Pemerintah Nilai Naiknya Kasus Corona Lantaran Warga Tak Patuh Instruksi

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 28 Mar 2020

Pemerintah Nilai Naiknya Kasus Corona Lantaran Warga Tak Patuh Instruksi

Tak semua pekerja mendapat kebijakan work from home, terlihat antrean di Terminal Kalideres mengular - Image from kumparan.com

Yang perlu kita lakukan sekarang ini adalah bekerjasama

Bekerjasama antar semuanya, bukan hanya pemerintah saja, tetapi juga warganya. Diharapkan agar dirumah saja demi mencegah penyebaran corona. Lalu bagaimana dengan kaum pekerja yang mau tidak mau harus mencari nafkah di luar rumah? 

Disarankan untuk selalu menjaga kesehatan dengan mencuci tangan, dan jangan langsung berinteraksi dengan keluarga.

Per Jum'at (27/3), kasus positif virus Corona di Indonesia melonjak 153 kasus sehingga jumlah total tembus angka seribu lebih.

Pemerintah menilai penyebab lonjakan jumlah kasus corona ini lantaran instruksinya tidak dipatuhi oleh warga negara.

"Berarti ini terjadi penularan di luar (rumah warga). Kalau ada penularan di luar, berarti di luar ada kasus positif yang berkeliaran dan ada kasus negatif yang tertular," ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri), seperti yang dilansir dari laman Detik.com, Jumat (27/3/2020).

Baca juga: Bos WHO Anjurkan Main Game untuk Hiburan Selama Wabah Corona

Yuri berbicara mengenai instruksi pemerintah agar menjaga jarak. Jika instruksi tersebut tidak diindahkan, maka risiko penularan corona akan membesar. 

Virus corona sendiri menular lewat lendir (droplet) orang positif COVID-19 yang meloncat ke orang negatif COVID-19. Droplet tersebut terciprat saat orang yang positif COVID-19 bersin, batuk, ataupun berbicara.

"Supaya tidak naik (angka positif COVID-19), maka jangan lagi ada penularan. Supaya tidak ada penularan, patuhilah pemerintah. Kalau itu tidak dipatuhi, ya tetap saja terus naik (angka positif COVID-19)," ungkap Yuri.

Nyatanya, rapid tes COVID-19 yang dijalankan oleh pemerintah telah membuktikan angka positif COVID-19 hari ini melonjak 153 kasus.  Sehingga, sampai saat ini ada 1.046 kasus positif COVID-19 di Indonesia. 

Berarti, banyak warga yang masih berkeliaran, tidak mematuhi instruksi pemerintah untuk melakukan social distancing atau physical distancing.

Pemerintah Nilai Naiknya Kasus Corona Lantaran Warga Tak Patuh Instruksi

Juru bicara nasional penanganan virus corona Achmad Yurianto - Image from nasional.tempo.co

"Kalau dia (warga) tidak mau menjaga jarak, berarti dia tidak menjalankan instruksi pemerintah. Kalau kayak begitu, apa perlu dikasih imbauan lagi? Ngapain diimbau, patuhi saja," ungkap Yuri.

Baca Juga: 3 Orang Positif Corona, 300 Jamaah Terpaksa Dikarantina di Masjid Jakbar

Sebelumnya pemerintah menghimbau agar semua warga tetap berada di rumah. 

Pemerintah juga menghimbau agar kaum pekerja menerapkan kerja dari rumah atau work from home

Yang jadi pertanyaan adalah, lalu bagaimana dengan kaum pekerja yang mau tidak mau harus mencari nafkah di luar rumah?

"Ya, ada yang bekerja di luar rumah. Banyak orang kaya, kenapa sih nggak mau membantu? Peduli dong, saling peduli. Bukan hanya yang kaya membantu yang miskin, tetapi yang miskin juga membantu yang kaya (untuk tidak menulari Corona)," ungkap Yuri.

Di sisi lain, Yuri mengetahui jika tidak semua warga yang keluar dari rumah pada masa darurat Corona ini, untuk urusan mencari nafkah. Sebab banyak orang yang keluyuran di luar rumah hanya untuk mencari hal lain.

"Apakah semua orang yang ke luar rumah itu cari makan? Bagaimana dengan yang setiap malam di kafe itu? Kalau yang muda-muda keluyuran, sakit yang dialami akan ringan. Namun, begitu dia pulang ke rumah, dia menulari bapak dan ibunya yang sudah tua. Parahlah," ungkapnya.

Baca Juga: Nekat Gelar Resepsi Saat Corona, 2 Pesta Pernikahan di Jambi Dibubarkan Polisi

Disisi lain, lonjakan jumlah kasus positif corona di Indonesia ini juga dipengaruhi oleh jumlah peralatan tes yang kini bertambah. 

Pelacakan kasus positif corona pun juga semakin luas. Aktivitas tes yang semakin masif ini turut menjadi variabel melonjaknya jumlah positif COVID-19.

"Kalau proses penularan masih jalan terus, ya sampai kapan pun akan begini terus. Kalau semuanya bisa saling menjaga, akan baik," jelas Yuri.

SHARE ARTIKEL