7 Fakta Hantavirus, Bukan Virus Baru yang Mematikan

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 27 Mar 2020

7 Fakta Hantavirus, Bukan Virus Baru yang Mematikan

Ilustrasi hantavirus - Image from batam.tribunnews.com

Viral di banyak media besar, benarkah hantavirus ini virus baru yang mematikan.

Kenyataannya tidak demikian. Berikut 7 faktanya agar tak menambah kepanikan kita semua.

China dan seluruh dunia dikejutkan dengan munculnya virus baru bernama Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). Virus jenis ini menyebabkan penyakit pernapasan yang parah dan bisa berujung fatal pada manusia

Kasus terkuak setelah seorang pria meninggal dunia di Tiongkok pada Senin, 23 Maret dan dinyatakan positif hantavirus. 

Dilansir dari laman Liputan6.com (26/3), berdasarkan informasi Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat, hantavirus ditularkan melalui tikus.

Siapapun orang yang bersentuhan dengan tikus yang membawa hantavirus berisiko terkena HPS. Oleh karena itu, hewan pengerat di dalam dan sekitar rumah tetap menjadi risiko utama paparan hantavirus. Bahkan orang sehat pun berisiko terkena infeksi HPS apabila terpapar virus.

Hingga saat ini, tidak ada satupun kasus HPS yang telah dilaporkan, khususnya di Amerika Serikat, yang mana ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Baca juga: Hantavirus, Tak Dapat Menular Antar Manusia

7 Fakta Hantavirus, Bukan Virus Baru yang Mematikan

Ilustrasi gambar - Image from katadata.co.id

Siapapun yang bersentuhan dengan tikus yang membawa hantavirus berisiko terkena HPS. Bahkan orang sehat pun berisiko terkena infeksi HPS apabila terpapar virus.

Setiap aktivitas yang membuat Anda harus bersentuhan dengan kotoran tikus, urine, air liur, atau bahan bersarang tikus membuat berisiko terinfeksi. 

Hantavirus menyebar ketika partikel-partikel yang mengandung virus dari urine tikus, kotoran, atau air liur bercampur ke udara.

Oleh karena itu, penting untuk menghindari tindakan yang menimbulkan debu beterbangan, misalnya seperti menyapu atau menyedot debu. Sebab infeksi hantavirus terjadi saat Anda menghirup partikel virus di udara.

5. Gejala awal dan terlambat muncul

Dari informasi yang terbatas, gejala hantavirus bisa berkembang antara 1 hingga 8 minggu setelah terpapar urine, kotoran, ataupun air liur dari tikus yang terinfeksi.

Beberapa gejala awal yang ditimbulkan dari HPS adalah kelelahan, demam, dan nyeri otot, terutama di otot besar seperti paha, pinggul, punggung dan bahu. Gejala-gejala tersebut termasuk gejala yang bersifat umum.

Beberapa orang juga akan mengalami sakit kepala, pusing, kedinginan, dan masalah pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Sekitar 50% dari semua pasien HPS mengalami gejala-gejala tersebut.

Tak hanya gejala umum, empat hingga 10 hari pasca fase awal gejala muncul, gejala HPS yang terlambat juga dapat muncul. Gejala yang terlambat ini termasuk batuk dan sesak napas. Bahkan organ paru-paru dapat dipenuhi cairan.

Apakah hantavirus termasuk virus yang mematikan? Ya, benar. HPS bisa berakibat fatal, sebab memiliki tingkat kematian hingga 38 persen.

Baca Juga: Banyak Digunakan, Apakah Masker Kain Efektif Cegah Corona? ini Penjelasannya

6. Diagnosis HPS

Mendiagnosis HPS pada pasien yang baru terinfeksi beberapa hari, termasuk hal yang sulit. Sebab gejala awal seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan mirip dengan gejala influenza.

Namun apabila pasien mengalami demam dan kelelahan, serta riwayat potensi paparan hewan pengerat di pedesaan, serta diiringi sesak napas, maka gejala tersebut kemungkinan besar akan mengarah pada HPS.

Jika pasien tersebut mengalami gejala-gejala diatas, maka ia harus berkonsultasi ke dokter dan menyebutkan potensi paparan hewan pengerat.

7. Bagaimana pengobatan HPS?

Sebenarnya, tidak ada perawatan khusus, pengobatan ataupun vaksin untuk infeksi hantavirus. 

Akan tetapi, jika orang yang terinfeksi bisa didiagnosis lebih awal dan menerima perawatan medis di unit perawatan intensif, maka kondisinya akan membaik.

Dalam perawatan intensif, pasien diintubasi serta diberikan terapi oksigen guna membantu gejala kesulitan bernapas yang parah. Semakin awal pasien dibawa ke perawatan intensif, maka akan semakin baik.

Oleh karena itu, apabila Anda berada di sekitar hewan pengerat dan mengalami gejala demam, nyeri otot dalam, dan napas pendek, segera temui dokter. 

Pastikan untuk memberi tahu dokter bahwa Anda tinggal atau beraktivitas di sekitar hewan pengerat.

Cara tersebut akan mengingatkan dokter untuk mencari dengan cermat segala jenis penyakit yang dibawa oleh hewan pengerat, seperti HPS.

Berikut Fakta-fakta Hantavirus yang Wajib Anda Ketahui:

7 Fakta Hantavirus, Bukan Virus Baru yang Mematikan

Fakta virus hanta - Image from wajibbaca.com

1. Lokasi yang berpotensi menjadi paparan hantavirus​

Kasus infeksi hantavirus pada manusia terjadi secara sporadis, artinya penyebaran virus ini terjadi di suatu daerah yang tidak merata dan hanya dijumpai di beberapa daerah saja.

Biasanya di daerah pedesaan yang masih terdapat hutan, ladang, serta peternakan. Lokasi tersebut menawarkan habitat yang cocok untuk inang hewan pengerat virus seperti tikus.

Selain itu, lokasi yang berpotensi menjadi paparan hantavirus adalah area di sekitar rumah ataupun tempat kerja hewan pengerat dapat hidup, misalnya seperti lumbung, bangunan tambahan, dan gudang.

Beberapa hantavirus jenis lain juga mampu menyebabkan infeksi hantavirus di AS. Hantavirus New York, misalnya, yang dibawa oleh tikus berkaki putih, sering dikaitkan dengan kasus HPS di AS timur laut. Serta Hantavirus Black Creek, yang dibawa oleh tikus kapas, ditemukan di AS bagian tenggara.

Kasus Hantavirus Pulmonary Syndrome telah dikonfirmasi di tempat lain di Amerika, termasuk Kanada, Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Panamá, Paraguay, dan Uruguay.

Baca Juga: 5 Hal yang Wajib Diketahui Soal Infeksi Virus Corona Tanpa Gejala

2. Bisakah hewan peliharaan menjadi media penularan HPS ke manusia?

Hantavirus yang menyebabkan penyakit pada manusia di Amerika Serikat, belum diketahui apakah ditularkan oleh hewan jenis lain selain spesies hewan pengerat tertentu. Anjing dan kucing juga tidak diketahui membawa hantavirus.

Namun tetap saja hewan peliharaan bisa membawa tikus yang terinfeksi hantavirus, jika menangkapnya dan membawanya pulang ke rumah.

3. Bagaimana cara penularan hantavirus?

Di Amerika Serikat, jenis tikus rusa, tikus kapas, tikus padi yang ada di negara bagian tenggara, serta tikus putih di timur laut merupakan reservoir (tempat tumbuh dan berkembang biak) hantavirus.

Hewan pengerat dapat menumpahkan virus ke dalam urine, kotoran, dan air liur.

Virus tersebut ditularkan kepada manusia saat mereka menghirup udara yang terkontaminasi oleh virus. 

Ketika urine hewan pengerat, kotoran, ataupun bahan bersarang bercampur, maka tetesan kecil yang mengandung virus masuk ke udara. Proses ini dikenal sebagai transmisi udara.

Selain itu, ada beberapa cara lainnya bagaimana tikus bisa menyebarkan hantavirus kepada manusia, yaitu:

- Apabila tikus dengan hantavirus menggigit seseorang, maka virus mungkin menyebar ke orang itu, namun jenis penularannya jarang terjadi.

- Para ilmuwan percaya, manusia mungkin bisa tertular hantavirus apabila mereka menyentuh sesuatu yang telah terkontaminasi dengan urine tikus, kotoran, ataupun air liur. Kemudian menyentuh hidung atau mulut sendiri.

- Para ilmuwan juga menduga, manusia bisa jatuh sakit apabila mereka makan makanan yang terkontaminasi oleh urin, kotoran, atau air liur dari tikus yang terinfeksi hantavirus.

Baca Juga: Seberapa Besar Potensi Anda Terjangkit Corona? Jawab dengan Pertanyaan Berikut

4. Kelompok orang yang berisiko terinfeksi hantavirus

SHARE ARTIKEL