Image from ndika.net
Diceritakan juga bahwa dahulu kala kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan dengan kerajaan yang ada di India, seperti Colamandala dan Nalanda. Bahkan kerajaan Nalanda dulu juga telah membangun prasasti yang menceritakan tentang kerajaan Sriwijaya.
Dibalik sejarah berdirinya, ternyata kerajaan sriwijaya juga meninggalkan candi-candi. Apa saja ya kira-kira dan dimana letak peninggalan kerajaan sriwijaya? Berikut ulasannya.
Nama Kerajaan Sriwijaya sendiri diambil dari dua suku kata yaitu Sri dan Wijaya, Sri yang artinya gemilang atau bercahaya dan Wijaya yang berarti kemenangan. jika keduanya digabung, Sriwijaya artinya adalah suatu kemenangan yang gemilang.
Tak jarang pula nama sriwijaya disebut dengan nama yang berbeda disetiap daerah. Seperti dalam bahasa Pali dan Sansekerta, Sriwijaya disebut sebagai Javadeh dan Yavadesh.
Dalam Tionghoa dikenal dengan sebutan San-fo-ts’i, San Fo Qi atau Shih-Li-Fo-Shih, sedangkan dalam bangsa Arab mengenal Kerajaan Sriwijaya dengan sebutan Seibuzaatau Zabaj.
Kerajaan sriwijaya sudah terkenal sejak masa kejayaan yang luar biasa pada abad ke 9 hingga 10 masehi. Karena berhasilnya Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan melalui jalur laut atau maritim di wilayah Asia Tenggara.
Dalam beberapa pembahasan, sejarah Kerajaan Sriwijaya tidak disebutkan kapan sebenarnya kerajaan ini berdiri. Pasalnya bukti tertua berasal dari berita Cina. Berikut beberapa bukti kapan berdirinya kerajaan ini berdiri:
Seperti yang dilansir ndika.net, disebutkan pada tahun 682 M, ada seorang pendeta asal Tiongkok bernama I-Tsingingin mendalami agama Budha di wilayah India, kemudian singgah untuk mempelajari bahasa Sansekerta di Sriwijaya kurang lebih sekitar satu bulan.
Pada saat itu, tercatat bahwa kerajaan Sriwijaya dikuasai oleh Dapunta Hyang, selain berita dari Cina, bukti keberadaan kerajaan ini juga tertulis dalam beberapa prasasti, salah satunya terdapat dalam prasasti yang ada di Palembang yaitu Prasasti Kedukan Bukit (605/683M).
Di dalam prasasti telah disebutkan bahwa, Dapunta Hyang melakukan ekspansi selama 8 hari dengan membawa pasukan sebesar 2.000 tentara dan berhasil menguasai beberapa daerah.
Dikabarkan bahwa dahulu pedagang Arab melakukan kegiatan perdagangan di wilayah kerajaan. Sehingga tak menutup kemungkinan banyak barang tinggalan yang ditemukan dari bekas perkampungan bangsa Arab yang ada disekitar kerajaan Sriwijaya.
Diceritakan juga bahwa dahulu kala kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan dengan kerajaan yang ada di India, Seperti Colamandala dan Nalanda. Bahkan kerajaan Nalanda dulu juga telah membangun prasasti yang menceritakan tentang kerajaan Sriwijaya.
Dibalik sejarah berdirinya, ternyata kerajaan sriwijaya juga meninggalkan candi-candi. Apa saya ya kira-kira dan dimana letak peninggalan kerajaan sriwijaya? Berikut ulasannya.
Candi peninggalan kerajaan Sriwijaya yang terkenal yakni candi Muara Takus ini adalah candi peninggalan kerajaan Sriwijaya yang terletak di desa Muara Takus, kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Candi ini merupakan satu-satunya candi budha yang ada di wilayah Riau.
Di dalam kompleks candi tersebut ternyata terdapat candi lainnya yang biasa disebut candi Sulung, candi Bungsu, mahligai stupa dan palangka. Sampai sejauh ini belum ada yang bisa mengetahui kapan candi ini didirikan.
Candi Muaro Jambi adalah sebuah komplek candi agama Hindu dan Budha paling luas dan paling terawat di Indonesia yang diperkirakan sebagai candi peninggalan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu di Sumatera.
Candi Bahal atau Biaro Bahal atau Candi Portibi adalah komplek candi Budha aliran Vajrayana yang berada di desa Bahal, kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Rupanya candi ini dibangun dengan batu bata merah, diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke 11.
Arsitek bangunan candi yang diberi nama berdasarkan nama desa tempat ditemukannya candi ini hampir mirip dengan candi Jabung yang berada Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Nah itulah tadi ulasan singkat seputar sejarah candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya.