Cara Anak Durhaka Menebus Kesalahannya pada Orang Tua yang Telah Meninggal
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 23 Dec 2020Ilustrasi minta maaf pada orang tua - Image from palembang.tribunnews.com
Penyesalan selalu ada di belakang
Tak perlu bersedih hati jika belum sempat membalas kebaikan orang tua setelah meninggal. Ataupun terlalu berlarut dalam kepedihan saat dulu pernah jadi anak durhaka. Berikut ada lima cara yang bisa kamu lakukan untuk menebus kesalahan pada orang tua yang telah tiada.
Setiap umat Islam diperintahkan oleh Allah SWT untuk berbuat baik kepada orang tua, baik kepada Ayah maupun Ibu.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan." (al-Ahqâf:15)
Jadi sudah tentu berbuat durhaka kepada orang tua akan mendapat hukuman dari Allah SWT, sebab telah melanggar apa yang diperintahkan-Nya.
Perbuatan-perbuatan yang membuat seorang anak di cap durhaka adalah mereka yang berkata ah dan membentak orang tua.
Sebab Allah SWT dengan terang memerintahkan kepada hamba-Nya untuk berbuat baik dan memberikan perkataan yang mulia kepada orang tua.
“Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia“. (Al Isra' ayat 23)
Lalu, bagaimana jalan keluar seorang anak durhaka yang ingin bertaubat tetapi orang tua atau salah satunya sudah meninggal dunia?
Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya atau salah satunya daripadanya, sedangkan ia telah berbuat durhaka, kemudian ia selalu berdoa dan memohonkan ampunan buat kedua orang tuanya, niscaya Allah akan mencatatnya sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya,” (HR Imam Baihaqi dari Anas r.a.)
Selain itu membuat orang tua bersedih dan menangis juga merupakan bentuk kedurhakaan yang harus dihindari oleh anak.
Ibnu ‘Umar berkata: “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari)
Dan banyak lagi perilaku-perilaku buruk lainnya yang membuat seorang anak dicap durhaka. Seperti halnya tidak menghormati orang tua, menelantarkan orang tua saat lanjut usia, dan lainnya.
Dalam hadits lain juga banyak disebutkan, jika orang tua telah meninggal, Rasulullah SAW menganjurkan untuk senantiasa mendoakannya. Malik bin Rabi’ah As-Sa’dy berujar
“Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba –tiba datang seorang laki-laki dari Bani Salimah dan bertanya, “Ya Rasulullah. Apakah masih ada amal baktiku kepada ayah ibuku yang sudah meninggal dunia?”
Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Masih ada, yaitu menshalatkan keduanya, yakni mendoakannya, membacakan istighfar untuk keduanya, melaksanakan wasiat keduanya, menghubungkan kerabat dari keduanya, menghormati sahabat-sahabat keduanya,” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).
Cara Anak Durhaka Menebus Kesalahan
Dijelaskan pula dalam buku Dahsyatnya Doa Ibu oleh Ustadz Syamsuddin Noor, jalan keluar bagi anak durhaka saat kedua orang tuanya masih hidup ada lima.
Pertama, selalu mendoakan dan memohon ampunan atas dosa-dosa keduanya kepada Allah saat keduanya telah meninggal.
Kedua, melunasi utang orang tuanya jika mereka meninggalkan utang semasa hidup dan belum dilunasi hingga meninggal dunia.
Ketiga, menunaikan nazar jika keduanya memiliki nazar yang belum dipenuhi.
Keempat, menjaga kehormatan dan memenuhi sumpah yang pernah diucapkannya selama hidup di dunia.
Kelima, memenuhi semua yang dapat dilakukan untuk berbuat baik dalam rangka birrul walidaini kepada orang tua yang telah meninggal.
Semoga Allah SWT memaafkan dan mengampuni segala kesalahan dan dosa kita kepada orang tua. Aamin yaa robbal alamiin.