Ibu-ibu berunjuk rasa agar anak tetap sekolah seperti biasa - Image from kompas.com
Jika tetap libur, ibu-ibu khawatir pendidikan anak-anak terampas.
Bahkan, ada ibu-ibu yang mengancam hendak pindahkan anaknya jika sekolah tetap saja melaksanakan belajar jarak jauh. Salah satu wali murid bercerita anaknya hanya sibuk bermain dan tidak belajar. Ini kebijakan sekolah atas protes tersebut.
Ibu- ibu wali murid di Pamekasan, Jawa Timur, mendatangi sekolah di Desa Tebul Barat, Kecamatan Penganten, dan memprotes keputusan meliburkan anak-anak lagi.
Mereka meminta pihak sekolah untuk segera memulai pelajaran dan mengadakan lagi belajar dengan tatap muka di sekolah. Aksi para wali murid tersebut sempat menjadi viral di media sosial dan jadi perbincangan warganet.
"Kalau tetap diliburkan, anak-anak kami terampas pendidikannya. Kami takut anak kami bodoh," kata salah satu ibu dalam video yang beredar luas.
Dikutip dari Kompas.com, para ibu merasa khawatir terhadap program pendidikan jarak jauh selama pandemi tak pernah berjalan sesuai dengan harapan.
Akibatnya, menurut Mustofa, anak-anak selama sekitar empat bulan sejak wabah corona, hanya sibuk bermain dan tidak belajar.
"Wali murid kesal karena libur sekolah terlalu lama. Mereka mendesak agar sekolah diaktifkan kembali," ungkap Mustofa.
Tampak para ibu mendatangi sekolah bersama anak-anak mereka yang telah rapi memakai seragam sekolah dan juga membawa tas.
Salah satu ibu bahkan sempat mengancam akan memindahkan anaknya jika sekolah tak segera dibuka lagi.
"Jika sekolah ini diliburkan, kami akan memindahkan anak kami ke sekolah lain," kata salah seorang ibu yang mengenakan kerudung merah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan mengaku, pihaknya belum mendapatkan laporan dari kepala sekolah SD tersebut.
Akan tetapi, menurutnya, sekolah tetap akan menuruti imbauan pemerintah untuk melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh.
“Tetap tidak bisa dibuka lagi karena kalau dibuka bisa melanggar SKB Menteri,” ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar Fatimatus Zahrah ketika dikonfirmasi.
Memang di masa sulit seperti pandemi saat ini semua serba salah, terutama kaitannya dengan perkara pendidikan.
Saat tatap muka belajar sekolah diganti dengan belajar jarak jauh melalui online, ada yang mengeluh anak kesulitan memahami pelajaran, anak lebih banyak bermain dan lainnya. Namun, positifnya adalah anak terbebas dari ancaman penularan corona.
Sedangkan saat anak-anak dipaksa belajar di rumah saat pandemi corona seperti ini, anak-anak mungkin bisa lebih mampu memahami pelajaran dan waktunya efektif untuk belajar.
Namun bahaya corona bisa menghantui mereka setiap saat. Apalagi jika wilayahnya masih masuk dalam zona merah corona. Kalau menurut Bunda mana yang lebih baik?