Ilustrasi pasien kabur - Image from www.solopos.com
Lagi, untuk kedua kalinya ada pasien suspect corona yang kabur dari rumah sakit!
Kali ini, ibu-ibu suspect corona kabur dari rumah sakit, hal ini menjadi viral karena kisah tersebut jadi thread di twitter dan kemudian viral. Netizen juga banyak memberikan tanggapan atas kejadian tersebut. Berikut kisah lengkap yang diceritakan oleh anak dari ibu yang kabur tersebut.
Sebuah akun Twitter dengan nama @pedrogondem menceritakan tentang ibunya yang berstatus pasien suspect Virus Corona asal Lombok Timur, di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia kabur saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedjono.
Postingan tersebut mendapat banyak respon dari netizen, mulai dari disukai dan di re-tweet hingga hampir mencapai 14 ribu kali.
Baca juga :
"Jadi ibu saya pulang umroh sekitar awal Maret yg lalu, kemudian mendapatkan gejala Corona berupa flu, batuk dan demam" tulis Pedro dalam thread Twitter-nya.
Pedro (27) yang dihubungi pada Senin (15/3), mengungkapkan alasan ia menulis thread yang viral tersebut. Menurutnya para suspect Corona yang pernah diisolasi tidak ada yang berani berbicara ke publik. Terutama untuk mereka yang berasal dari daerah-daerah dengan fasilitas dan pelayanan kesehatannya masih kurang memadai.
"Saya juga ingin memberikan ketenangan kepada masyarakat bahwa Corona ini sama dengan virus-virus lain yang sebelumnya. Seperti Sars, Mers, Influenza, dan yang lainnya" ujar Pedro melalui pesan Twitter.
Pedro beserta keluarganya sangat memahami keresahan yang terjadi di masyarakat. Namun sang ibu benar-benar merasa tidak nyaman dan tidak betah dengan kondisi rumah sakit saat itu.
Apalagi ibunya di tempatkan sendirian tanpa teman bicara maupun hiburan. Selain itu, ruangan isolasi rumah sakit pada saat itu sempit, panas, gelap, kotor dan fasilitas tidak memadai.
Kedua hal itulah yang membuat sang ibu memilih 'kabur', karena tidak betah setelah beberapa jam diisolasi.
"Jangankan untuk orang tua, mungkin kalian jg akan merasakan setres, bingung, dan itu terjadi ke ibu saya, bahkan sakit darah tingginya muncul, membuatnya pusing dan tidak ada nafsu makan. Akhirnya atas keinginan dia, keluarga membawanya pulang tanpa mengabari pihak rumah sakit," tulisnya lagi.
Meskipun kabur, pihak Dinas Kesehatan akhirnya bisa menemukan 'jejak' sang ibu dan menemukan tempat tinggalnya. Pedro juga mengungkapkan, warga sekitar rumahnya juga sempat heboh dan mengunjungi sang ibu dengan menggunakan masker serta pakaian yang berlapis-lapis.
"Sebelum itu, sempat heboh di warga sekitar datang melihat ibu saya menggunakan masker dan pakaian-pakaian berlapis, dimana sebelumnya tersebar hoax bahwa ibu saya kena corona," tulisnya.
Berkat kesigapan tim medis dari Dinas Kesehatan Lombok Timur, itulah yang membuat Pedro bersyukur. Ibunya saat ini masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Setelah itu, Ibu saya masuk dalam kategori ODP (Orang dalam Pemantauan) Pihak Dinkes dalam hal ini ditunjuk Puskesmas terdekat untuk memantau perkembangan ibu saya dan orang-orang yg berinteraksi dengan ibu saya," lanjutnya.
Baca juga: Tak Ada Pilihan, di Italia Pasien Corona Berusia Lanjut Akan Dibiarkan Mati
Saat ini sudah hampir 14 hari sang ibu kabur dari RSUD Soedjono dan selalu mendapat kunjungan dari petugas kesehatan.
"Sudah 12 hari sejak ibu saya "kabur" dari rumah sakit, dan setiap hari orang puskesmas datang ke rumah utk memantau kesehatan ibu saya. Alhamdulillah-nya flu, batuk dan demam ibu saya sudah sembuh dari seminggu yg lalu," jelasnya.
Dalam waktu kurang dari 2 hari lagi, menurut Pedro ibunya akan memasuki tahap akhir inkubasi virus, sehingga jika perawatannya berhasil, maka bisa dinyatakan negatif.
"Di awal-awal, ibu saya sedih dijauhi oleh warga sekitar, namun setelah sembuh dari gejala virusnya, dia sudah enjoy bisa beraktifitas seperti biasa walaupun masyarakat sekitar masih ada yg khawatir utk berinteraksi, tapi dia sudah memakluminya," jelasnya.
Pedro melalui postingan-nya sangat berterima kasih kepada tenaga medis yang konsisten memantau kesehatan sang ibu. Apalagi Pedro menyadari risiko tertular sangat besar, namun mereka tetap menjalani tugas mulia ini demi kesembuhan orang lain.
Menurutnya dengan membagikan kisah sang ibu yang kabur dari RSUD, ia tidak bermaksud membela sang ibu atau mendukung suspect corona untuk kabur dari rumah sakit.
Ia ingin menyampaikan sudut pandang ibunya hingga alasan-alasan mengapa ia kabur. Sehingga masyarakat bisa mengetahui lebih jelas apa yang dihadapi orang ketika diisolasi.
"Oh ya, saya tidak dalam posisi membenarkan tindakan ibu saya yg "kabur", hanya memberikan cerita dari point of view suspect nya saja, biar masyarakat tahu apa yg mereka hadapi ketika diisolasi, mengingat masyarakat sudah banyak kemakan hoax dan politisasi wabah ini 🙏" tulisnya sebelum mengakhiri thread tersebut.
Ada beragam reaksi netizen yang menanggapi kisah yang dibagikan Pedro tersebut. Salah satunya dari akun Twitter @sissassy.
"Tetap saja kabur dari RS tidak bisa dibenarkan. Kepikiran g, kalau ternyata positif serumah termasuk tetangga kanan-kiri kena getahnya harus isolasi juga. Ini masukan buat rumah sakit supaya menyediakan hiburan TV/WiFi/koran/majalah, jg lebih transparan dgn prosedur isolasinya," tulis @sissassy.
Pedro juga memberikan beberapa saran, salah satunya adalah ia meminta siapa pun untuk mengurangi keluar rumah serta mematuhi aturan social distancing.
Masyarakat bisa memanfaatkan momen tersebut untuk quality time dengan keluarga. Selain itu dia juga memberikan harapan kepada semua pembaca, jika mengidap penyakit ini besar harapan untuk sembuh, jadi jangan berputus asa.
Baca juga: Warga +62 Malah Liburan Ditengah Wabah Corona, `Oh santai aja, kan cuma flu ini!`
"Ingatlah, virus corona ini sifatnya self limiting disease, yg artinya bisa sembuh sendiri seperti flu. Ibu saya yg sudah berusia 60 tahun ke atas pun, yg semoga segera, bisa sembuh, apalagi kalian yg masih muda" tulis Pedro sebagai simpulan.
Belum lama ini, pemerinta juga menerbitkan kebijakan dan imbauan kepada masyarakat, terkait pasien covid-19 yang tidak mengalami gejala harap mengisolasi diri sendiri secara mandiri di rumah.
Jika menilik kejadian tersebut. mengisolasi di rumah mungkin menjadi hal yang positif. Asalkan isolasi dilakukan dengan prosedur yang ketat dan tepat. Sehingga penularan kepada orang lain dari pasien tersebut bisa dicegah.
Selain itu keluarga pasien tersebut juga harus diedukasi dan dibimbing cara perawatan dan berkontak yang benar, sehingga tidak rentan tertular virus corona.