Bisa Fatal, Pasien Corona di RI Kebanyakan Merasa Sehat Padahal Sudah Happy Hypoxia
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 24 Nov 2020Ilustrasi Happy Hypoxia - Image from dream.co.id
Apa itu Happy Hypoxia dan cara pencegahannya?
Dokter mengungkapkan bahwa kebanyakan pasien corona di Indonesia merasa baik-baik saja, padahal sudah alami Happy Hypoxia, yang apabila tak segera ditangani bisa berakibat fatal.
Belakangan ini terjadi peningkatan penggunaan ruang ICU rumah sakit rujukan corona di beberapa provinsi di indonesia.
Seperti halnya di DKI Jakarta hingga Jawa Barat yang jumlahnya meningkat tajam. dr Twindy Rarasati, dokter sekaligus penyintas corona pun mengakui adanya kondisi tersebut dan harus segera diantisipasi.
"Ruang ICU dan alat pernapasan dibutuhkan hanya sesuai indikasi, memang tidak semua pasien jatuh ke kondisi critical state yang ujung-ujungnya membutuhkan ventilator dan perawatan di ICU," kata dr Twindy dalam diskusi virtual di Youtube Forum Merdeka Barat 9, pada Senin (23/1).
"Tapi pasien-pasien yang critical state ini ternyata lumayan banyak kalau di bandingkan dengan prevalensi di negara-negara lain," jelasnya.
Happy Hypoxia dan Cara Mencegahnya
Mengapa bisa terjadi peningkatan yang begitu besar? dr. Twindy menjelaskan, faktor utamanya karena masyarakat Indonesia belum mawas diri dengan COVID-19.
"Salah satunya karena tidak terdeteksi dari awal jadi banyak pasien yang merasa "oh saya sehat-sehat saja" ternyata sudah timbul happy hypoxia terlebih dahulu di rumah," ungkap dia.
Happy Hypoxia atau dikenal juga dengan Hipoksemia adalah kondisi dimana kadar oksigen dalam darah berkurang hingga di bawah rentang 95-100% atau sekitar 75-100 mmHg.
Hipoksia yang tidak ditangani dengan baik dan cepat bisa menyebabkan kerusakan jaringan di organ tubuh seperti halnya otak dan jantung. Hal ini tentu akan berdampak fatal bagi kesehatan tubuh.
Bahkan fenomena ini tak jarang memicu terjadinya banyak kematian. Sebab, kondisi pasien corona sudah terlanjur buruk ketika dibawa ke rumah sakit.
Mayoritas penderita hipoksia akan mengalami sesaak nafas, lemas, kulit pucat, kuku dan bibir yang kebiruan. Namun ada pula yang tak mengalami gejala apapun.
"Dan saat dia masuk tujuannya langsung mencari ICU dan itu akan lebih susah dibandingkan pasien yang dari awal. Sudah kita lihat yang sudah kita terapi, yang kita usaha perbaiki kondisinya namun sadly jatuh ke kondisi yang lebih buruk," tutup Twindy.
Oleh sebab itu, bagi kamu yang mengalami gejala yang sama dengan Happy Hypoxia tersebut, segera konsultasikan ke dokter.
Sementara itu, bagi orang yang pernah berhubungan dengan pasien Covid-19 juga diharapkan bisa periksakan ke dokter sebagai upaya antisipasi.
Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan kita semua diberikan perlindungan atas musibah ini.