Belajar Kesederhanaan dari Ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Mar 2020

Prinsip Ibu Sudjiatmi - Image from wajibbaca.com

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. 

Ibu Noto dikenal dengan pribadi yang sederhana. Prinsip-prinsip kesederhanaan beliau patut dijadikan teladan dan diikuti oleh semua orang. Inilah prinsip-prinsip kesederhanaan yang beliau anut.

Telah berpulang ke hadirat Allah SWT, Ibunda Jokowi, Ibu Hj. Sudjiatmi Notomihardjo, pada hari Rabu lalu, 25 Maret 2020, pukul 16.45. 

Kepergian Ibu Sudjiatmi tentunya membawa kesedihan mendalam bagi segenap masyarakat Indonesia, terutama bagi anak sulungnya, Presiden Joko Widodo.

Sambil mengenang beliau, ada salah satu pelajaran penting yang menjadi prinsip hidup beliau dalam menjalani kehidupan. 

Yakni prinsip kesederhanaan yang senantiasa menjadi pedoman beliau dalam hidup. Hal ini juga diungkapkan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ketika melayat ke rumah duka Ibunda Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo. 

Bagi Luhut, Sujiatmi Notomiharjo merupakan sosok ibu yang sangat sederhana.

Baca juga : Peneliti Menemukan, Virus Corona Bisa Hidup di Air Selokan, Benarkah?

"Yang saya kenal Bu Noto seorang ibu yang sangat sederhana. Saya kenal jauh sebelum ini karena sebelum Pilpres yang pertama sudah kenal 2014," kata dia usai melayat di rumah duka, Solo, Jawa Tengah, Kamis (26/3/2020).

Luhut juga mengaku sangat menghormati ibunda Jokowi karena sifat kesederhanaan beliau. 

"Saya hormat kepada Bu Noto ini karena kesederhanaan Beliau sampai Pak Jokowi menjadi presiden. Saya terus terang berduka sekali atas meninggalnya Beliau," ucap dia.

Sujiatmi, kata dia, menjadi teladan bagi seluruh wanita, agar hidup dalam kesederhanaan dan tidak berlebih-lebihan. Luhut mengungkapkan pula, kesedehanaan Ibu Sudjiatmi tercermin dari semua tingkah lakunya. 

"Tecermin dari semua tingkah lakunya," kata Luhut.

Berikut adalah prinsip-prinsip kesederhanaan yang dianut oleh Ibu Sudjiatmi yang barangkali bisa jadi contoh dan teladan bagi kita semua. 

Barang itu Punya Nilai Guna, bukan Nilai Pamer

Bagi Ibu Sujiatmi, semua barang sejatinya hanya punya nilai guna, fungsional. Bukan nilai pamer. 

Baju dan sepatu yang beliau pakai, kacamata yang beliau kenakan, serta tas yang dijinjing, semuanya bukanlah merek ternama. 

Biasanya beliau membeli barang-barang tersebut di kawasan Singosaren atau Pasar Klewer, di Mangga Dua atau di Thamrin City jika sedang berkunjung ke Jakarta. 

"Hidup itu untuk apa? Kaya raya untuk apa? Untuk apa punya mobil sepuluh? Apa iya kalau mau pergi sepuluh-sepuluhnya bisa dipakai?" 

Mobil yang beliau pakai sehari-hari adalah Toyota Rush, meski begitu tak ada keinginan untuk mengganti mobilnya dengan yang harga milyaran. Ketika beliau ditanya merek mobil yang bagus pun, beliau tak bisa menyebutnya. Beliau hanya mengatakan "Yang penting bisa dinaiki dan tidak mogok di jalan." 

Beliau juga memiliki pandangan sendiri terkait kelayakan hidup dalam berumah tangga. Menurutnya hidup layak adalah kalau masing-masing anaknya memiliki rumah, mobil, dan tabungan yang cukup untuk melakukan kegiatan sosial bermasyarakat. 

Baca juga: 10 Potret Haru Presiden Jokowi Temani Jenazah Ibunda Tercinta

Tabungan yang ia maksud adalah sejumlah uang yang bisa digunakan untuk mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan. Seperti kegiatan wisata di kelompok pengajan ataupun kegiatan sosial seperti memberikan sumbangan. 

Beliau selalu berpesan kepada anak-anaknya agar tidak menimbun kekayaan bagi cucu-cucunya kelak karena menurutnya masing-masing anak sudah memiliki rezeki sendiri-sendiri yang kelak akan mereka terima. 

"Hidup itu jangan serakah kalau sudah punya rumah satu, mobil satu, bisa membiayai anak sekolah, punya tabungan buat hidup bermasyarakat, sudah cukup itu" katanya tegas. 

Hidup sederhana selalu tampak dari keseharian Ibu Sujiatmi, meskipun kini anak sulungnya sudah menjadi orang nomer 1 di Indonesia dan mendapatkan berbagai penghormatan dari banyak orang. 

Merasa Cukup 

Ibu Sujiatmi juga senantiasa merasa cukup dengan apa yang sudah beliau miliki saat ini. Dengan segala kepunyaannya tersebut, dia tak pernah henti memanjatkan rasa syukurnya kepada Allah SWT. 

Desember 2014 lalu, Ibu Sujiatmi mengungkapkan bahwa dirinya telah merasa cukup, sambil duduk di kursi makan. "Apa yang saya miliki saat ini sudah lebih dari cukup," ucapnya. 

Saat beliau ditanya mengenai kebahagiaannya, dan apa yang beliau inginkan. Ibu Sujiatmi tersenyum dan berkata "Ini sudah cukup banyak, Jokowi juga sudah cukup. Anak-anak sudah cukup. Ndak pengen punya apa-apa. Punya ini ya disyukuri aja." tandasnya. 

Tak aneh jika, warisan moral kesederhanaan ini menurun kepada putranya, Joko Widodo. Kesederhanaannya tampak dari pakaian yang ia kenakan. Kemeja putih dan celana hitam, menjadi setelan favorit yang ia kenakan sehari-hari. 

Jokowi bahkan tak sungkan dan justru berbangga memakai sepatu buatan dalam negeri, yang harganya hanya sekitar 160.000 - 340.000. Beliau juga mengaku tidak pernah mengenakan pakaian merek ternama.

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat