumlah mualaf di Prancis terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan. 

Beberapa laporan menyebutkan jumlah mualaf di Prancis naik dua kali lipat pasca adanya aksi penghinaan yang dilakukan Marcon. 

Dikutip dari laman About Islam, pada Minggu, 8 November 2020, Bangunan masjid Sahaba di jantung pinggiran kota kelas menengah Creteil di Paris, dikenal sebagai masjidnya para mualaf. 

Masjid ini dibangun sekitar tahun 2008 dan menjadi simbol pertumbuhan Islam di negara Prancis. 

Sekitar 150 prosesi pengucapan syahadat dilakukan setiap tahun yang dilakukan di masjid Sahaba.

Menurut video Muslim Converts Stories, jumlah orang Prancis yang masuk Islam setiap tahun terus meningkat secara signifikan. 

Selalu Ada Warga yang Memeluk Islam

Laporan lain oleh harian La Croix pada 25 Agustus, mengutip survei yang dilakukan oleh Pierre Schmidt tentang mualaf di Prancis, mengungkapkan selalu ada warga yang memeluk Islam.

Selain itu, para ahli menyebutkan, meski jumlah mualaf tetap relatif kecil di Prancis, jumlah mualaf tahunan ke Islam meningkat dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir.

Sementara itu, Kepala Biro Agama di Kementerian Dalam Negeri, Didier Leschi juga mengungkapkan apa yang baru hari ini adalah jenis gerakan yang dituju oleh para mualaf muda.

"Menurut informasi yang kami terima dari Muslim yang bertanggung jawab atas asosiasi, dia menjelaskan, mungkin ada sekitar 10 mualaf setiap hari", ujarnya.

Hal itu menandakan ada sekitar 3.600 orang mualaf setiap tahunnya. Banyak ahli mencatat pengaruh para mualaf, utamanya pada pemain sepak bola. 

Salah satunya adalah Nicolas Anelka, yang bermain untuk tim nasional Prancis dan orang tuanya berasal dari Martinik, mengubah namanya menjadi Abdul-Salam Bilal Anelka saat dia masuk Islam pada 2004.

Lembaga riset asal Amerika Serikat (AS) Pew Research Center (PRC) memprediksi, Islam akan menjadi agama terbesar di dunia di tahun 2075. 

Hal ini terjadi seiring dengan terus bertambahnya pemeluk muslim dan peningkatan jumlah kelahiran dalam keluarga muslim.

Masyallah, ternyata dibalik musibah yang menimpa Umat Islam, ada karunia besar dibaliknya. Semoga semakin banyak lagi orang-orang yang menemukan kebenaran dan kebahagiaan dengan Islam. Aamiin ya robbal alamiin. 

SHARE ARTIKEL