Mantan Istri Sule Meninggal, Bagaimana Asam Lambung Berisiko Kematian?

Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 06 Jan 2020

Mantan Istri Sule Meninggal, Bagaimana Asam Lambung Berisiko Kematian? - Image from today.line.me

Innalillahi Wainnailaihi Raji'un

Tak disangka-sangka mantan istri komedian Sule ini meninggal tanpa tahu penyebabnya. Banyak yang mengatakan bahwa ia terkena serangan jantung, namun ternyata akibat dari asam lambung. Mengapa asam lambung bisa sebabkan kematian?

Mantan istri komedian Sule, Lina Zubaedah, tutup usia pada Sabtu (4/1/2019) di Bandung pada pukul 5.30 WIB. Menurut suami Lina yang sekarang, Teddy, ibu dari penyanyi Rizky Febian itu meninggal karena penyakit lambung.​

"Jadi asam lambungnya naik, jadi sesak napas," kata Teddy seperti dikutip Kompas.com dari kanal YouTube Cumicumi, Sabtu (4/1/2020). Teddy pun membantah kabar yang menyebut penyebab kematian Lina adalah serangan jantung.

"Kalau serangan jantung, jantungnya kemarin udah di USG, itu semua bersih. Enggak ada flek, enggak ada apa-apa," papar Teddy. Lantas, bagaimana asam lambung menyebabkan sesak napas hingga kematian?

Diberitakan Kompas.com edisi (4/11/2013) dengan judul, Hati-hati GERD, jika Lengah akan Berakhir Petaka, asam lambung yang naik ke kerongkongan disebut juga dengan istilah gastroesofagheal reflux disease (GERD).

Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada dan pasien merasakan sensasi terbakar di dada, istilahnya heart burn.

Dalam edisi tersebut, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH yang saat ini menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan, nyeri di dada biasanya diikuti dengan mulut pahit. Hal ini karena ada asam yang naik ke tenggorokan (regurgitasi).

Asam lambung naik atau GERD bukanlah penyakit langka. Situs kesehatan Health Line, pernah menyebut ada 60 persen populasi orang dewasa di dunia yang berpotensi mengalami masalah asam lambung.

Karena banyaknya pasien asam lambung, penyakit satu ini kerap disepelekan dan tak ditangani dengan serius. Padahal menurut dr Ari, GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Baca Juga:

Ini karena asam lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan. Luka tersebut bisa meluas dan menyebabkan penyempitan pada kerongkongan bawah.

Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan yang menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra-kanker.

Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernapasan bawah (asma), bahkan sampai paru-paru (fibrosis paru idiopatik).

Tak jarang juga kematian yang dipicu oleh asam lambung. Pada 2004 di Amerika Serikat, tercatat ada 1.150 kematian yang disebabkan oleh asam lambung.

Deteksi GERD dengan kuesioner

Penyakit GERD bisa dideteksi dengan menggunakan kuesioner GERD. Total skor yang didapat dari kuesioner dapat diduga bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak.

Jika nilai kurang dari 8, kemungkinan tidak menderita GERD, jika > atau = 8 kemungkinan menderita GERD. Kuesioner GERD sendiri terdiri dari enam pertanyaan.

Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD, yaitu panas dada, seperti terbakar (heart burn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi). Sementara pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual.

Dua pertanyaan terakhir dari kuesioner ini adalah gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut. Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD

Tata laksana pengobatan GERD

"Prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi," kata Ari.

Tata laksana penyakit GERD berupa tata laksana non-obat/perubahan gaya hidup dan tata laksana obat-obatan.

Tata laksana non obat yaitu perubahan gaya hidup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tata laksana non-obat pasien GERD.

  • Menghindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan.​
  • Menghindari konsumsi secara bersamaan antara daging dan jeroan, seperti usus, otak, hati, paru, atau limpa.
  • Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan.
  • Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung, termasuk asam lambung, akan berbalik arah kembali ke kerongkongan.
  • Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas.
  • Hindari minum kopi, alkohol, atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut.
  • Hindari makanan yang mengandung cokelat dan keju.
  • Menghindari stres.
  • Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal.

Baca Juga:

Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalami GERD jika mengonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD.

Tata Laksana Obat-Obatan

Obat yang diberikan terutama obat-obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai anti-sekresi asam lambung.

Obat-obat kelompok ini terdiri dari dua kelompok obat, yaitu penghambat reseptor H2 (antagonis H2 reseptor) antara lain, ranitidin, famotidin, nizatidin, atau simetidin.

Kelompok kedua yang termasuk obat anti asam yang kuat, yaitu penghambat pompa proton, seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol, atau pantoprazol.

Antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD tersebut. Demikian sekadar informasi mengenai penyakit GERD.

Ternyata nyeri dada tidak selalu disebabkan oleh sakit jantung, sedangkan serangan jantung tidak selalu didahului oleh sakit dada karena ternyata nyeri ulu hati bisa merupakan gejala awal serangan jantung.

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat