Ilustrasi - Image from www.youtube.com
Saat ini lagi rame ramenya gowes, kalau Anda ikut gowes jangan pakai masker seperti ini ya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberikan nasehat kepada warganya yang bersepeda untuk berhati-hati, terutama jika menggunakan masker saat bersepeda.
Pesan tersebut disampaikan Hendrar karena ada dua warga Semarang, Jawa Tengah, yang meninggal dunia ketika bersepeda. Dua orang itu diduga sesak napas karena tetap pakai masker saat menggowes sepedanya.
"Kalau olahraga pakai masker malah bahaya. Sudah ada dua warga kita yang meninggal karena pakai masker saat gowes. Maka kalau olahraga tidak usah pakai masker tapi sewaktu istirahat baru dipakai maskernya," kata Hendrar kepada wartawan di Semarang, Sabtu (20/6/2020).
Hendrar menjelaskan, setelah ada pelonggaran dari pemerintah, mulai banyak orang yang berolahraga di luar rumah dengan bersepeda. Namun, dia juga mengingatkan, orang yang keluar rumah untuk mengayuh sepeda jangan sampai membuat kerumunan.
"Semakin banyak yang pengen sehat dengan bersepeda akhirnya muncul persoalan pada saat mereka beristirahat berkerumun. Lalu lupa pakai masker kemudian foto-foto. Penularan (Covid-19) bisa saja terjadi," sebut Hendrar.
Hingga kini, Hendrar mengatakan, belum ada laporan orang yang terinfeksi virus corona setelah berolahraga di luar rumah. Dia pun berharap tidak ada penularan dari kegiatan itu.
Untuk menjaga agar orang yang bersepeda di ruang publik tetap mematuhi protokol kesehatan, Hendrar sudah meminta sejumlah pejabat untuk memantau pelaksanaannya.
Amankah Pakai Masker saat Olahraga?
“Kebanyakan orang bisa berolahraga dengan masker,” Grayson Wickham, terapis fisik sekaligus spesialis kekuatan dan pengondisian fisik, dilansir dari vice.com.
“Tapi, kalian harus memperhatikan kondisi tubuh saat berolahraga. Apakah ada gejala-gejala seperti pusing, mati rasa atau kesemutan, dan sesak napas.”
Sehingga, bagi yang akan berolahraga di luar rumah sebaiknya berhati-hati saat memakai masker jika memiliki masalah kardiovaskular atau pernapasan.
Napas kita biasanya menjadi lebih cepat selama berolahraga, dan dengan mengenakan masker dapat membuat tekanan lebih besar pada aliran udara.
Hal ini menyebabkan aktivitas fisik terganggu karena kekurangan oksigen.
Diperparah lagi dengan karbondioksida tak bisa keluar gara-gara terhalang masker, sehingga kita menghirup kembali karbon dioksida yang sudah dikeluarkan.
Hal ini tentu dapat menurunkan fungsi kognitif dan meningkatkan laju pernapasan.
Selain itu, keringat akan menempel dan membasahi masker, sehingga pemakaiannya merasa tidak nyaman. Serta mikroorganisme akan lebih cepat berkembang pada masker tersebut karena lembab.
Terlepas dari semua risiko tersebut, mau tak mau kita masih harus memakai masker saat keluar rumah.
Bukan hanya karena disuruh pemerintah, tetapi demi meminimalisir penularan virus corona.
“Olahraga lari bagus untuk kesehatan tubuh,” kata Benjamin Cowling, guru besar epidemiologi dan biostatistik di Universitas Hong Kong, kepada New York Times.
“Risiko penularannya kecil, baik untuk orang lain jika pelari terinfeksi maupun untuk pelari jika orang yang mereka lewati terinfeksi.”
Tapi balik lagi, orang-orang pasti akan merasa sangat tidak nyaman jika mereka melihat di sekitarnya ada yang tidak mengenakan masker.
Jika memang ingin berolahraga di luar dan terpaksa melakukannya diluar, kalian bisa mengurangi intensitasnya. Jadi pilih olahraga yang lebih ringan untuk jantung dan pernafasan.
“Kurangi intensitas olahraga kalian, dan perhatikan pernapasan dan detak jantungmu,” ujar Dr Sarah Fankhauser. Alih-alih berlari, kita bisa berjalan sehat saja.
Nah itulah penjelasan penggunaan masker saat olahraga. Jika memang ingin olahraga di luar rumah sebaiknya lakukan olahraga ringan yang tidak terlalu membebani organ pernafasan ya.