Benarkah Arwah Gentayangan Ada? Ini Penjelasannya dalam Al Quran dan Hadist
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 07 Nov 2020Ilustrasi arwah gentayangan - Image from islamidia.com
Banyak konten Youtube yang membahasnya
Benarkah ada arwah gentayangan di sekitar kita? Bagaimana Islam menjelaskan perihal arwah seseorang yang sudah meninggal. Apakah bisa berkeliaran, di kuburan atau di tempat lain?
Saat ini, marak konten Youtube, instagram dan media sosial lainnya yang membicarakan perihal arwah gentanyangan. Dan, sudah bukan hal baru lagi bahwa banyak orang yang percaya dan meyakini hal tersebut.
Jika menilik dari jumlah view tayangan yang mendiskusikan arwah gentayangan, menunjukkan bahwa banyak orang yang tertarik akan hal tersebut.
Entah dijadikan sebagai hiburan semata, ataupun memang dipercaya dan diyakini kebenarannya. Namun perihal 'arwah gentayangan' tetap perlu diluruskan, agar tidak menyimpang dengan ajaran agama Islam.
Lantas bagaimana, Islam memandang perihal arwah gentayangan? Benar ada atau tidak ada dan bagaimana penjelasannya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut adalah hadis riwayat Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ
Artinya
“Tidak ada ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliah tentang reinkarnasi) dan tidak pula shafar (menganggap bulan Safar sebagai bulan haram atau keramat).” (HR: Al-Bukhari)
Pada hadis tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada yang namanya hammah, apa itu hammah?
Dalam kitab al-Minhaj Syarh Shahih Muslim dijelaskan hammah ialah kepercayaan orang terdahulu yang menganggap roh orang yang meninggal akan berubah menjadi binatang kecil. Kemudian binatang kecil tersebut akan meminta minum.
Jika dia telah menunaikan balas dendamnya kepada si pembunuh maka dia akan terbang. Dikatakan juga, roh manusia akan berubah menjadi binatang kecil dan terbang.
Ataupun yang banyak diyakini hari ini arwah gentayangan berwujud setan yang dikenal di Indonesia, seperti pocong, kuntilanak, dan lainnya.
Arwah Gentayangan Tidak Ada
Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Fatwa Imam Besar Mesjid Istiqlal, saat seseorang meninggal (mati, berpisah dari rohnya), ia tidak akan bisa kembali ke alam dunia.
Tidak bisa pula berkumpul dengan keluara, kerabat, atau balik ke rumah di masa-masa 7 hari setelah kematiannya, sebagaimana yang sering dipercaya oleh masyarakat.
Prof KH. Ali menambahkan bahwa arwah gentayangan itu adalah setan yang melakukan tipu daya dengan menyerupai orang yang sudah meninggal. Entah itu dari fisik, cara bicara, cara berperilaku, dan lainnya.
Pasalnya, orang yang sudah meninggal akan tetap di alam barzakh. Dan hal tersebut diterangkan dengan jelas dan gamblang di Al Quran, surat Al-Mu’minun ayat 100, yang berbunyi sebagai berikut:
"Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan."
Yang dimaksud dinding di atas adalah batas atau pemisah antara kematian dan kebangkitan. Sehingga ketika masuk di alam barzakh, manusia tidak bisa lagi menuju ke dunia, karena adanya dinding pembatas tersebut.
Jadi, jika kamu merasa ada arwah gentayangan orang-orang terdekat atau kerabatmu, waspada dan hati-hati.
Sebab bisa jadi, hal itu adalah jin. Pasalnya jin merupakan makhluk yang dapat menjelma atau mengubah fisiknya menyerupai bentuk manusia atau makhluk-makhluk yang lain.
Dan sangat mungkin jika setan yang berasal dari jin ingin mengelabuhi dan menyebarkan tipu daya atau keraguan pada keimanan manusia, salah satunya ialah menjelma menyerupai seseorang yang telah meninggal.
Wallahu a'lam.