Ternyata ini rahasia kelanggengan pernikahan Quraisy Shihab
Pernikahannya langgeng dari Quraisy Shihab, bisa menjadi panutan kita semua. Lantas bagaimana tips agar rumah tangga bisa berjalan awet sebagaimana Quraish Shihab? Berikut kisah lengkapnya yang bisa bermanfaat untuk rumah tangga Bunda.
Kita semua pasti sudah tak asing lagi dengan Najwa Shihab, pemandu acara di program televisi ternama yakni Mata Najwa.
Tayangan yang meski sudah ganti statiun TV namun tetap laris manis di hati pemirsanya.
Selain itu, pasti juga sudah mengenal bahwa Najwa Shihab merupakan salah satu putri dari Quraish Shihab. Untuk tahu, sederhananya orang tahu nama belakang yang sama. Dan garis wajah yang tak berbeda jauh.
Quraish Shihab dan sang istri, Fatmawati memiliki perbedaan usia 10 tahun lebih.
Baca juga : Berhasil Didik 5 Anaknya Hingga Sukses, Quraish Shihab Bagikan Kuncinya
Selain itu keduanya juga memiliki perbedaan budaya dan tradisi, sebab Quraish berasal dari Makassar sedangkan sang istri berasal dari Solo.
Saat menikah, Quraish berusia 31 tahun dan saat itu menjabat sebagai Rektor di IAIN Alauddin sedangkan Fatmawati saat itu masih berusia 20 tahun dan berstatus sebagai mahasiswi semester 3.
Keduanya dipertemukan oleh Hasan Assegaf, paman dari Fatmawati. Awalnya Quraish Shihab tak ingin berjodoh dengan orang di luar Makassar, namun Tuhan memberikan jodoh terbaiknya yang berasal dari Solo.
Dan sosok fatmawati ini ternyata memang jodoh yang selama ini diidam-idamkan oleh Quraish Shihab.
Sebab beliau sering berdoa ingin memiliki istri yang pandai berbahasa inggris dan Prancis.
Fatmawati menjadi jawaban atas doa tersebut. Diketahui, ia sangat fasih berbahasa inggris sejak usia remaja.
Fatmawati dan Quraish Shihab hanya bertemu dua kali sebelum menikah. Masa pengenalan dan pendekatan terjadi setelah keduanya menikah.
"Apakah itu cinta pada pandangan pertama?" tanya Najwa.
Fatmawati hanya tertawa dan membiarkan sang suami menjawab pertanyaan tersebut.
"Tidak ada cinta dalam pandangan pertama, bohong kalau ada. Cinta itu baru benih. Cinta itu harus diperjuangkan," tutur Quraish Shihab.
Lebih lanjut Quraish Shihab menceritakan tentang perjuangannya menjalin hubungan dengan istri.
"Kami tidak pacaran, hanya dua kali bertemu, sebulan setelahnya menikah. Setiap hari, ada hal-hal yang tidak diduga sebelumnya. Bisa jadi baik, bisa jadi berbeda. Manusia semua berbeda, kalau perbedaan ditonjolkan gagal perkawinan. Di sini harus berjuang," paparnya.
Quraish juga menambahkan, "Itu sebabnya orang berkata, pada masa pacaran, pada masa bulan madu, semuanya indah. Setelah itu terbongkar rahasianya. Kalau tidak dikelola dengan baik, gagal. Dari situ kita berjuang, mencari titik temu. Mundur selangkah, setelah itu baru terjadi penghangatan hubungan. Setelah itu baru terjadi cinta."
Perjuangan dalam pernikahan itu juga termasuk menyatukan perbedaan antar pasangan. Mencari titik temu dari perbedaan tersebut. Dan berjuang bersama.
"Cinta itu harus dipupuk, jangan dibiarkan. Disiram dengan air cinta, dengan air kasih sayang. 45 tahun ini penuh perjuangan. Dengan derita, air mata, juga doa"
Perjuangan saling mencari titik temu dalam perbedaan ini dialami nyata oleh Fatmawati.
Sejak muda, dirinya sangat menyukai musik barat. Namun ketika menikah, ia harus menyesuaikan dengan sang suami yang suka musik arab.
Setelah menikah, lambat laun, sang istri juga menyukai selera musik suami.
Nah itulah tips pernikahan langgeng dari Quraish Shihab. Bahwa cinta itu harus diperjuangkan bersama serta selalu dipupuk. Bukan hanya dibiarkan saja.
Serta terus mencari titik temu dari setiap perbedaan. Sehingga perbedaan bukanlah jurang dari perpisahan, justru semakin menghangatkan sebuah pernikahan.