Dibandingkan dengan Mensos, Pak Aan Penjaga Kantin yang Tetap Bersedekah Meski Kesulitan

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 14 Dec 2020

Dibandingkan dengan Mensos, Pak Aan Penjaga Kantin yang Tetap Bersedekah Meski Kesulitan

Kisah Pak Aan - Image from akurat.co

Diungkapkan keduanya memiliki hati, pemikiran dan sikap yang berbeda 

Pak Aan hanyalah penjaga kantin, yang bahkan terpaksa tutup karena pandemi Covid-19. Seolah tak menyerah beliau tetap berusaha keras dan bahkan masih bisa memberikan bantuan sembako pada orang-orang yang membutuhkan. Ini kisahnya.

Kasus dugaan suap dana bansos Covid-19 yang menjerat Menteri Sosial Juliari Batubara, benar-benar membuat masyarakat geram dan tak habis pikir. 

Masyarakat tak menyangka di tengah kesulitan ekonomi karena pandemi Covid-19 yang kian mencekik, kok masih ada pejabat tinggi yang tega makan uang rakyat.

Sontak sosok Mensos Juliari Batubara menyita perhatian dari masyarakat. Sikapnya dinilai sangat bertolak belakang dengan seorang penjual makanan kantin yang bernama Andriyan Bima alias Pak Aan ini.

Dikisahkan dalam sebuah unggahan di akun instagram @noviangelang, Pak Aan merupakan seorang penjaga kantin di kantor tempat Novian bekerja.

Sayangnya, karena pandemi Covid-19 membuat Pak Aan tidak bisa lagi berjualan di kantin. Padahal dia memiliki 5 anak yang harus dihidupi.

"Tadi, aku mendapat cerita dari @noviangelang di ig story dia tentang seseorang yg menurutku pantas untuk dibagikan dan mendapat apresiasi lebih. Di saat semua situasi sedang sulit, ternyata masih ada orang baik," tulis Dita di akun twitternya.

Lalu dalam unggahan tersebut Dita membagikan unggahan Novian yang menceritakan tentang kisah hidup Pak Aan. 


Kisah Hidup dan Kedermawanan Pak Aan 

Pak Aan bukanlah berasal dari orang kaya yang berkecukupan segalanya, beliau hanyalah seorang penjaga kantin yang menghidupi keluarganya dengan menjual makanan. 

Akibat pandemi Covid-19, memaksa beliau untuk menutup kantinnya dan hanya bisa berjualan melalui online, dengan menawarkan ke pelanggan melalui Whatsapp. 

Dalam hal ini, Novian mengenal pak Aan, karena beliau bekerja di kantin kantor Novian. Saat pandemi, kantor Novian hanya memberlakukan kerja 50:50, sehingga tak banyak orang yang memesan. 

Bahkan terkadang, Pak Aan hanya menerima pesanan 3-5 kotak saja dari kantor tersebut, per hari. Padahal biaya hidup ia dan keluarga tidaklah sedikit. Apalagi ia memiliki 5 orang anak yang harus dihidupi. 

Meski di tengah kesulitannya, ia ternyata melakukan aksi mulia di tengah pandemi ini. Ia rutin membeli sembako dan membagikannya kepada anak yatim piatu, dhuafa dan juga lansia setiap hari Jumat. 

Program Jumat Berkah

Ia menamakan program tersebut sebagai program "Jumat Berkah". Tak hanya itu, beliau juga kerap memberikan makan gratis di setiap hari Jumat kepada pelanggannya, termasuk Novian. 

Kisah ini menjadi pengingat dan khususnya tamparan keras bagi para penguasa negeri yang tak pernah kekurangan materi, tapi tetap serakah terhadap uang rakyat. 

Padahal sejatinya, harta di dunia bukanlah hal utama yang dicari di dunia ini, melainkan amalan untuk bekal akhirat kelak. 

Semoga kisah ini juga menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tetap berbuat baik dan rajin bersedekah meski dalam kondisi sulit. Inshaallah, bukan malah berkurang, rezeki justru akan bertambah. 

SHARE ARTIKEL