Suami istri makan romantis - Image from islampos.com
'Huh, wanita memang begitu!'
Pernahkah para suami menyerah dengan perilaku sang istri, entah karena istri terlalu cerewet, terlalu perasa atau tidak bisa dibilangin?
Sering kita mendengar bahwa “wanita itu bengkok” seperti tulang rusuk. Tentu mungkin ada yang bertanya-tanya maksudnya apa? Apakah dia benar-benar diciptakan dari tulang rusuk nabi Adam?
Atau sifatnya yang memang “bengkok” dan perlu diluruskan oleh laki-laki?
Memang benar terdapat beberapa hadis yang menjelaskan bahwa “wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Baca juga : Tanpa Diragukan Lagi Begitu Dahsyatnya Doa Orangtua untuk Anak
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ, لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ, فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ, وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” (HR. Muslim)
Dan sabda beliau,
اسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ … -وَفِي رِوَايَةٍ- الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ
“Berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri), karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk…” Dalam satu riwayat: “Wanita itu seperti tulang rusuk….” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Maksud tulang rusuk laki-laki yaitu tulang rusuk Nabi Adam ‘alaihissalaam, sebagaimana dalam Al-Quran. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisaa: 1)
Jika melihat penjelasan ulama, maka bengkok bisa diartikan dengan :
Karena memang wanita terkadang lebih perasa, hal ini didukung berbagai penelitian mengenai otak perempuan dan otak laki-laki.
Karenanya suami selayaknya memaklumi kebengkokan wanita dan bersabar.
Misalnya ketika sensitif datang bulan, maka selayaknya suami mengingat kebaikan-kebaikan istri yang merawat anak-anak dan bersabar di dalam rumah tangga.
Demikian pula para istri, juga harus sadar bahwa terkadang dia bengkok dan mungkin sering menyusahkan suami, membentak suami dan kadang tidak bersyukur dengan kebaikan suami.
Ingat juga bahwa kebanyakan penduduk neraka adalah wanita, karena seringnya mengingkari pemberian dan kebaikan suami.
Berikut penjelasan ulama mengenai “kebengkokan wanita”, Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah (semacam MUI di Saudi):
“Dzahir hadits menunjukkan bahwa wanita (yang dimaksud di sini adalah Hawa) diciptakan dari tulang rusuk Adam. Pengertian seperti ini tidaklah menyelisihi hadits lain yang menyebutkan penyerupaan wanita dengan tulang rusuk.
Bahkan diperoleh faedah dari hadits yang ada bahwa wanita serupa dengan tulang rusuk. Ia bengkok seperti tulang rusuk karena memang ia berasal dari tulang rusuk.
Maknanya, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok maka tidak bisa disangkal kebengkokannya.
Apabila seorang suami ingin meluruskannya dengan selurus-lurusnya dan tidak ada kebengkokan padanya niscaya akan mengantarkan pada perselisihan dan perpisahan. Ini berarti telah mematahkannya.
Namun bila sang suami bersabar dengan keadaan si istri yang lebih sensitif perasaannya niscaya akan langgenglah kebersamaan dan terus berlanjut pergaulan keduanya.
Hal ini diterangkan para pensyarah hadits ini, di antaranya Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (6/368) semoga Allah Ta’ala merahmati mereka semua.
Dengan ini diketahuilah bahwa mengingkari penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam tidaklah benar.”
(Fatwa no. 20053, kitab Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta`, 17/10)
Demikian semoga bermanfaat bagi pasangan suami istri, khususnya pada suami untuk lebih memahami kondisi istrinya. Serta bersabar dengan perilakunya.