Benarkah Kedudukan Laki-laki Lebih Istimewa Dibandingkan Wanita? Ini Jawaban Allah SWT
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 30 Nov 2020Ilustrasi laki-laki dan perempuan - Image from www.winnetnews.com
Seorang wanita pernah datang menuntut ke Rasulullah SAW
Ia menguguat mengapa di Al Quran lebih banyak menyebutkan laki-laki. Dan juga seolah bidang pengabdian wanita lebih sempit daripada lelaki. Atas tuntutan tersebut, Allah SWT langsung menurunkan jawabannya.
Tak banyak yang tahu, di masa Rasulullah SAW, perempuan sudah mempertanyakan kesetaraan dan kedudukannya dengan lelaki.
Ada beberapa riwayat yang mencatat sejumlah nama, seperti halnya Ummu Salamah, Asma’ binti ‘Umais, dan Ummu ‘Umarah al-Anshariyah.
Setiap dari mereka menemui Rasulullah SAW dan menanyakan mengapa lelaki lebih banyak disebut dalam Al Quran. Tak hanya itu, mereka juga merasa seolah-olah bidang pengabdian perempuan lebih sempit dibandingkan dengan laki-laki.
Dikutip dari buku Islam yang Saya Pahami Keragaman Itu Rahmat oleh Prof. M.Quraish Shihab, dalam konteks “tuntutan” itulah turun firman Allah surat Al-Ahzab ayat 35 berbunyi:
وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya laki-laki muslim dan perempuan muslimah, laki-laki mukmin dan perempuan mukminah, laki-laki yang taat dan perempuan yang taat, demikian pula, laki-laki yang benar dan perempuan yang benar, laki-laki penyabar dan perempuan penyabar, laki-laki khusyuk dan perempuan yang khusyuk, laki-laki yang gemar bersedekah dan perempuan yang gemar bersedekah, laki-laki yang sering kali berpuasa dan perempuan yang sering kali berpuasa, laki-laki yang selalu memelihara kemaluannya dan perempuan yang selalu memeliharanya juga, laki-laki yang banyak berdzikir menyebut nama Allah dan perempuan yang banyak berdzikir menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk tiap-tiap orang dari mereka baik lelaki maupun perempuan ampunan dan pahala yang besar.”
Ayat tersebut sengaja menyebut lelaki dan perempuan dalam sifat dan perilaku yang sama serta balasan yang sama pula.
Ayat ini dimaksudkan untuk menekankan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesetaraan dalam segala amal kebajikan dan akan mendapat ganjaran yang sama pula.
Allah SWT tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan.
Bahkan Allah secara khusus menurunkan surat yang diberi nama An-Nisa untuk menjelaskan hak-hak perempuan yang memang pada masanya turunnya Alquran hingga saat ini pun kerap diabaikan.
Seorang Ulama Besar sekaligus Cendekiawan Muslim Kontemporer Mesir, Muhammad ‘Imarah mengutip kisah Asma’ bin Yazid yang datang kepada Rasulullah SAW atas nama teman-temannya.
Ia datang untuk menuntut kesetaraan upah lelaki dan perempuan meski dengan pekerjaan yang berbeda.
Rasulullah SAW terkesan dengan ucapannya dan menoleh kepada pria agar mendengar ucapan perempuan yang pandai menyampaikan aspirasi temannya itu. Hingga pada akhirnya, Rasulullah menyetujui usul Asma’ itu.
Perempuan lain, Umaimah binti Rafiqah menceritakan, dia datang kepada Rasulullah bersama rekan-rekan perempuannya dan meminta agar dibaiat atau diambil janji setia oleh Rasulullah. Rasulullah SAW kemudian mengabulkan permintaan itu sambil mengingatkan, baiat harus sesuai dengan kemampuan mereka dalam kedudukan mereka sebagai perempuan. (HR Ibnu Majah).
Pada peristiwa bai’at al-‘aqabah yang menjadi tonggak masyarakat Islam di Madinah, ada dua perempuan yang sedang pada bai’at ar-ridhwan.
Salah satu isi dari perjanjian itu adalah kesediaan berperang melawan musuh yang menganiaya juga tercatat nama-nama perempuan.
Dalam situasi perang pun, banyak perempuan yang terlibat, khususnya dalam kegiatan pengobatan dan juga perawatan. Tak hanya itu, bahkan Ummu Sulaim binti Malhan r.a. dalam perang Hunain terlihat membawa senjata tajam.
Sahabat Rasulullah SAW, Abu Thalhah r.a. yang melihat senjata itu menyampaikan kepada Rasulullah lalu beliau bertanya, “Untuk apa senjata itu?” Kemudian dengan lantang Ummu Sulaim menjawab, “Kalau ada musuh yang mendekat kepadaku, akan kubelah perutnya.” Mendengar jawabannya, Rasulullah tersenyum (HR Muslim).
Jadi, Islam tidak membenarkan adanya keistimewaan yang lebih besar dalam hal melakukan amal kebaikan dan juga balasannya pada lelaki.
Baik lelaki dan perempuan yang beramal shaleh akan mendapatkan balasan yang sama dan setimpal atas amalannya.
Semoga dengan ayat ini bisa meningkatkan rasa percaya diri para perempuan untuk mengabdi dan beramal shaleh di bidang yang sama dengan lelaki.