Mohammad Idris, Sosok Pemimpin yang Berkomitmen Tinggi dalam Pencegahan Korupsi
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 05 Dec 2020Mohammad Idris - Image from mediajabar.com
Sebentar lagi, Depok akan melalui pemilihan umum untuk memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok pada periode 2021-2024. Sebagaimana jadwal yang ditetapkan, pemilihan serentak untuk memilih kepala daerah ini akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020.
Pasangan calon atau kandidat yang telah ditetapkan sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota oleh KPUD Kota Depok adalah Pradi Supriatna-Afifah Alia dan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono.
Mohammad Idris sebagai calon walikota kandidat nomer 2, memiliki sepak terjang yang luar biasa di bidang politik.
Sebelum menjadi orang nomor 1 di Depok, ia pernah menjabat sebagai Wakil Walikota Depok pada tahun 2011-2016 mendampingi Nur Mahmudi Ismail. Di periode selanjutnya ia kemudian menjabat sebagai Wali Kota Depok tahun 2016-2021.
Bukan Hanya Politisi, Idris juga Seorang Pendidik
Tak hanya berkarya di bidang politik, Mohammad Idris juga berprofesi sebagai seorang pendidik. Ia menjadi dosen di Universitas Indonesia, Universitas Islam Nasional Hidayatullah, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jika menilik dari latar belakang pendidikan Mohammad Idris, maka terlihat sekali ia akrab dengan nilai-nilai dan ajaran Islam.
Mohammad Idris menamatkan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Jakarta kemudian melanjutkannya ke Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. Setelah itu, ia beruntung menjadi salah satu peraih beasiswa studi di Arab Saudi pada 1982.
Kesempatan itu tak disia-siakannya, hingga kemudian ia giat belajar dan berhasil meraih gelar doktor di Fakultas Syari’ah jurusan Tsaqofah Islamiyyah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi.
Berkomitmen Tinggi dalam Pencegahan Korupsi
Potret Muhammad Idris - Image from www.wartajurnalis.com
Berkat bekal ilmu keislaman tersebut, tidak aneh jika Mohammad Idris sangat getol untuk mencegah tindakan korupsi. Sebab tindakan korupsi hanya membawa pada mudharat dan kesengsaraan, baik bagi masyarakat maupun negara.
Prinsip tersebut ia bawa dalam membuat kebijakan dan program agar benar-benar efektif mencegah tindakan korupsi di Depok. Sebagaimana arahan pemerintah pusat dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pihaknya akan berfokus pada program antikorupsi di tindakan pencegahan.
Sebagai bukti nyata, Idris juga kerap melakukan berbagai kegiatan pembinaan antikorupsi yang melibatkan KPK dan para akademisi.
Kerja kerasnya dalam mencegah korupsi berbuah manis di tahun 2018. Pasalnya Depok mendapatkan penghargaan dari KPK karena mendapatkan nilai tertinggi dalam program Korsupgah (Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi) di lingkup Jawa Barat.
Indikator yang menjadi penilaian dalam program tersebut di antaranya, perencanaan anggaran, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Peningkatan Kapabilitas (PK) Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), optimalisasi pendapatan, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), dan manajemen aset.
Tentunya prestasi tersebut menjadi pelecut untuk terus lebih baik lagi dalam upaya mencegah korupsi. Tak berhenti di sana, semangat pencegahan korupsi itulah yang juga akan menjadi bahan bakar dalam pemerintahan selanjutnya, jika ia terpilih menjadi Walikota Depok di periode 2021-2024.
Pasangan Idris-Imam bertekad untuk mewujudkan pemerintahan Depok yang bersih dari korupsi, yang sempat disampaikan melalui visi tata kelola pemerintahan yang modern dan partisipatif di Kota Depok.
Mohammad Idris pernah menekankan pentingnya menguatkan aspek spiritual guna mencegah perilaku korupsi. Sederhananya ialah dengan berdoa sebelum melakukan aktivitas sehingga bisa mencegah dari perilaku-perilaku yang dilarang oleh agama.