Banyak yang Salah Paham, Jihad Tak Selalu Berarti Perang, Ini 4 Maknanya dalam Islam

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 02 Dec 2020

Banyak yang Salah Paham, Jihad Tak Selalu Berarti Perang, Ini 4 Maknanya dalam Islam

Ilustrasi jihad - Image from www.rctiplus.com

Jangan mudah terprovokasi berbuat anarkis dengan ajakan jihad 

Sebab jihad dalam Islam memiliki makna yang berbeda jauh dengan apa yang selama ini banyak dipahami dan disebarkan. Bahkan disebutkan MUI, bahwa jihad berbeda dengan terorisme. Ini 4 makna jihad yang dibenarkan dalam Islam.

Baru-baru ini diberitakan ada tindakan teror yang terjadi di Sigi. Banyak pihak yang kemudian mengecam tindakan teror tersebut, sebab dalam Islam menghilangkan satu nyawa sama dengan membunuh semua manusia.

Selain itu, ada pula video adzan yang viral di media sosial yang mengganti lafaz ajakan sholat menjadi ajakan jihad. 

Namun, yang buruk dari tindakan ini adalah mengaitkan ajaran Islam dengan jihad sebagai alasannya. Lantas apa sebenarnya makna jihad dalam Islam? 

Dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3 Tahun 2004 tentang terorisme menyebut aksi teror dengan aksi jihad adalah dua tindakan yang berbeda. 

Jihad dan Terorisme 

Jihad adalah kata serapan dari bahasa Arab, yang berarti mengerahkan segenap potensi diri untuk melakukan sesuatu.

Jihad juga berarti segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk menanggung kesulitan dalam memerangi dan menahan agresi musuh dengan bentuk apapun. 

Sedangkan terorisme disebut sebagai tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, berbahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia dan juga merugikan masyarakat. 

Tak banyak yang tahu bahwa jihad dan terorisme memiliki perbedaan yang mencolok. Berbeda dengan terorisme, jihad sifatnya melakukan perbaikan yang bertujuan untuk menegakkan agama Allah. 

Dan jihad dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syari’at dengan sasaran musuh yang sudah jelas.

Sementara terorisme sifatnya merusak (ifsad) dan anarkis. Alih-alih bertujuan untuk perbaikan, terorisme malah menciptakan rasa takut atau menghancurkan pihak lain. Dan terorisme dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas. 

Oleh sebab itu, MUI mengharamkan terorisme dan mewajibkan jihad. 

4 Makna Jihad dalam Islam 

Menurut Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam Minhajul Muslim, jihad juga tidak selalu diartikan sebagai perang. Ia menyebut ada empat macam jihad yang diajarkan dalam Islam, diantaranya adalah: 

Jihad terhadap orang kafir yang memerangi Islam

Jihad ini bisa dilakukan dengan beragam cara, mulai dari terjun ke medan perang, harta, lisan dan hati. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Berjihadlah kalian melawan orang-orang musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian," (HR. Ahmad). 

Jihad melawan orang fasik 

Selain kepada orang kafir, jihad juga dilakukan untuk melawan orang yang fasik. Perjuangan ini dilakukan dengan terjun ke medan perang, harta, lisan dan hati

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, bila tidak mampu maka dengan lisannya, bila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman," (HR. Muslim). 

Jihad melawan syetan 

Salah satu jihad yang utama adalah melawan setan. Jihad ini dilakukana dengan cara menolak syubhat yang dia bawa dan meninggalkan maksiat yang ia iming-imingi.

Allah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya syetan adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu," (QS. Fathir: 6).

Jihad melawan hawa nafsu

Jihad ini disebut sebagai jihad yang paling berat. Jihad ini biasa dilakukan dengan memperbanyak belajar pengetahuan agama, mengamalkannya, mengajarkannya, memalingkan dirinya dari keinginan nafsunya serta melawan gejolaknya. 

Jihad melawan hawa nafsu ini bahkan disebut sebagai jihad yang agung, sampai-sampai dikatakan sebagai jihad terbesar bagi seorang hamba. 

Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi juga mengungkapkan bahwa jihad memiliki banyak hikmah dalam pelaksanaannya. 

Diantaranya adalah agar musuh dan kejahatan bisa terusir, jiwa dan harta terjaga, hak terlindungi, keadilan terbentengi serta kebaikan dan Islam bisa tersebar. 

Dengan mengamalkan beragam jenis jihad tersebut, seseorang akan mendapatkan ridha Allah ta'ala serta mendapat syurga-Nya jika meninggal saat melakukannya. Rasulullah SAW bersabda:

"Perumpamaan mujahid di jalan Allah dan Allah maha mengetahui tentang orang yang berjihad di jalan-Nya ialah seperti orang yang selalu berpuasa dan mengerjakan shalat malam. Allah menjamin seseorang yang berjihad di jalan-Nya bila meninggal akan dimasukkan ke dalam syurga atau dikembalikan dengan selamat beserta pahala atau ghanimah," (HR. Ibnu Majah).

Untuk itu Umat Islam harus lebih berhati-hati dalam menerima ajakan jihad, jangan sampai terjerumus dalam amalan yang justru tidak sesuai dengan konsep jihad dalam Islam. 

SHARE ARTIKEL