Karyawan di PHK - Image from radarbali.jawapos.com
Yang gajinya gede saja tak bisa mencukupi
Gaya hidup yang tinggi membuat karyawan dengan gaji 80jt per bulan ini kalang kabut setelah di PHK selama 2 bulan.Banyak cicilan yang numpuk belum lagi biaya hidup keluarga yang tinggi. Kalangan atas saja bisa kalang kabut gara-gara corona, apalagi yang masih kekurangan?
Pandemi virus corona membawa dampak besar bagi perekonomian dunia, begitu juga di Indonesia.
Jutaan karyawan di PHK dan dirumahkan akibat wabah virus corona ini. Tak sedikit mereka yang di-PHK dan dirumahkan menjadi pusing tujuh keliling karena tidak ada lagi pemasukan untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Baca juga : Sering Haus Selama Puasa? Ini 6 Tips Mudah untuk Mengatasinya
Seperti cuitan salah satu netizen dalam akun Twitternya @_pasiholan menyebut temannya berprofesi sebagai karyawan swasta dengan gaji Rp80 juta-an per bulan kini harus menerima kenyataan pahit karena di-PHK oleh perusahaannya.
Akibatnya, rumah tangga karyawan tersebut berantakan lantaran biaya hidup keluarganya selama ini tergolong tinggi.
Dia menyebut, temannya tersebut memiliki cicilan kredit mobil mewah dan kredit rumah di Kota Wisata yang mencapai Rp3 miliar. Saat ini, tabungannya sudah menipis dan merasa kebingungan dengan kondisi yang dialaminya saat ini.
Teman saya kerja di perusahaan swasta bergaji 80 jutaan per bulan.
— Sihol (@_parsiholan_) April 23, 2020
Baru 2 bulan dirumahkan, rumah tangganya langsung berantakan krn selama ini keluarganya berbiaya tinggi.
Kredit mobil mewah, kpr rumah di Kota Wisata harga 3 M.
Tabungan tipis.
Skrg mereka bingung. Kasihan.
Beragam komentar dikeluarkan oleh para netizen lainnya terkait cuitan tersebut. Seperti diungkapkan pemilik akun @muthiastp.
"Intinya hidup jangan kebanyakan cicilan. Kita ga tau apa yang bakalan terjadi besok. Kalo ada alhamdulillah. Kalo engga, ya gapapa," cuitnya.
Sementara akun lain ikut berkomentar bahwa biaya hidup di Kota Wisata memang tergolong mahal.
Warganet lain justru mengambil hikmah atas kejadian yang dibagikan pemilik akun tersebut.
"Jadi saya tau maksud dari bapak sayang yg sering bilang, "Banyak belum tentu cukup, sedikit belum tentu kurang." Hidup itu sesuai kemampuan, bukan kemauan," tulis pemilik akun @auliam_33.
Bahkan unggahan ini sempat di repost oleh akun instagram @Jouska, salah satu lembaga penasehat keuangan. Postingan tersebut menanyakan tentang kondisi keuangan kelas ekonomi menengah, apakah mengalami hal yang serupa atau justru aman.
Menanggapi hal tersebut, pengikutnya saling mengisi komentar dengan kondisi ekonominya masing-masing. Ada yang berkisah tentang token listriknya.
"Token aja alhamdulillah masih sering bunyi tiiiit tiiiiit, pengen tak bius!" tulis akun @nailaaroftn.
Sedangkan yang lainnya ada yang memisahkan antara kondisi kelas menengah ke atas dengan kelas menengah lainnya.
"Kalo kelas menengah agak keatas keknya relatif aman, tapi yang kelas menengah mepet garis angsuran dipaksa nostalgia balik ke zaman perjuangan," tulis pemilik akun @sebat_project.
View this post on InstagramA post shared by Jouska Indonesia (@jouska_id) on Apr 23, 2020 at 4:54pm PDT