Anemia Pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 16 Nov 2019

Anemia Pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Anemia pada Ibu hamil - Image from nawacitapost.com

Anemia pada Ibu hamil merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai. Pasalnya, anemia dapat membahayakan Ibu hamil dan juga bayi.

Penyakit anemia dapat terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi untuk menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Anemia bisa menyerang siapa saja, terutama pada Ibu hamil. Lalu bagaimana penyebab, gejala, dan cara mengatasi anemia pada Ibu hamil? Berikut penjelasannya. 

Baca Juga : Jangan Sampai Dikonsumsi, ini 15 Makanan yang Dilarang Untuk Ibu Hamil 

Anemia Pada Ibu Hamil

Selain karena tubuh kekurangan sel darah merah, anemia juga disebabkan oleh sel darah merah yang tidak mengandung cukup hemoglobin yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh.

Kekurangan darah merah tersebut akan membuat Anda cepat lelah atau lemah yang disebabkan karena organ dalam tubuh tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi. Selain itu, kemungkinan akan timbul gejala lain seperti sesak nafas, pusing, atau sakit kepala.

Anemia pada Ibu hamil adalah suatu penyakit atau kondisi yang diakibatkan oleh kekurangan gizi. Selain itu, anemia pada Ibu hamil juga bisa disebabkan oleh perubahan hormon tubuh yang mengubah proses produksi sel-sel darah merah, dan gangguan sistem imun tubuh.

Penyakit anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi. Seperti yang disebutkan dalam Konvensi Anemia Sedunia tahun 2017 yang lalu, bahwa sekitar 41,8% Ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Dan 60% kasus anemia pada Ibu hamil tersebut dikarenakan kekurangan zat besi.

Anemia pada Ibu hamil yang parah dan tidak mendapat penanganan dengan benar, akan meningkatkan resiko terjadinya hal-hal berbahaya, misalnya seperti persalinan yang prematur. Disamping itu, anemia juga bisa meningkatkan resiko berat badan lahir bayi rendah. Sedangkan pada Ibu hamil, anemia bisa meningkatkan risiko depresi pasca persalinan hingga kematian Ibu pasca persalinan.

Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Terkadang gejala anemia pada Ibu hamil sering diartikan sebagai gejala kehamilan biasa, karena tidak menimbulkan gejala yang begitu jelas. Namun anemia pada Ibu hamil menurut WHO harus segera ditangani apabila sudah dalam tahap yang berbahaya.

Apabila anemia semakin parah, kemungkinan Ibu hamil akan merasakan beberapa gejala diantaranya :

  • Cepat lelah dan merasa lemah.
  • Kulit terlihat pucat.
  • Denyut jantung tidak teratur.
  • Sesak nafas.
  • Nyeri di bagian dada.
  • Sakit kepala atau pusing.

Selain itu ada beberapa gejala anemia pada Ibu hamil yang jarang terjadi, antara lain yaitu :

  • Gatal-gatal pada tubuh.
  • Adanya perubahan pada indera perasa.
  • Rambut menjadi rontok.
  • Telinga berdenging dengan intensitas yang cukup sering.
  • Timbul sariawan di pinggir mulut.

Guna memastikan diagnosis anemia pada Ibu hamil, maka perlu dilakukan tes darah. Tes darah ini umumnya dilakukan saat pemeriksaan kehamilan yang pertama, kemudian dilakukan satu kali lagi selama masa kehamilan.

Baca Juga :  Sejuta Manfaat yang Baik Air Tajin Untuk Bayi dan Ibu Hamil

Cara Mencegah Anemia Pada Ibu Hamil

Tidak semua kasus anemia bisa dicegah. Namun, dengan mencukupi asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B12 sejak dini yaitu sebelum berencana hamil dapat mencegah anemia muncul tiba-tiba di masa kehamilan.

Nah, berikut beberapa hal yang disarankan dan harus dihindari untuk mencegah anemia pada Ibu hamil :

  1. Mengkonsumsi daging sapi tanpa lemak minimal 18 gram/hari.
  2. Mengkonsumsi kacang-kacangan minimal setengah cangkir/hari.
  3. Mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, contohnya seperti bayam sebanyak 1 cangkir/hari.
  4. Mengkonsumsi sereal yang mengandung zat besi.
  5. Menghindari konsumsi kopi dan alkohol yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi.
  6. Memasak dengan peralatan masak yang terbuat dari besi cor, hal ini karena makanan dapat menyerap sebagian zat besi dari wajan. 
  7. Perhatikan juga bahwa zat besi yang bersumber dari makanan hewani seperti daging, mampu diserap lebih baik oleh tubuh, dibandingkan dengan zat besi yang berasal dari sayuran atau buah-buahan.

Cara Mengatasi Anemia Pada Ibu Hamil

Ibu hamil membutuhkan paling tidak 27 miligram zat besi per harinya. Untuk mengatasi anemia pada Ibu hamil, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini :

1. Mengkonsumsi suplemen zat besi

Suplemen zat besi yang umum diberikan pada Ibu hamil adalah ferrous sulphate, yang dikonsumsi 2 hingga 3 kali per hari.

Namun, Ibu hamil tidak dapat mengkonsumsinya tanpa resep dari dokter, karena sebagian orang mengalami efek samping ketika mengkonsumsi suplemen zat besi tersebut, misalnya seperti sakit perut, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati, mual, hingga tinja yang berwarna gelap. 

Baca Juga :
1. Ternyata Konsumsi Kurma Untuk Ibu Hamil Memiliki Banyak Manfaat
2.  4 Manfaat Timun Suri Untuk Kesehatan Tubuh dan Ibu Hamil

2. Menambah asupan makanan kaya zat besi

Selain dengan mengkonsumsi suplemen, kekurangan zat besi juga dapat ditangani dengan pola makan yang sehat dan teratur.

Menambah asupan makanan yang mengandung zat besi merupakan salah satu cara pencegahan anemia pada Ibu hamil. Caranya yaitu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, dan menambahkan minimal tiga porsi makanan yang kaya akan zat besi. Contoh makanan yang mengandung banyak zat besi adalah :

  • Ikan, daging merah, daging ayam.
  • Sayur berwarna hijau gelap.
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian.
  • Sereal yang terfortifikasi zat besi.
  • Telur dan tahu.

3. Memenuhi kebutuhan vitamin C

Vitamin C berguna untuk tubuh agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal. Vitamin C dapat ditemukan dalam jeruk, stroberi, kiwi, dan juga tomat. Sebaiknya untuk asupan yang lebih optimal, kombinasikan makanan yang memiliki kandungan zat besi tinggi dengan makanan yang tinggi vitamin C.

Demikianlah penjelasan tentang penyebab, gejala, dan cara mengatasi anemia pada Ibu hamil. Jangan lupa untuk segera konsultasikan ke dokter apabila gejala anemia dirasa sudah parah, semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL