Ilustrasi - Image from www.ruangmuslimah.co
Banyak yang beranggapan sinis dan tidak percaya dengan kekuatan doa..
Nyatanya, penelitian pada 2011 telah menemukan adanya dampak agama terhadap kondisi kesehatan seseorang. Bagaimana dampaknya, dan apakah kekuatan doa bisa mempercepat kesembuhan pasien corona? Berikut penjelasan dari ilmuwan.
Di tengah penelitian obat dan vaksin yang efektif bagi pasien COVID-19, para peneliti terus mencari alternatif untuk membantu mempercepat pemulihan pasien corona.
Salah satu penelitian bahkan berfokus pada kekuatan doa yang disebut mampu meningkatkan peluang pasien pulih dari penyakit COVID-19.
Para peneliti di Kansas City Heart Rhythm Institute bertujuan untuk melihat efek dari "intervensi supernatural sejati".
Baca juga : Waduh, Main Sosmed Bisa Kurangi Pahala Puasa, Kok Bisa?
Tim telah mengumpulkan data dari 1.000 pasien COVID-19 yang saat ini dalam perawatan intensif di rumah sakit New York.
Setengah pasien berdoa dalam berbagai keyakinan, seperti halnya agama Islam, Kristen, Hindu, Yahudi, dan Budha. Peneliti juga akan memantau perubahan tingkat kesehatan mereka dalam empat bulan terakhir.
"Kita semua percaya pada sains, tapi kita juga percaya pada kekuatan iman," tutur ketua peneliti dan ahli jantung Dhanunjaya Lakkireddy dilansir dari Medical Daily.
"Jika ada kekuatan gaib, yang banyak dari kita percayai, akankan kekuatan doa dan intervensi ilahi mengubah hasilnya? Itu pertanyaan kami," lanjutnya.
Namun ia mengakui beberapa orang juga meragukan tentang kekuatan doa pada pasien COVID-19. Lakkireddy mengatakan bahkan istrinya sendiri, yang juga seorang dokter, menyatakan prihatin dengan adanya penelitian ini.
"Tapi ini tidak menempatkan siapapun dalam bahaya. Sebuah keajaiban bisa terjadi. Selalu ada harapan, bukan?" tuturnya.
Lakkireddy mengatakan dia percaya "dalam kekuatan semua agama" untuk membantu menyelamatkan manusia dari pandemi corona yang saat ini tengah meluas ke seluruh penjuru dunia.
Penelitian terhadap kekuatan doa sebenarnya mendukung penelitian tahun 2011 yang meneliti hubungan antara agama pada kesehatan manusia.
Pada penelitian tersebut disebutkan partisipasi keagamaan yang teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan psikologis, fisik dan mengurangi risiko orang meninggal lebih awal.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Religion and Health, menunjukkan bahwa agama memberikan efek positif saat masa stres. Hal ini membuat interaksi sosial yang bermakna dan menumbuhkan keoptimisan yang mengurangi risiko depresi mereka.
Orang beragama juga lebih cenderung menghindari berbagai kebiasaan buruk terhadap kesehatan. Seperti merokok atau minum berlebihan. Para peneliti juga menemukan kelompok tersebut terlibat dalam perilaku gaya hidup yang lebih sehat.