Ilustrasi wanita haid - Image from hellosehat.com
Secara medis, shalat saat sedang haid sangat berbahaya
Ternyata dibalik larangan shalat pada wanita yang mestruasi ada hikmah khususnya di aspek kesehatan wanita. Meski tak bisa shalat, wanita yang sedang haid masih punya kesempatan besar untuk ibadah kepada Allah SWT.
Wanita yang sedang menstruasi (haid) dilarang untuk mengerjakan beberapa ritual keagamaan seperti sholat dan berpuasa. Ternyata, larangan tersebut memberikan hikmah kesehatan bagi para wanita.
Larangan sholat bagi wanita haid tertulis dalam hadist dan ditegaskan oleh Rasulullah secara langsung.
Hadist ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA yang berkata beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak diterima sholat tanpa bersuci dan tidak pula shadaqah dari ghulul (hasil penipuan),”.
Hadits lainnya yang diriwayatkan Aisyah juga demikian, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila menstruasi datang, maka tinggalkanlah sholat dan apabila pergi (sudah selesai haid) maka bersihkanlah darah dari dirimu dan sholatlah,”.
Adapun larangan tersebut ternyata menuai hikmah positif khususnya pada kesehatan para wanita.
Dalam buku Sehat dengan Ibadah karya Jamal Muhammad Az-Zaki dijelaskan, jika orang yang sedang haid mengerjakan sholat, maka akan menganggu kesehatan dirinya.
Sebab secara medis, diketahui hal itu dapat menyebabkan terdorongnya darah ke rahim dalam jumlah besar. Sehingga menyebabkan wanita banyak kehilangan darah dan turun bersamaan dengan darah menstruasi.
Kadar darah dan cairan-cairan yang hilang dari tubuh wanita selama haid bisa mencapai 34 mililiter darah (ml). Sama halnya dengan cairan-cairan lainnya.
Sehingga, jika perempuan yang sedang haid menunaikan sholat, maka bisa menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuhnya.
Sebab, butir-butir darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh semakin sedikit, karena keluar bersamaan darah yang kotor dan hilang dari tubuh.
Selain itu, pendarahan secara umum dapat meningkatkan penyebaran berbagai penyakit.
Oleh sebab itu, pada wanita yang sedang haid, Allah menjaga dan melindunginya dari penularan penyakit karena terjadinya konsentrasi butiran-butiran darah putih pada rahim selama haid. Hal ini demi melindungi wanita dari beragam penyakit.
Jika seorang wanita haid menunaikan sholat, maka ia berpotensi kehilangan banyak darah dan butiran-butiran darah putih. Hal tersebut dapat mengancam kinerja seluruh organ tubuh seperti hati, limpa, kelenjar limpa, otak, dan lain sebagainya.
Dari realita inilah tampak kebijakan pelarangan shalat bagi perempuan yang sedang menstruasi hingga dirinya suci.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 berbunyi: “Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah bahwa itu adalah sesuatu yang kotor."
Di samping realita bahwa pergerakan fisik terutama saat sujud dan rukuk dapat meningkatkan aliran darah ke rahim dan mudah hilang sia-sia. Di samping itu, wanita juga bisa kekurangan zat mineral dalam tubuh.
Para dokter dan ahli kesehatan juga sering menyarankan wanita yang sedang haid untuk beristirahat cukup dan banyak mengkonsumsi makanan bergizi. Hal itu agar tubuh wanita tidak kehilangan banyak darah dan zat garam yang vital bagi tubuh.
Dari pengetahuan tersebut, banyak hikmah dari pelarangan sholat bagi wanita haid maupun puasa.
Maka, penting bagi wanita haid untuk memanfaatkan waktu semasa haid untuk bermuhasabah. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara-cara lain yang positif.
Muhasabah bisa dilakukan sambil menunggu masa haid selesai. Setelah haid selesai, maka bersegera lah untuk bersuci dan kembali menikmati indahnya menunaikan sholat dan puasa.