Tanggapi Ceramah Habib Rizieq, Jimly: 'Ceramah penuh kebencian dan permusuhan harus dihentikan'
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 19 Nov 2020Tangkapan layar cuitan Jimly Asshiddiqie - Image from today.line.me
Ceramah Habib Rizieq dinilai provokatif
Menurut mantan MK ini, ceramah dengan membawa agama harusnya dilakukan dengan bil hikmah dan juga mau'zhoh hasanah. Sehingga memberikan kedamaian dan teladan yang baik pada para jamaah.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menanggapi ceramah yang disampaikan oleh Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan pada minggu lalu.
Ceramah tersebut diadakan di Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur pada Jumat, pada 13 November 2020.
Pada ceramahnya tersebut, Habib Rizieq meminta kepolisian untuk menindak tegas laporan-laporan mengenai penistaan agama Islam. Menurutnya langkah tersebut perlu dilakukan jika tak ingin pemenggalan di Prancis terjadi juga di Indonesia.
"Kepada pemerintah khususnya kepolisian, kalau tidak mau terjadi peristiwa seperti di Prancis, penghina Nabi dipenggal, tolong kalau ada laporan penista-penista agama diproses dong, yang menghina Nabi, menghina Islam, proses. Kalau tidak diproses, jangan salahkan umat Islam kalau besok kepalanya ditemukan di jalanan. Siap bela Nabi, siap mati untuk Rasulullah. Takbir!," kata Habib Rizieq.
Ceramah Habib Rizieq Dinilai Penuh Kebencian
Jimly menilai ceramah yang dilakukan Habib Rizieq ini bersifat menantang, berisi penuh kebencian dan permusuhan. Sehingga harus segera ditindak oleh aparat. Sebab jika dibiarkan provokasinya bisa meluas di kalangan masyarakat.
Tak hanya itu, Jimly juga menilai bahwa ceramah seperti itu adalah ceramah yang bersifat menantang, yang harus ditindak aparat hukum sesegera mungkin.
Ia menilai, jika ceramah-ceramah seperti itu dibiarkan, maka provokasinya akan tertanam ke masyarakat luas. Hal itu dirinya sampaikan melalui sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya @JimlyAs.
"Ini contoh ceramah yang bersifat menantang, berisi penuh kebencian dan permusuhan yang bagi aparat pasti harus ditindak. Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas dan melebar," cuit Jimly Asshiddiqie di Twitter, pada Rabu, 18 November 2020.
Jimly kemudian mengimbau agar jenis ceramah yang disampaikan Habib Rizieq itu tidak dicontoh dan mutlak perlu dihentikan.
Menurut Jimly, dakwah yang disampaikan seorang ulama harus mengandung hikmah dan juga nasihat yang baik untuk jamaahnya.
Tak cukup disitu, ceramah juga perlu disampaikan dengan cara yang lemah lembut agar umat Islam mau berbuat baik (mau'zhoh hasanah).
"Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atas namakan dakwah yang mesti dengan hikmah dan mau'zhoh hasanah," kata Jimly Asshiddiqie.
Selain itu, menurutnya saat ini banyak pihak yang marah pada gerakan perlawanan negara yang seringkali ditunjukkan dengan sikap dan kata-kata kasar yang kurang pantas.
"Banyak yang marah kepada gerakan perlawanan kepada negara yang diumbar dengan kata-kata keras dan kasar, seolah tidak peduli aturan bernegara," kata Jimly Asshiddiqie.
Akibatnya, muncul praktik kekerasan hukum yang tak jarang membuat aparat hukum dinilai sebagai alat politik.
Oleh karena itu, Jimly Asshiddiqie menegaskan perlunya pihak-pihak yang kini berseteru untuk menghentikan rasa saling benci dan juga menunda persaingan.
"Maka muncul praktik kekerasan hukum atas nama ketegasan. Risikonya pasti dirasakn tidak adil. Bahkan aparat dapat saja dinilai jadi alat politik. Maka stop dulu saling benci dan tunda dulu persaingan," kata Jimly Asshiddiqie.
Nabi Muhammad SAW senantiasa mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap baik dan lemah lembut. Bahkan sekalipun kepada para musuh-musuhnya.
Meski Nabi diejek dengan sebutan tukang sihir, orang gila, dilempari batu bahkan kotoran, tak pernah sekalipun ia berniat untuk membalas. Ia justru memberikan kebaikan pada orang-orang yang membencinya.
Semoga teladan Nabi Muhammad SAW yang satu ini bisa kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dan membuat kita tak mudah terhasut ucapan kebencian dan permusuhan orang-orang yang mengatasnamakan diri dengan Islam.
Karena sejatinya Islam tidak mengajarkan cara-cara tersebut. Semoga kita selalu diberikan perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT.