Dianjurkan tidak salam-salaman dan kunjung-mengunjungi...
Lebaran ini akan terasa semakin berbeda dengan biasanya. Sebab MUI menganjurkan agar tak salam-salaman saat silahturahim idul fitri. Padahal hal itu sudah jadi tradisi, begini alasan dan dalilnya.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk menghindari bersalaman pada momen Hari Raya Idul Fitri di tengah pandemi wabah Covid-19.
Dia mengatakan, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, sebaiknya tidak bersalam-salaman.
"Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan berupa penyebaran dan penularan dari virus corona tersebut karena salah satu cara penyebaran virus ini yang paling efektif adalah melalui salaman," kata dia dalam keterangan tertulis dilansir dari Republika.co.id, Jumat (15/5).
Baca juga : Ngawur, Pasien Corona Ngamuk Saat Dijemput Petugas, Kejar dan Peluk Warga Agar Tertular
Selain itu, Anwar juga meminta masyarakat Muslim tidak melakukan acara kunjung-mengunjungi selepas sholat Idul Fitri seperti tradisi biasanya.
Pasalnya, melakukan hal itu dalam masa Covid-19 ini jelas sangat berisiko tinggi untuk tertular Covid-19.
"Kita mengimbau umat dan masyarakat lebih mengedepankan usaha menjaga dan melindungi diri kita masing-masing supaya tidak jatuh ke dalam hal-hal yang akan membahayakan kepada kesehatan dan jiwa kita," ucapnya.
Apalagi, dalam agama, menjaga diri untuk tidak terjatuh ke dalam bencana dan kemudharatan hukumnya adalah wajib. Anwar melanjutkan, sedangkan bersalam-salaman hukumnya sunnah.
"Sebagai alternatifnya, agar kita tetap dapat bisa menyambung tali silaturahim dan untuk bisa saling menyampaikan maaf, maka sebagai gantinya kita dapat melakukannya melalui telepon, SMS, WA, video call, dan sebagainya," tutur dia.
Menghindari kemudharatan juga salah satu perilaku taat terhadap perintah Allah SWT, sebagaimana yang tertulis pada firmannya:
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." QS Al Baqarah ayat 195.
Anwar menjelaskan, ada sebuah dalil yang menjelaskan baiknya aktivitas berjabat tangan antar umat Islam. Hal ini diriwayatkan Abu Daud yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
"Bila ada dua orang Muslim yang bertemu, lalu mereka berjabat tangan maka dosa keduanya sudah diampuni sebelum mereka berpisah."
Karena itu, bersalam-salaman dalam Islam merupakan sunnah Rasulullah SAW dan juga baik untuk dicontoh.
Namun, syariat itu tentu saja tidak bisa dilakukan kepada semua orang kecuali hanya pada orang-orang yang diperbolehkan oleh agama atau mahramnya.
"Kalau dia bukan mahram, tentu kita tidak akan bersalaman dengannya, tapi dengan menggerakkan kedua tangan misalnya ke dada kita masing-masing sambil mengangguk," tutur Anwar.
Dia menambahkan, bersalam-salaman di Indonesia memang sudah menjadi tradisi yang dilakukan mayoritas orang.
Hal ini nampak saat hari raya idul fitri terlihat rumah-rumah diisi banyak orang dan tampak budaya bersalam-salaman kepada setiap orang. Sebagai bentuk menjaga silahturahim dan juga saling bermaaf-maafan.
Hal itu, menurut Anwar, tentu sebuah budaya dan tradisi yang baik yang harus dipertahankan. "Karena dengan adanya sentuhan tangan itu rasa akrab dan persaudaraan antara kita benar-benar terasa hidup dan tumbuh dalam diri masing-masing," ucapnya.
Oleh sebab itu, di Hari Raya Idul Fitri nanti sebaiknya kita patuh terhadap anjuran ini. Tak hanya memberikan kebaikan pada kita dan keluarga, namun juga bisa memberikan kita pahala karena taat terhadap perintah Allah SWT untuk menjauhi mudharat.
Semoga kita semua dilindungi oleh Allah SWT dari segala penyakit dan keburukan di dunia dan akhirat.